Saat telah sampai di depan rumahku, semua penumpang turun dengan raut wajah yang berbeda beda. Apalagi Sherly, raut wajahnya sudah tidak jelas sama sekali, aku yakin fikirannya pasti campur aduk karna permasalahan tadi. Mata Sherly sangat lembap, karna ia menangis sangat deras tadi.
"udah deh Sher! Elo nggak usah mikirin ucapan tante lo itu, lupain semuanya"ucapku sambil melangkahkan kaki masuk kedalam rumah. Tidak ada jawaban dari Sherly, 1 katapun tidak ada.
"sudah lah nak!!! Ayo sekarang kamu masuk dulu yaa! Kamu istirahat dulu, tante yakin kamu pasti sangat capek ya kan? Untuk sementara waktu kamu tidur di kamar Rizkia dulu ya, kalau kamar yang berada disebelahnya Rizkia udah selesai direnovasi, kamu bisa tidur disitu, jdi kalau kamu mau ke kamar Rizkia tidak perlu jauh jauh"lanjut tante Michell. Sherly hanyalah mengangguk dan sedikit memberikan senyuman.
"ayo Sher! Sini aku bantu"ucapku sambil menarik koper yang berada ditangan Sherly.
"hmmm.... Nggak usah Riz! Trima kasih"lanjut Sherly singkat.
"udahlah nak Sherly, sekarang kamu keatas yaa! Istirahat dulu, tenangkan fikiranmu, ambil wudhu dan sholat ya nak"ucap om Alex.
"iya om"jawab Sherly.
"ayo Sher!"ajakku. Sherly pun mengangguk tanda setuju.
***
"itu ada lemari kosong, aku masukin baju kamu disitu ya! Kamu istirahat aja"kata Rizkia lembut.
"nggak usah Riz! Aku bisa sendiri kok! Aku akan masukin bajuku dulu lalu istirahat"lanjut Sherly menahan segala yang akan kulakukan.
"yaudah kalo gitu, aku turun dulu ya"ucapku sambil menutup pintu kamar.
•••
"hiks.. Hiks.. Papa.. Mama.. Aku kangen kalian.. Hiks.. Hiks.. Tante.. Tante.. Tega.. Se.. Sekali ma.. Hiks.. Hiks.."gumam Sherly sambil memeluk foto keluarganya { yakni ia dan kedua orang tuanya }.
"udah deh Sher! Lupain omongan tante elo itu, dia itu LICIK dan MUNAFIK"seru Sherly sambil menekankan kata Licik dan Munafik.
"ia mungkin baik didepan keluarga elo dulu, karna mengharap hartanya, bukan kasih sayangnya yang benar benar tulus"lanjutku sambil melangkahkan kakiku kedalam kamar.
"Rizkia? Bukannya tadi elo turun kebawah yaa?"tanya Sherly sambil buru buru mengusap air matanya.
"gue sebenarnya tadi mau turun, tapi saat gue mau menuruni anak tangga gue denger suara orang lagi menangis, gue kira elo, ehh ternyata emang bener elo"jelasku.
"ooh... Hiks.. Hiks.."
"elo kok masih nangis sih?"tanyaku.
"gue nggak tau Riz! Gue itu susah banget ngelupain tante Monic sama kedua orang tua gue, gue nggak ikhlas kedua orang tua gue meninggal, karna ini itu ulah tante Monic, kalo aja tante Monic nggak ngelakuin itu, mana mungkin gue kehilangan kedua orang tua gue.. Hiks.. Hiks.."jelasku.
"gue kan udah bilang dia itu MUNAFIK jadi elo lupain aja perkataannya, nggak penting tau nggak, kalo perlu lupain juga dirinya"ucapku sambil duduk diatas kasur dan mengangkat kaki kanannya.
"Hiks.. Hiks.. Gue tau dia udah kejam sama gue dan kedua orang tau gue, tapi bagaimanapun juga ia tetap berjasa padaku, dia telah merawarku walaupun hanya sebentar.. Hiks.. Hiks.."lanjut Sherly sambil trs meneteskan air matanya.
"Aku bangga memiliki sahabat sepertimu Sher! Kau sangat mulia, kau sangat tegar dalam menghadapi masalah. Gue udah anggap elo seperti adik gue sendiri"kataku sambil tersenyum tipis.
"hmmm.. Terima kasih Riz! Aku memang harus tegar dan tetap bersabar dan terus berusaha, karna aku yakin Allah memberikan cobaan kepada hambanya tidak melebihi batas dari kemampuan hambanya, dan Allah pula yang memberikan jalan keluarnya. Walaupun seperti itu, biasanya ditengah permasalahanku ini aku juga sering putus asa, tetapi aku harus tetap berusaha karna aku masih memiliki keinginan dan cita cita.. Hiks.. Hiks.."lanjut Sherly.
"udah deh Sher! Elo nggak usah nangis, sekarang elo sudah tinggal disini. Ini adalah rumah elo sekarang, nyokap sama bokap gue yang akan tanggung semuanya"seru Rizkia sambil mengusap air mata Sherly.
"nggak Riz! Gue nggak bisa, gue nggak mungkin terus terusan ngerepotin elo ama nyokap dan bokap elo"lanjut Sherly sambil berusaha tersenyum.
"nggak Sher! Inget Sher, gue sama bokap dan nyokap gue itu berhutang budi sama elo dan nyokap bokap elo, anggep aja ini sebagai balasannya, walaupun tak seberapa besar"ucap Rizkia sambil memegang pundak Sherly.
"Hutang budi? Hutang apa? Elo nggak pernah hutang sama gue apalagi hutang budi"lanjut Sherly kebingungan dengan ucapan Rizkia tadi.
"elo itu wanita yang bermurah hati ya, sampai sampai segala perbuatan baik elo kepada orang lain elo lupain, padahal elo udah berkorban nyawa sama gue"kata Rizkia sambil mengangkat kaki kirinya ke kasur.
"elo itu sama sekali nggak pernah hutang sama gue Riz, apalagi hutang budi, sama sekali nggak pernah tau nggak"lanjut Sherly tetap trs kebingungan.
.
.
.
.
Segini aja yaa 😂udah capek nih!!! Hargain author dong, jangan lupa vote and comment yaaa 💕 maacih 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Mulia
Short Storyseorang wanita polos, sangatlah polos. Tidak seperti teman lainnya, kepolosannya disebabkan masalah dihidupnya, tetapi alangkah hebatnya ia dpt memendam semuanya. Siapakah ia?? Apa yg ia pendam??