Listen to Him

81 5 0
                                    

I hate you, I love you

I hate that I love you

You want her, you need her

And I'd never be HER

(I hate you, I love you – Gnash)

----------------------------------------------------------------------------

Apa kalian pernah ada diposisi sebagai pendengar yang baik untuk seseorang yang kalian sukai? Tetapi selalu ada nama perempuan lain dalam ceritanya. Bukan namamu. Bukan kamu. Selalu perempuan itu. Kamu lakukan semua hal untuk membuatnya jatuh hati padamu, tapi tetap bukan kamu yang ada dihatinya atau bahkan sekedar diceritanya. Hanya perempuan itu. Dan aku ada diposisi itu.

Hari demi hari aku bersamanya, tetap sama dan lebih menyukainya seiring berjalannya waktu. Dengan polosnya selalu terbuai rayuannya, ucapan manisnya dan perlakuan-perlakuanya yang entah apa maksudnya.

Aku tidak mau tahu tentang bagaimana perasaannya dan apa arti aku di hidupnya. Aku memilih untuk diam dan menikmati setiap detik bersamanya.

Setiap datang sekolah aku merasa selalu bahagia, ada dia yang menyapaku setiap pagi dengan senyumnya. Aku yang dia lihat ketika semua siswi bersorak melihatnya bermain basket dilapangan, aku. Aku bukan kekasihnya, tapi aku sangat dekat dengannya. Untuk apa sebuah kejelasan hubungan? Seperti ini saja sudah cukup kan? Pikirku.

Aku selalu merasa punya banyak waktu bersamanya, kalau satu hal tidak bisa aku lakukan hari ini dengannya, masih ada hari esok. Itu yang selalu aku pikirkan saat itu.

"heh kamu bawa laptop ya?" ucapku kepada Reza sambil menepuk-nepuk tas ranselnya dari belakang. Saat itu kami jalan berdua mau pulang kerumah masing-masing. "iya, kenapa? Mau minta gendong?" sahutnya. Aku langsung diam, tersipu, sepertinya wajahku sudah memerah seperti kepiting rebus. "enggak! Sok tahu" jawabku sambil melihat ke arah lain. "suka banget sih bikin jantung mau copot tuh, ngomong kaya gitu nyantai banget lagi" ­ucapku dalam hati. Reza yang awalnya ada didepanku berbalik badan mengarah ku dan berhenti tiba-tiba. Lalu kau tahu apa yang ia lakukan? Ia mengulurkan kedua tangannya lalu "sini gendong depan aja" ucapnya sembari senyum.

"UDAH GILA NI COWOK" ucapku dalam hati, kaget setengah mati. Ah entah sudah semerah dan sekonyol apa wajah dan ekspresiku saat ini. Tolol.

Aku hanya menatapnya aneh dan menggeleng-gelengkan kepalaku sembari meneruskan jalanku melewatinya. Dia tertawa dan terus menggodaku "ayo sini di gendong deh yuk" godanya sembari tertawa kecil. Aku hanya berjalan lebih cepat dan menyembunyikan wajahku yang memerah ini.

Dia, benar-benar tipe idealku. Lelaki dengan perawakan tinggi, lembut, terlihat dingin dan itu benar-benar cool. Dia juga romantis dan pengertian. Aku, entahlah. Jatuh sejatuh-jatuhnya kepada lelaki ini, yang bahkan tak pernah aku tau bagaimana perasaannya terhadapku.

Aku terlalu menikmati saat bersamanya sampai-sampai tidak perduli dengan apa yang sebenarnya, dan hanya selalu percaya padanya.

Katanya, hanya aku yang dekat dengannya saat ini. Hanya aku.

Katanya.

--------------------------------------------------------------------------

update kalo ada waktu luang^^

jangan lupa vote and comment dan jangan lupa bahagia^^

What Is Happy Ending?Where stories live. Discover now