Prolog

90 18 41
                                    

Riuh terdengar suara orang-orang bersorak riang karena hari ini adalah acara penutupan MPLS. Ditutup dengan mahakarya kakak-kakak OSIS dan panitia yang turut menyukseskan acara MPLS. Semua peserta MPLS bersorak riang karena sang ketua OSIS sedang menampilkan mahakaryanya.

Berbeda dengan gadis berambut sebahu itu, ia memandang sinis setiap orang yang memandang sang ketua OSIS itu dengan kagum.

"Kenapa muka lo kaya ketek ditekuk gitu?" tanya seseorang yang berada di belakang gadis berambut sebahu itu.

"Gue males dengan adegan ini."

"Maksut lo?"

"Gue males sama adegan saat sang ketua OSIS yang pasti diserbu ama adkel-adkel kampungan yang kaya kehabisan cogan," ucap gadis itu seraya memutar bola matanya malas. Sedangkan temannya hanya tertawa mendengar celotehan sahabat karibnya itu.

Gadis berambut sebahu itu mendelik ke arah temannya. Merasa kesal karena dia ditertawakan. Dengan rasa malas dan kesalnya, ia berjalan menjauhi kerumunan orang yang sedang menikmati mahakarya OSIS dan panitia MPLS.

"Aduh." Gadis itu merasa ada yang menyenggol bahunya dengan kasar. Membuatnya tersungkur ke bawah.

"Gembel dasar!" gerutunya kesal. Ia mencari keberadaan orang yang menjatuhkan dirinya hingga ia tersungkur dengan posisi yang tidak elit.

"Heh cowok jangkung! Sini Lo!" Ia memanggil seseorang yang berada tidak jauh dari posisinya. Yang dipanggil tidak segera menoleh ke arah gadis itu. Ia masih berjalan santai dengan perasaan tidak bersalah.

"Dasar congek! Awas ya lo, kalau ketemu bakalan gue tendang pakai jurus ampuh senggol dikit langsung odes!"

Cowok itu tidak menggubris sama sekali teriakan gadis yang berada di belakangnya. Hingga sahabat gadis itu datang untuk menolongnya. Walaupun gadis itu terus mengumpat tidak jelas dengan sikap cowok yang tidak waras hingga membuat dirinya tersungkur.

"Lo kenapa bisa jatuh sih?"

"Cowok itu tuh tadi nyenggol gue. Gila bener badannya kayak tembok. Keras banget. Sampe gue jatoh," celoteh gadis berambut sebahu itu."Minggir. Gue mau bales dendam sama cowok itu."

Tanpa memperdulikan teriakan temannya, gadis itu tetap berjalan menuju seseorang yang ada dibdepannya. Setelah dikiranya jaraknya cukup, gadis itu mulai melepas sepatunya. Dengan sekali dorongan, sepatu itu sudah melayang dan mengenai tepat kepala cowk di depannya.

Duk!

Cowok itu terdiam beberapa detik saat merasakan seseuatu mengenai kepalanya dengan keras. Setelah rasa sakit dikepalanya berkurang, barulah cowok itu membalikkan badannya. Ingin mengetahui siapa orang yang dengan beraninya melempar sesuatu ke kepalanya.

Mata cowok itu menyipit saat melihat seorang gadis berambut sebahu berdiri di hadapannya dengan tangan yang berkacak pinggang.

"Kenapa? Sakit? Rasain!!"

Cowok itu hanya diam menatap datar gadis di depannya. Tidak mau berlama lama, cowok itu memilih untuk membalikkan badan.

Melihat cowok itu pergi, gadis itu langsung mengejarnya. Naas, tali sepatunya yang tidak tertali sempurna membuatnya menginjak tali itu dan berakhir dengan tersungkur. Untuk kedua kalinya.

"Iisshh!! Awas lo cowok jangkung!!"

Tanpa ia ketahui, dari pertemuan singkat itu menjadi sebuah pengalaman besar untuk hidupnya ke depan. Pengalam dimana dia tidak akan pernah bisa melupakannya.

🔥🔥🔥

Selamat membaca cerita ini. Semoga kalian suka dan bakal baca terus cerita ini sampai selesai.😆

Salam membaca

Arandza

MELTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang