My Sexy Lecturer - 14

129K 5.3K 125
                                    

Samantha POV.

.

.

.

Malam sudah tinggi ketika aku dan Keith masuk ke apartemen mewahnya bersama Mama dan Papa Keith yang sekarang menjadi Mama dan Papa mertuaku, juga Mama-ku.
Papa tidak bisa mengantarku, ia hanya memberi beberapa nasehat ketika ia dan istrinya yang sekarang pamit pulang setelah acara resepsi pernikahanku dan Keith usai di hotel tadi.

Keith langsung menyuruhku ke kamar untuk terlebih dulu membersihkan diri dan mengganti gaun pengantinku.
Mama mengikutiku dan membantuku melepaskan atribut yang kukenakan.

"Samantha, kau sudah dewasa dan cantik. Mama ikut bahagia melihatmu sekarang," Mama menatapku dari pantulan cermin ketika ia membantu melepaskan jepitan-jepitan di rambutku dan menguraikannya.

Aku hanya terdiam memandangnya. Aku tidak tau harus berkata apa. Hubunganku dengan Mama seperti ada sebuah penghalang tak kasat mata.
Perceraiannya dengan Papa menorehkan luka yang begitu dalam. Mereka berdua sibuk dengan kesibukan pekerjaan dan pasangan baru, melupakanku begitu saja.

"Maafkan Mama, Samantha. Selama ini Mama sudah mengabaikanmu. Mama lebih memikirkan diri Mama sendiri, keegoisan Mama, membiarkanmu hidup sendiri tanpa perhatian Mama. Maafkan Mama, sayang," Mama menangis dan itu membuatku tertegun.

Aku memutar dudukku hingga menatapnya. Kuhapus air mara yang membasahi pipinya.

"Aku tidak pernah melihatmu menangis, Ma. Apa arti air matamu ini?" gumamku pada diriku sendiri.

"Samantha..." Mama memelukku erat. Isaknya makin terdengar.

Aku hanya terdiam kaku dalam pelukannya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan pelukan ini.

"Mama tau, Mama bersalah sudah menarikmu dalam masalah perceraian Mama dan Papa. Tapi semua itu sudah terlanjur. Mama hanya bisa berharap memperbaiki sikap Mama terhadapmu. Beri mama kesempatan untuk menjadi Mama yang baik untukmu. Atau setidaknya menjadi teman saat kau membutuhkannya," tubuh Mama bergetar.

Kulepaskan pelukan Mama dengan hati-hati. Kutatap wajah wanita yang telah melahirkanku dan membuatku menghirup udara dari atmosfer bumi.

"Betapa aku merindukan pelukan ini, Ma. Katakan padaku bahwa aku tidak lagi sendiri," dadaku sesak ketika kukatakan itu. Suaraku bergetar menahan tangis.

"Ya sayang. Kau tidak akan sendiri lagi. Kami semua di sini menyayangimu," Mama memelukku lagi, mendekapku dengan ketulusan yang bisa kurasakan. Kubalas pelukan Mama.

Lalu sesaat kemudian, seperti teringat sesuatu, Mama menguraikan pelukan kami dan menatapku dari ujung kaki hingga kepalaku.

"Ayolah. Ini sudah larut malam. Kau harus bersiap. Mama membelikan sesuatu untukmu," Mama mengambil sesuatu dari dalam tas-nya dan memberikanny padaku.

"Apa ini?" kubuka bungkusan kecil itu.

"Ayo pakailah. Malam ini kau harus tampil sempurna untuk suamimu," seru Mama tertahan. Senang rasanya melihat Mama begitu bersemangat.

"Ma, tapi ini-" aku mengangkat lingerie merah pemberian Mama dengan bergidik.

"Ini malam pertama kalian. Tidak ada salahnya menyenangkan suami dengan tampil sexy untuknya," kerling Mama menyunggingkan senyum bahagianya. Ia mendorongku masuk ke kamar mandi, memaksaku mengenakan lingerie pemberiannya.

Dan aku hanya mengangguk mengiyakan. Melihat Mama dengan tawa bahagianya, itu sudah cukup buatku.

.

My Sexy Lecturer (Unpublish sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang