2. English Club

44 6 0
                                    

     Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu, kini Antha sedang mengadakan perkumpulan pertama ekskul yang diikutinya. Disuatu ruangan serbaguna yang memang bisa dipakai untuk apapun, tak terkecuali ekskul yang diikuti Antha.

Ketiga teman Antha sedang mengikuti ekskul basket.

Antha memahami kata-kata yang diberikan oleh ketua ekskul nya, English Club.

"Berhubung ini hari pertama kita kumpul, gimana kalau sekarang kita perkenalan diri dulu aja?" Ucap Damar selaku ketua English Club.
Antha mengetahui namanya, sebab tertera di badge seragam Damar.

"Tungguin yang lain kumpul dulu, Mar. Baru kita mulai," ucap Dean.

Yang mengikuti ekskul ini memang tidak begitu banyak, terhitung hanya 10 orang kelas X dan 2 orang kelas XI. Sudah termasuk Damar dan Dean.

Antha duduk sambil memperhatikan cuap-cuap antara Damar dan Dean. Sisanya suara-suara obrolan orang-orang didalam ruangan ini. Sebagian yang mengikuti ekskul ini adalah perempuan, tidak ada satupun teman yang Antha kenal ikut ekskul bersamanya. Viona? Ia ikut ekskul PMR.

Sebenarnya bosan, namun Antha begitu menyukai pelajaran Bahasa inggris.

Tidak lama setelahnya terdengar beberapa orang memasuki ruangan. Sepertinya mereka yang ditunggu Damar dan Dean.

"Assalamu'alaikum," ucap seseorang yang mengenakan peci hitam dikepalanya, memiliki postur tubuh yang tinggi, kurus, dengan warna kulit yang sawo matang. Mata Antha menyipit melihat badge name cowok itu,

"Lama banget lo, Yadh." Cibir Damar.

Ya, cowok itu namanya Fayyadh. Selanjutnya disusul 4 orang yang lain. Ada yang berperawakan gemuk, ada yang bermata sipit, ada yang kurus pendek namun kulitnya bersih, dan satu orang terakhir yang membuat Antha terkejut, si pengendara Motor Oranye.

"Tadi sholat dzuhur dulu gue, Mar. Sori ya lama," ucap Fayyadh dan duduk dibangku yang kosong.

Disusul dengan ke empat temannya yang lain, yang langsung duduk dibangku yang masih kosong.

"Kenapa jadi pada duduk sih? Bukannya bantuin gue ngomong,"

"Lo kan ketua nya, Mar. Kita mah nurut aja apa kata lo," sahut si sipit.

"Sialan,"

"Tadi lo bilang kita mau perkenalan dulu kan?" Tanya Dean.

"Basa-basi banget lo ah, bosen kenalan mulu sama lo." Cibir si pendek.

"Jangan gitu dong, Re. Emang lo nggak ada niatan buat kenalan sama dede-dede gemes," kekeh si gemuk. Hingga disusul tawa seisi ruangan.

"Udah-udah, berisik lo ah. Yaudah gini aja, sekarang kita perkenalan dulu ya berhubung belum ada materi yang bisa disampein. Kan Mr. Leo nya juga udah pulang tadi," ujar Damar. "Yaudah sekarang perkenalannya dimulai dari kakak kelasnya dulu ya, dek." Lanjut Damar.

"Mulai dari siapa nih?" Tanya Dean.

"Lo aja, Wan." Seru Damar.

"Re, lo aja." Si gemuk menyikut si pendek.

"Kas, lo sana." Si pendek menepuk si si sipit.

"Ndra-" belum selesai si sipit bicara dan ingin menepuk bahu si pengendara Motor Oranye, ia langsung menangkis tangan si sipit hingga si sipit terdiam.

Seisi kelas menatap si pengendara Motor Oranye itu, tak ada suara. Hingga akhirnya, ia menatap si gemuk dengan tatapan Maju sekarang lo!

Si gemuk maju setelah dibuat melongo seperkian detik. Hingga tatapan seisi ruangan pun ikut teralih pada si gemuk.

Kalantha [GA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang