Joon POV
Hari ini adalah hari penerimaan raport. Mau tidak mau akulah yang harus sibuk kesana kemari, membersihkan ini, membersihkan itu, buat absen orang tua dan lain sejenisnya.
Tapi untungnya aku mempunyai sahabat yang... yah begitulah.. yang membuat aku tidak kesepian. Dia selalu membuat tertawa orang di sekitarnya. Frin, namanya. Dia dan beberapa anggota OSIS lainnya juga membantuku. Yaa, supaya bersih-bersihnya juga cepat selesai.
Oke kembali ke laptop.
Akhirnya. Acara bersih - bersih selesai sudah. Aku yang sudah dengan kemeja kotak-kotak dengan lengan yang digulung sampai sikut, celana skiny jeans dan sepatu nike, tampak sedikit basah oleh keringatku.
"Frin, yo kita istirahat aja dulu", kataku. "Yok Juney", sahutnya. Lalu kami berdua duduk di depan pintu aula yang nantinya diadakan ibadah Pranatal sekolah. Ya karena sekolah kami adalah sekolah kristen, makanya ibadah - ibadah seperti itu harus diadakan.
Karena panas dan hanya kami berdua disitu (yang aku lihat) sehingga aku membuka semua kancing kemejaku, sehingga roti sobekku terlihat. Lagi asik asiknya kipas mengkipas, tak sadar ada adik kelas cewek melihat kearahku dengan mata yang tak berkedip sedikitpun.
Aku tak tahu apakah dia terpanah dengan roti sobekku atau tidak menyangka aku bisa se-fulgar itu.
"Aaaaaaaaaaaaaa.....", teriakku.
"Sejak kapan kamu disini?",
"sejak kancing ketiga, kak", jawabnya dengan mulut seperti ternganga.
"Sudah sana pergi, tidak baik anak dibawah umur melihat adegan fulgar kayak ini..." ,
kulirik Frin yang tertawa cekikikan di balik kursi yang kami duduki tadi, tak sadar dirinya ku kelitiki : "dasar lo yee.. bukannya peringatin gue malah diem aja sampe gue malu sendiri!! Nihh luu ",
Frin tertawa sampai terjatuh dari kursi.
"Wah Juney.. kalo lo liat ekspresi lu tadi.. wahahaha.. kocak beut tau gak.. apalagi pas lu teriak kaget.. wahahahahaha.."
Frin melanjutkan tawanya yang tentunya membuatku jengkel.
"Eh Prin, lu tau gak nama adek kelas yang tadi?", tanyaku.
"Prin.. prin.. enak aja lu panggil gua prin! Emang gua mesin print?", gerutunya.
"Hehehe.. yaudah jawab dulu pertanyaan gua",desakku.
"oh iya, namanya Asna", jawab Frin.
"Jelek amat, Asna! Yang bener dooong..", kataku sedikit kesal.
" ohahahaha yayaya.. namanya Sara, anak kelas X IPA 2. Emang kenapa Ju?", katanya.
"Gak.. pengen tau aja", jawabku.
"Waahh.. makanya lu banyakin bergaul.. jangan cuma OSIS room aja terus. Atau lu naksir yak sama dia? Ngaku lo! Eh ingat lu ketos, jangan pacaran, ntar nilai agama lu gak tuntas!", nasihatnya.
"Yeeee.. siapa juga yang naksir dia.
Orang cuma pengen tau aja, koreng!", ledekku."wah masa gua dikatain koreng!", kesalnya.
"Weeeee... ", ejekku yang membuat Frin mengejar dan menjitak kepalaku.
========================>
Ibadah pun selesai, tinggal pengambilan raport. Jujur aku bingung siapa nanti yang mengambil raport ku. Or-tu ku tidak sempat datang karena jarak rumah yang cukup jauh. Ku telepon kakak sepupuku yang ngekos dekat sekolahku tapi kakakku ada dinas pagi.
Setelah aku bernegosiasi dengan wali kelas, yaa tepatnya curhat, supaya raportku diambil tahun depan bulan Januari. Dah hasilnya? Jeng jeng! Wali kelasku mengiyakan alasanku.