kesambet.

2.7K 523 109
                                    

HALO!

Karena beberapa hal, gue memutuskan mengubah judul ceritanya Johny yang awalnya "how my story goes" menjadi "malam minggu" hehehehe.

happy reading🌷🌷

Pada akhirnya, gue dan Naisha berakhir duduk di salah satu meja di dalam Cafe Lateo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya, gue dan Naisha berakhir duduk di salah satu meja di dalam Cafe Lateo. Iya, dia meng-iya-kan ajakan gue semudah itu. Enggak nyangka sih, soalnya gue sendiri ngira Naisha bakal nolak.

Cafe Lateo adalah cafe yang menyimpan banyak kenangan antara gue dan Naisha. Cafe ini menjadi saksi bagaimana gue yang baru seminggu berpacaran, mengajak Naisha nge-date untuk pertama kalinya. Pada akhirnya, Cafe Lateo menjadi tempat yang selalu kami datangi tiap malam minggu.

Tapi, setelah gue dan Naisha putus 6 bulan yang lalu, rutinitas itu berubah. Gue memilih pergi ke rumah Bryan atau Bima untuk bermain game, kadang duo cecunguk itu yang datang ke rumah gue sambil membawa makanan seabrek. Entah sama Naisha, apa cewek itu masih pergi ke cafe ini untuk menghabiskan malam minggunya, atau sama seperti gue, mencari rutinitas yang baru.

Cafe Lateo enggak banyak berubah, selalu menjadi tongkrongan yang penuh pengunjung di malam minggu. Banyak anak seumuran gue yang datang buat malmingan bareng pacarnya.

Ya iya lah, emang kaya gue yang malmingan bareng mantan?

Ck, emang cuman Johny doang mah😎

"Kesambet apa lo ngajak gue malem mingguan?" Gue yang daritadi melamun sambil memainkan kotak tissu mendongak untuk mendapati Naisha yang sedang melepas ikatan rambutnya. Cewek itu mengumpulkan rambutnya menjadi satu, lalu membawanya ke bahu kanan.

WOY ANJIR

Ini mantan gue kenapa manis sekali

Nyesel mutusinnya :(

GA BOONG

"Eh? Kalau lo enggak mau, yuk berdiri, biar gue anter pulang." Yang namanya Johny, depan mantan emang suka tiba-tiba goblok.

Gue sudah mengantongi kunci mobil dan bersiap berdiri meninggalkan meja, saat Naisha menahan lengan gue. "Anjir John, gue nanya doang kali."

"Hah?"

"Duduk, ah. Gue cuma nanya, kenapa lo langsung berdiri, sih?"

HAHAHAHAHA malu gue, malu.

Gue kembali duduk dengan muka setenang mungkin. Soalnya kalau cengengesan, entar gobloknya ketara banget. Gue yakin sih, ini Naisha lagi berusaha buat nahan ketawanya. Gestur yang enggak gue lupa darinya adalah saat dia menutup mulut dengan tangan dan kepalanya yang sedikit menunduk.

Gue merasa agak terselamatkan dengan kedatangan waitress yang membawa pesanan kami. Gue menyerongkan piring pancake pisang ke arah Naisha, lalu mengucapkan terimakasih kepada waitress yang memberi senyum dan ucapan selamat makan.

Ini asli sih, gue merasa lagi makan sendirian padahal ada Naisha di depan gue yang sedang menyuap potongan pancake-nya dengan semangat. Terlalu sepi, enggak ada obrolan apapun.

Gue merasa iri sama meja di kanan-kiri yang keliatan ribut dengan obrolan mereka juga suara canda-tawa yang berdenting dari tiap pita suara di sekeliling gue.

Iya, gue tahu kalian pasti bakal begini, "kalau gitu ajak Naishanya ngobrol dong, jangan dianggurin." Sayangnya, memulai obrolan dengan mantan (terutama modelan kaya gue, yang habis putus malah jadi sok-sok enggak kenal) enggak semudah lo nyeletuk sama kecengan baru.

Susah, bro, susah.

Nyinggung dikit masa lalu, entar jatuhnya malah baper. Apalagi waktu tiba-tiba ditanya alasan kenapa mutusin. Mampus, hancur udah rencana mau silaturahmi. 

"Nai."

"Kenapa John?"

Setidaknya, gue harus mencoba memulai obrolan kan? Kalau enggak berhasil, ya udah, ini fix gue-nya emang goblok.









"Kok gue kangen sama lo, ya?"

🌉🌉🌉

malam minggu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang