2

7.3K 673 12
                                    

"Kau serius akan menerima perjodohan ini? Mana mungkin kau akan menyukaiku." Taeyeon bersidekap dada. "Lagipula, walaupun kau menyukaiku, aku tidak akan menyukaimu."

"H-hei, aku tidak menyukaimu tentu saja. Aku hanya ingin membuat perusahaanku semakin berjaya." Baekhyun menyesap kopinya.

"Baguslah. Asal kau tau saja. Aku tidak akan menerimamu. Aku lebih memilih menikahi seorang pria tua yang lebih kaya darimu." Taeyeon mengalihkan pandangannya pada handphone di genggamannya.

"Apa maksud—

"Chanyeol-ah! Kau benar-benar datang?" Taeyeon membuka tangannya. Ingin memeluk tubuh Chanyeol.

"Yeon-ah. Siapa yang tidak merindukan adik manis sepertimu, hah?" Chanyeol menyambut pelukan Taeyeon.

"Kau selalu begini. Masih saja menganggapku adikmu." Taeyeon mengerucutkan bibirnya sebal. "Chanyeol-ah. Ayo kita ke kafe di dekat rumahmu."

"Baiklah~" Chanyeol merangkul pinggang Taeyeon mesra dan berjalan meninggalkan Baekhyun.

Heol. Taeyeon bahkan melupakan Baekhyun di sana. Membuat Baekhyun berinisiatif untuk mengikutinya. Baekhyun sudah menyukainya.

Baekhyun membuang kopinya yang masih tersisa setengah dan berlari menuju mobilnya.

***

'Baekhyun-ah, kau tidak pulang malam ini?'

"Ayah, aku sedang ada urusan mendadak. Aku akan bermalam di hotel saja." Baekhyun menjepit handphonenya diantara leher dan bahunya.

'Jika kau menemukan masalah, jangan sungkan untuk menghubungiku. Oh ya, jangan lupakan skripsimu.'

"Baiklah, ayah."

***

Baekhyun menutup teleponnya dan berjalan mengikuti kemana Taeyeon dan Chanyeol melangkah.

"Chanyeol-ah. Tunggu disini sebentar." Taeyeon membalikkan badannya. Ia menyadari bahwa Baekhyun mengikutinya. Ia memberikan senyuman nakalnya pada Baekhyun. "Yeol-ah~"

Taeyeon menarik kemeja Chanyeol dan mendekatkan bibirnya pada bibir Chanyeol. Melumatnya lembut. Chanyeol membulatkan matanya. Hanya beberapa detik, Taeyeon melepaskan ciumannya.

"Yeon-ah—

"Ah, sepertinya aku sudah kehilangan moodku untuk meminum kopi. Aku akan pulang saja, Chanyeol-ah. Apa tidak apa-apa?" Taeyeon memiringkan kepalanya. Bersikap seakan tidak ada apa-apa.

"Ya."

Taeyeon langsung berbalik dan meninggalkan Chanyeol. Memasuki taksi yang ada di sana. Mulutnya mengeluarkan senyuman miringnya.

'Tunggu saja sebentar lagi, Baekhyun oppa~'

***

Baekhyun melihatnya. Melihat semuanya. Taeyeon mencium Chanyeol. Ia meremas dada kirinya kuat. Detak jantungnya tidak terkontrol. Ia ingin menangis, tapi, apa namja yang jantan menangis melihat pujaan hatinya meninggalkannya? Ralat. Calon pujaan hatinya.

Ia berjalan menuju sebuah bar di dekat sana. Mungkin dengan sedikit minum, ia bisa melupakannya.

Matanya sedikit mengernyit saat memasuki bar itu. Ia melangkahkan kakinya masuk. Dan menduduki salah satu kursi yang terletak di dekat meja bar. Beruntung, ia mengenali salah satu bartender disana.

"Yo, Baekhyun-ah. Ada apa kau kesini? Apakah skripsimu sudah selesai? Kau kesulitan menyelesaikan skripsimu?" Pertanyaan berentet keluar dari mulut bartender tersebut.

"Diamlah, Sehun-ah. Aku sidang tidak mood untuk menjawab pertanyaanmu. Siapkan saja yang biasa untukku." Baekhyun meletakkan kepalanya di atas meja tersebut.

Sehun segera memberikannya gelas dan satu botol bir.

"Jangan minum terlalu banyak, aku tidak sudi untuk mengantarkanmu pulang."

"Kau ini berisik sekali, Sehun-ah."

Baekhyun mulai meminum birnya. Menyesapnya lambat-lambat. Matanya tidak berhenti melirik kesana-kemari untuk mencari mangsa. *Ey kek lirik lagu*

Matanya menangkap Chanyeol memasuki bar ini dengan seorang namja berkulit Tan dan berpisah di tikungan menuju private room. Membuat sudut-sudut bibirnya melengkung ke atas.

Ia meninggalkan meja bar itu dan melangkahkan kakinya untuk menghampiri Chanyeol yang sudah duduk di sebuah sofa.

Tepat ketika seorang wanita penggoda menghampiri Chanyeol, Baekhyun duduk di samping Chanyeol.

"Chanyeol, bukan?" Baekhyun melipatkan kakinya rapat.

"Ya, bagaimana kau bisa mengetahuiku?"

"Siapa yang tidak tau Chanyeol? Seorang CEO muda di Park Company." Tangannya terulur untuk meraba dada Chanyeol. "Aku juga mengetahui bahwa kau adalah gay." Tatapan sayunya terarah kepada Chanyeol. "Aku Byun Baekhyun."

"Oh, kau adalah anak dari pemilik perusahaan Byun, bukan? Taeyeon pernah bercerita padaku."

"Oh, ya. Kalau begitu perkenalan kita cukup. Aku ingin membuat penawaran padamu." Tangan Baekhyun membuka satu kancing kemeja atas Chanyeol.

"Apa?"

"Aku baru saja melihat calonku melacurkan diri pada seseorang. Maukah kau membantuku untuk membalas dendam?" Baekhyun menarik kerah kemeja Chanyeol.

Dada Chanyeol bergemuruh. Ya dia memang seorang gay. Apalagi melihat tatapan sayu dan bibir merah Baekhyun di hadapannya membuatnya tidak tahan untuk menciumnya sekarang juga.

Tanpa menjawab, Chanyeol memajukan wajahnya dan tangannya menahan tengkuk Baekhyun. Kemudian ia mencium bibir Baekhyun ganas. Membuat Baekhyun mengeluarkan senyuman nakalnya.

"Nodai aku, daddy~"

TBC

BITCHY [CHANBAEK] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang