Ughh...
Mataku ku kedip-kedipkan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalamnya.
Aku terbaring di tanah..
Akupun bangkit dan aku melangkah menuju sebuah rumah yang terlihat sangat familiar.
Ada rumah..
Ibu-ibu sedang menggendong anakknya...
Tunggu...
Anak itu..
itu aku?!
"Tidurlah anakku... ayahmu rindu bertemu.. pulanglah.. hai anakku... ada ayah menunggumu..-"
Bruakk!
"Jangan sentuh anak itu, Merry!", kata seorang pria yang masuk bersama istrinya, Yooho, mendobrak pintu sehingga menghasilkan debaman keras.
"Apa urusanmu, Yuhyeon?! Ini anakku! Suka-suka diriku mau berbuat apa!", seru wanita yang bernama Merry tersebut.
"Merry... ku mohon.. sadarlah! Ya, itu memang anakmu, namun tidak sepatutnya kamu menyakiti dia!", seru Yuhyeon.
Ku lihat wajah pria itu..
Ayah..
Tapi..
Apa maksudnya..?
Wait..
Aku bukan anaknya?!
.
.
.
.
.
"Jun!""Eh kaget.. kaget.."
"Yaampun, ganteng-ganteng latahan.. nih!", celetuk Frin seraya memberikan es teh.
"Lu kenapa sih.. cuma tidur-tiduran gak lama ehh udah kayak orang ketindisan! Khawatir tau gak!", kata Frin panjang.
"Yaelaahh... gaya lu khawatir.. gue jatoh ke got lu ketawain!", sanggahku.
"Tapi itu kan beda, Juki!" Balasnya.
"Juki, juki.. pala lu!"
"Weits bro.. santai.. "
Hari ini adalah hari ke 7 kami berada di sekolah ini. Memang tidak banyak yang menarik tapi ada satu hal yang membuatku janggal: "Bidadari" itu. Sejak seminggu yang lalu aku tidak lagi melihat dia diasrama maupun di sekolah. Ada juga ibu asrama yang baik sekali, bahkan aku seperti dianggap anak baginya.
"Pin.. mana yah bidadari yang ketemu gue waktu itu?"
"Mana gue tauu..", jawabnya ketus.
Selepas jawaban Frin itu suasana pun menjadi hening seketika. Ku dengar ada orang yang melangkah ke arahku. Secara spontan aku berbalik dan menemukan...
Bidadari itu.
"Kamu Jun?"
Jujur aku seperti jatuh cinta saat pandangan pertama. Tapi saat itu aku hanya melongo saat dia berbicara padaku. Dan satu lagi. Aku yakin, Frin, si otak tidak bersih itu, lebih melongo dari padaku.
"I-iya.", jawabku gugup.
"Perkenalkan, aku Dzakira. Kamu bisa panggil aku, Qi.", jawab cewek itu.
"....." mulutku masih menganga.
"Jun?", panggilnya. "Jun? Kamu kenapa?"
Ughh!
Tempat ini lagi
"Wahwah... Hades, Hades.. kau sudah melihatnya? Succubus itu maksudku! Wahahahaha..", seru suara berat itu.
"Apa maksudmu? Dan aku tekankan lagi yah, aku bukan Hades!", bentakku.
