"Behind every beautiful thing, there's some kind of pain"
--------------
Gema's POV
"Ma, mama pake baju yang kemaren di pesen buat apa?" tanyaku
"Oh, itu baju buat ke undangan besok. Besok temennya mama ngadain pesta perayaan pernikahannya yang ke 20, jadi mama pesen baju itu buat dipake besok. Oh iya, besok kalian juga dateng yah! Dia punya anak perempuan yang seumuran sama kalian, barangkali aja kan bisa ngobrol bareng gitu," ucap mamaku, papaku hanya bisa tersenyum mendengar ucapan mamaku yang panjang kali lebar ini.
"Gak mau ah ma, hari Minggu itu waktu dimana untuk bersantai jadi Gema gak mau dateng" jawabku, Cetta mengangguk setuju dengan ucapanku. Mamaku mengibas – ngibaskan tangannya yang artinya kami tidak diperbolehkan untuk absen dalam pesta itu, kami pun pasrah dan akhirnya menuruti perkataannya untuk datang ke acara itu.
--------------
"Persiapan band lo gimana, bang?" tanyaku, dia menatapku sebentar.
"Udah selesai, tinggal tampil nanti malem. Lo dateng kan?" tanyanya, aku mengganguk. Aku akan datang ke acara itu bersama Nathan, untungnya Nathan punya waktu untuk malam ini jadi kami bisa datang bersama, setidaknya aku tidak sendirian saat menonton abangku. Kami telah sampai di sekolah, seperti biasanya kami turun di parkiran dan berpisah satu sama lain. Tetapi, kali ini kami berpapasan dengan Nathan yang baru saja sampai di sekolah. Cetta menatapnya dengan sinis, padahal Nathan tidak mempunyai salah apa – apa.
"Nanti malem jadi 'kan?" tanyanya, aku mengangguk dengan semangat dan membuat Cetta membuang pandangannya ke arah lain, ia mendengus kesal.
"Jaga adek gue baik – baik yah, Than" ucapnya sambil mengacak – acak rambutku, lalu ia meninggalkanku dengan gayanya yang cool. Tapi, aku akui kali ini dia tampan. Tingkahnya benar seperti kakak laki – laki yang melindungi adiknya, ah aku jadi menyayanginya.
"Kakak lo sayang banget yah sama lo, Ma," ucapnya, aku mengangguk lalu cengengesan. Nathan tersenyum lagi, "tapi sayang ke adik sama sayang ke cewek lainnya tuh beda tipis ma, malah gak bisa dibedain" ucapnya. Ya? Apa aku salah dengar? Kenapa Nathan mengatakan hal itu? Aku menatapnya dengan bingung. Ia terkekeh lalu menggandeng tanganku untuk berjalan bersamanya, "lupain apa yang gue omongin ke lo," ucapnya lalu kami pun berjalan bersama dengan tatapan dari siswi lainnya seakan ia ingin menerkamku sekarang juga. Bukannya melepas genggamannya, Nathan menggenggamku semakin erat dengan tatapan bahwa semuanya akan baik – baik saja, tidak usah memperdulikan tatapan mereka. Aku telah sampai di kelas dengan selamat, Nathan sudah kembali ke kelasnya. Kedua sahabatku pun memberi tatapan seolah – olah mereka mengintrogasiku, aku memutar kedua bola mataku dengan malas, selalu seperti ini akhirnya.
"Ada apa lagi, sih?" tanyaku dengan sedikit kesal, mereka terus menatapku.
"Kita butuh kejelasan, Ma. Jangan gantungin kita, sakit tau" ucap Eta dengan ciri khasnya, aku bersandar pada kursi yang aku duduki ini dan tersenyum.
"Semuanya baik – baik aja kok, gak ada yang perlu dikasih tau lagi" ucapku, Cia mengibas – ngibaskan tangannya di depan wajahku. Aku menatapnya, dahiku pun mengerut.
"Bukan itu, Ma. Yang kita maksud itu ucapannya Nathan plus Cetta," ucap Cia, tatapanku masih menetap diwajahnya. Aku tidak mengerti apa yang ia maksud, apa ia mendengar perkataan Nathan? Ada apa dengan Cetta? Mengapa Cetta dibawa – bawa dalam urusanku dengan Nathan? Sepertinya banyak sekali pertanyaan yang berada di pikiranku.
"Gue gak sengaja denger perkataan Nathan di parkiran tadi," ucap Eta, aku menghela nafasku dengan berat. Aku mengendikan bahuku, "gue juga gak tau maksud Nathan tuh apa, Ta" jawabku. Tidak ada lagi yang berbicara tentang hal itu karena bel sudah berbunyi, artinya pelajaran akan dimulai. Kami pun terdiam, tidak ada yang mengobrol selagi pelajaran. Pikiranku sedang melayang, memikirkan maksud perkataan Nathan tadi pagi. Menurutku, kasih sayang Cetta kepadaku itu masih di batas wajar. Ia tidak berlebihan kepadaku, ia juga tidak seperti sosok yang menyukaiku, ia tidak seperti itu. Tetapi, itu hanya menurutku. Entah menurut orang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Step Brother
Teen Fiction"broken boy meets broken girl" ----------- Gema Calandra, remaja perempuan yang berumur 16 tahun atau sedang berada di kelas 11. Perlakuan kasar, bentakan, dan teri...