Him!

232 15 1
                                    

aku memang membencimu, awalnya.
tapi sungguh Tuhan maha pembolak-balikkan hati manusia.
aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.
- Radita

----------------------------------------------------------

Suasana sekolah yang terasa penuh dengan manusia ketika jam istirahat berlangsung, banyak sekali orang di kantin sekolah, beberapa kelompok siswi duduk dipinggir lapangan menonton siswa-siswa populer yang sedang bermain basket dilapangan sekolah. Aku? Aku hanya ikut duduk dipinggir lapangan melihat-lihat sekitar karena aku sangat malas untuk ke kantin sekolah yang sesak itu. Aku menunggu seseorang lewat didepanku dan menyapaku sebentar tetapi tidak terlihat sama sekali sedari tadi, memangnya seluas apa sekolah ini sampai dia tidak lewat sini sekalipun? Apa dia hanya mengurung diri disuatu ruangan atau memang karna dia terlalu sibuk sampai lupa kesini untuk menyapaku sebentar saja? Pikirku.

Ketika setelah itu seorang perempuan ikut duduk disampingku dengan mendorong secara paksa agar aku bergeser dari tempatku padahal banyak sekali tempat kosong dibangku ini, kenapa sih suka banget berhimpitan? Siapa lagi kalau bukan Jessy. Salah satu dari dua sahabatku, yang satu lagi bernama Nala yang sedang berada didalam kelas untuk menyelesaikan tugas yang akan dikumpulkan pada mata pelajaran terakhir hari ini.

"Coba liat deh, cowok nomer punggung 43" seru Jessy sambil menunjuk orang yang dia maksud dengan memajukan dagu nya. "kenapa?" sahutku cuek tapi tetap mencari yang mana orang yang Jessy maksud. "namanya Reza, baru kelas 11 tapi udah populer gitu dikalangan cewek" jelas Jessy. "oh ya? Gak kenal tuh" sahutku dengan nada datar masih tetap cuek. "ganteng tau, jodohin yuk ke Nala biar dia move on" bujuk Jessy yang mulai seenak jidat ingin menjodohkan orang yang bahkan tidak mengenalnya dengan sahabatnya sendiri. "ganteng? Biasa aja. lagian dia kenal Nala aja enggak, gimana caranya mau jodohin? Emang mereka sama-sama mau?" sahutku panjang lebar sambil menatap Jessy sambil mengernyitkan kening, heran dengan ide nya yang tidak masuk akal. "ya juga sih hehe" ujar Jessy sambil senyum canggung, mungkin dia asal bicara dan baru sadar kalau apa yang dia bicarakan tidak masuk akal.

Setelah berbicara hal ini itu sebentar, Nala datang menghampiri kami, berjalan dengan malas. "ah akhirnya selesai juga, tanganku rasanya mau copot nulis sebanyak itu sekaligus" kata Nala sambil duduk disampingku sambil merileks kan tangannya keatas kesamping seperti sedang streching. "makanya kerjain tugas tuh paling gak sehari sebelum dikumpulin biar gak buru-buru" sahut ku bernasihat seperti ibu-ibu. Nala hanya merespon dengan senyum lebar karena tidak tahu harus menjawab apa. Setelah itu Jessy langsung melontarkan pertanyaan ke Nala dengan antusias "Nala, coba lihat deh cowok nomer punggung 43 itu!" seru Jessy kali ini menunjuk menggunakan jari telunjuknya tanpa malu dilihat siswi lain kalau dia sedang menunjuk Reza. "kenapa?" sahut Nala sambil melihat kearah lapangan dan mencari cowok yang Jessy maksud. "ganteng kannn?" kata Jessy dengan riang, aku hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat Jessy yang bersikukuh. "biasa aja ah" sahut Nala yang membuatku tertawa tipis merasa senang karna Nala sependapat denganku. "ah kalian, coba ke dokter mata deh kayaknya mata kalian udah mulai rabun buat menilai mana cowok ganteng mana yang enggak" gerutu Jessy yang kesal karna sahabatnya tidak satu suara dengannya. Kami hanya tertawa geli melihat tingkahnya yang seperti anak kecil itu.

Setelah bergosip tentang cowok yang bernama Reza itu bell tanda masuk kelas pun berbunyi dan kami melanjutkan jam sekolah seperti biasa.

Sesampainya dirumah aku segera mandi dan berganti baju lalu merebahkan diri ditempat tidur dan segera membuka aplikasi LINE untuk mengecek chat seseorang dengan senyum lebar tersungging di bibirku tanpa aku sadar, siapa lagi kalau bukan untuk chatting dengan pacarku, Sigit Dwi Putra. Cowok dengan kulit sawo matang, hidung yang mancung, alis yang tebal, mata yang indah dan senyum yang luar biasa manis apalagi setiap dia bertemu denganku disela kesibukannya sebagai Ketua OSIS. Ya, dia Ketua OSIS yang super sibuk dan kami hanya sering bertemu disekolah, entah itu hanya berpapasan dikoridor sekolah atau aku yang menunggu nya hingga pulang sekolah untuk pulang bersama. Hari ini kami hanya bertemu sebentar ketika aku menghampiri nya di ruang OSIS karna dia kali ini sedang sibuk mengurus acara yang akan diselenggarakan oleh sekolah kami.

"kamu udah dirumah?" – isi dari chat Sigit 10 menit yang lalu. Hanya dengan kalimat itu saja sudah membuatku tersenyum, apa aku sudah terlalu suka dengannya? Mungkin saja. "iya, baru selesai mandi. Kamu sendiri dimana? Sudah dirumah?" – balasku. "oh syukurlah, aku masih di sekolah ngerjain proposal buat sponsor acara nanti" – jelas Sigit. Senyumku memudar, bagaimana tidak? Aku baru saja berniat untuk menelpon dan bercerita banyak hal. "oh yasudah, nanti lagi aja ya chattingannya kalo kamu udah gak sibuk. Telpon aku nanti" – jawabku dan dia hanya mengiyakan dengan singkat dan tambahan emot hati diujung kalimatnya dan itu saja cukup membuat mood ku membaik. Sepertinya aku memang sudah terlalu suka dengannya.

Ah aku sampai lupa memperkenalkan diri, namaku Radita Pratiwi. Orang-orang memanggilku Dita. Aku siswi kelas 12 SMA Anggrek Jakarta. Siswi biasa yang terkenal dengan raut wajah judes dan menakutkan padahal sebenarnya aku tidak marah, hanya saja wajahku memang seperti ini. Rambutku panjang, mataku sipit, aku punya sedikit lesung pipi disebelah kanan ku dan hanya akan terlihat kalau aku senyum lebar, perempuan dengan kulit sawo matang yang sedikit lebih putih dibandingkan dengan Sigit. Pastilah! Aku gak mau pacaran dengan cowok yang lebih putih dariku! Aku punya dua sahabat perempuan, Jessy Olivia dan Nala Devita. Mereka sudah seperti keluargaku sendiri, bahkan kadang aku merasa mereka lebih bisa mengerti aku ketimbang keluargaku sendiri.

Tapi, terlepas dari semua orang-orang disekitarku...

Kenapa aku mulai mikirin Reza ya?

-----------------------------------------------------------

update tiap ada waktu luang ^^

jangan lupa vote and comment yaaa biar penulis semangat buat bikin part selanjutnya!

jangan lupa bahagia! ^^

What Is Happy Ending?Where stories live. Discover now