My Sexy Lecturer - 6

152K 5.3K 167
                                    

Mata tajam itu mengawasiku seperti elang mengincar anak ayam. Aku menelan ludah. Kalau seperti ini, sorot matanya seperti samurai tajam yang siap membelah tubuhku menjadi berkeping-keping.

"Alasanmu sama sekali tidak masuk akal!" cetusnya sinis.

Aku melebarkan mataku.

"Aku tidak bohong, Pak," aku berusaha menyakinkannya.

"Baik kalau begitu. Anggaplah aku percaya padamu. Besok aku ingin kau bawa bahan dan judul skripsimu ke ruanganku, Samantha! Jika kau tidak datang, berarti kau berbohong padaku!"

"Tidak bisa! Bapak tidak bisa seenaknya seperti ini! Aku tidak ingin mengambil skripsi! Aku bisa mengambilnya nanti!" aku tetap pada pendirianku. Apa jadinya jika aku mengambil tawarannya? Berada di dekatnya saja jantungku sudah mengkhawatirkan, apalagi bimbingan? Bisa-bisa jantungku terlepas dari tempatnya!

"Itu artinya kau berbohong, Samantha!"

"Terserah apa kata Bapak!" aku merentak berdiri, menyambar tas-ku dan bergegas menuju pintu.

"Kau tidak akan kemana-mana, Samantha!" katanya dingin.

Aku berhenti, berbalik menatapnya.

"Pak, anda tidak bisa menahan saya seperti ini! Itu hak saya mau bimbingan skripsi dengan bapak atau tidak!" seruku ketus dan mulai berbicara formal padanya. Apa dia tidak tau kalau dia membawa virus mematikan padaku? Aku sudah terjangkit virusnya. Jika aku tidak segera menjauh dan menemukan obatnya, aku akan mati.

Tanda-tandanya sudah sangat jelas. Tiba-tiba saja aku terserang sakit jantung jika ia di dekatku. Tiba-tiba saja badanku panas dingin jika ia memperlakukanku dengan manis. Dan tiba-tiba saja aku terserang penyakit bengong jika ia mengulas senyum padaku. Apalagi kalau bukan virus gila karena jatuh cinta?

Mata Keith Kingsley menyorot padaku seperti sinar laser. Dengan gugup aku berbalik kembali menuju pintu apartemennya.
Aku terkesiap ketika sepasang lengan kuat mengurungku. Hembusan nafas menderu menyapu tengkukku. Aku merinding.

"Lepaskan saya, Pak. Saya mau pulang," pintaku panik tanpa berani berbalik badan menghadapnya.

"Aku sudah katakan, kau tidak akan kemana-mana, Samantha!" dengan kasar Keith meraih bahuku, menariknya hingga aku berputar menghadapnya. Lalu dengan cepat ia membungkuk sambil menarik lenganku, memaksaku tertelungkup di pundaknya dan membawaku kembali ke kamarnya.

"LEPASKAN SAYA, PAK! BAPAK TIDAK BISA MEMPERLAKUKAN SAYA SEPERTI INI!" aku berteriak kesal. Dosen itu nyaris membuatku gila.

"Oya? Kenapa saya tidak bisa?" tanyanya menyedekapkan kedua lengannya di depan dada.

"Karena... karena... saya bukan siapa-siapa Bapak. Dan Bapak juga bukan siapa-siapa saya!" aku menjawab asal.

"Siapa bilang? Aku dosenmu. Dan kalau kau tidak amnesia, aku yang mendapatkan kegadisanmu, Samantha! Tanpa pengaman! Atau aku perlu mengingatkanmu kembali, bagaimana kau mendesah dan mengerang di bawahku?" desis Pak Keith mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya begitu dekat denganku.

.

..

...

💟💟💟

...

..

.

Aku hanya bisa melongo melihat Pak Keith berbicara dengan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan anggun di usia emasnya.
Wanita itu tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan berteriak kaget ketika Pak Keith sedang berusaha menahanku tetap di ranjangnya karena aku memberontak dengan keras kepala hendak keluar dari apartemennya.

My Sexy Lecturer (Unpublish sebagian)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang