part 1

188 6 3
                                    

     Seorang wanita polos yang selalu termenung dalam kesendirian, kesepian, dan kesedihan. Diakhir akhir ini kulihat dari wajah polosnya yang selalu termenung seperti seorang yang meratapi nasib. Rasa belas kasihan di hatiku, membuatku melontarkan ucapan rasa penasaranku kepadanya. Tetapi, hanya senyuman dari wajah cantik nan polosnya yang ia balas untukku.

     Hari demi hari kulalui, semakin hari semakin ku ingin tahu apa yang sedang ia hadapi dan apa yang sedang ia ratapi. Tidak ada jawaban untukku, hanya senyuman manis memancar dari wajahnya. Akupun tidak pernah lagi mendengar suara indah dan merdunya dalam bersholawat. Biasanya aku bertanya sesuatu yang lebih dalam tentangnya, ia selalu mengalihkan pembicaraannya dengan menyanyikan sebuah sholawat yang indah dari suaranya yang lembut dan merdu.

      Bulu kudukku merinding saat mendengar ia bersholawat, sungguh indah sekali. Dan membuatku melupakan segala pertanyaan yang kulontarkan kepadanya tadi. Tapi sekarang balasannya hanyalah senyuman indah dari pancaran wajahnya yang cantik.

***

2 minggu pun berlalu...

     Rasa penasaranku tentang apa yang sedang dirasakan oleh Sherly{ si wanita polos itu } tetap ku pendam. Karena, walaupun kulontarkan segala pertanyaanku, balasannya hanyalah senyuman manis darinya. Tetapi, setelah 2 minggu ini, aku sama sekali tak pernah melihat wajah wanita cantik nan polos itu.

    Akupun bertanya kepada teman-temanku yang lain. Tak ada jawaban, hanya gelengan kepala darinya. Akupun akhirnya pergi ke bu Rosa. Bu Rosa pun terlihat sangat lemas, hampir saja air matanya akan menetes. Sebelum menjawab segala pertanyaan dariku ia menarik nafas dalam dalam untuk menahan tetesan air mata yang akan jatuh di pipinya.

       "Sherly adalah anak yang baik nan polos, ia sangat pandai dan mahir dalam segala hal, suaranya yang sangat merdu dan otaknya yang sangat cerdas membuatnya memiliki banyak penghargaan atas prestasinya tersebut. Ia pun mendapat dukungan dari kedua orangtuanya, tetapi Allah berkehendak lain, Allah lebih sayang kedua orangtua Sherly. Kedua orangtua Sherly meninggal dunia pada saat mau keluar kota. Dan akhirnya tantenya yang mengasuh Sherly sekarang. Tentenya memiliki anak perempuan, ia adalah kakak sepupu Sherly. Ia tak begitu pandai, tetapi tantenya selalu membanggakannya.. Hiks.. Hiks.. " tak terasa air mata bu Rosa menetes, akupun juga begitu karena terharu mendengar ceritanya.

       "Tantenya sangat membenci Sherly, ia iri dengan keberhasilan Sherly. Tantenya pun melarang Sherly untuk mengikuti segala perlombaan. Tetapi Sherly nekat untuk mengikuti lomba qosidah 3 minggu yang lalu, ia berniat untuk membanggakan kedua orang tuanya. Sherly pun menang, ia pulang membawa penghargaan. Tantenya sangat marah, karena Sherly melanggar perintahnya. Tantenya pun membanting penghargaan tersebut dan memukul Sherly dengan kayu dengan amat keras. Sherly pun menangis sederas mungkin, tapi tetesan air mata Sherly tidak membuat hati tantenya luluh, malah semakin marah. Tantenya pun menghukum Sherly, ia dikurung di kamar selama seharian penuh, ia menahan segala nafsunya, ia hanya dapat pasrah. Akhirnya pada saat malam hari, tante membuka pintu kamar Sherly, Sherly pingsan dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Sekarang ia dalam keadaan koma.. Hiks.. Hiks.. " semakin deras air mata bu Rosa. Dan semakin deras pula air mataku.

       "te.. ri.. ma.. kasih bu.. atas informasinya.. Hiks.. Hiks.. "akupun mengucapkan terima kasih kepada bu Rosa dengan terbata bata karna air mataku trs menetes semakin deras. Teman-temanku pun bergerombol di meja guru karna penasaran dengan apa yang sedang kami bicarakan. Semua memohon kepada bu Rosa dan kepadaku untuk menceritakan semuanya. Aku tak kuasa menahan tangis, akupun langsung berlari keluar.

        "Sherly.. " gumamku sambil trs menangis. "kenapa kau tak pernah bercerita kepadaku.. Hiks.. Hiks.. Sebulan yang lalu ternyata kedua orangtuamu meninggal dunia, tetapi kenapa kamu memendam semua ini. Dan kamu disiksa oleh tantemu, kenapa kamu tidak mau berbagi denganku. Aku pasti akan membantumu. Kau sangatlah polos dan mandiri. Hatimu sangatlah kuat, kamu sangat kuat memendam semua yang kau derita. Aku bangga memiliki sahabat sepertimu.. Hiks.. Hiks.. " gumamku sendiri di kantin yang masih lumayan sepi, karena masih ada beberapa kelas yang belum istirahat.

          Ku usap pipiku, ku tengadakan kepalaku agar tak terjatuh lagi tetesan air mataku.

***

Apa yang terjadi dengan Sherly yaa??
Trs baca yaa!!
Jngn lupa comment. Dan jangan lupa baca cerita aku yang berjudul "sahabat terbaik" yaa!!

Wanita MuliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang