Pagi....
Kabut ini ganggu pandangmu
Semestinya ia tak datang
Jika jalan mu merasa terhadangSiang...
Sinar mentari, kenapa saat ini terik sekali?
Seharusnya ia teduh
Saat kau tak ingin berjalan, bahkan kau bisa berlariSore...
Burung sana ramai berkicau
Sepoi angin dengan dahan bersendau
Bertolak hatimu yang risau
Mereka tau, hatimu sedang tak ingin meracauMalam...
Hawa kini dingin nan kelam
Cari senyummu yang betah sembunyi
Dalam gigilan rambu alamYoda..
Hari mu rindu senyum di jiwa kuatmu!
Biarlah tugas alam menyisihkan mau
Tapi jalan dan masa kini dalam langkahmu,
Artinya kau tak bisa berlalu
Jika esok pagi, siang, sore dan malam
Masih kan nanti senyumanmu...Baturaja, 19-15-2017
Kau tak sendiri
Kami disini
Menantimu bersama hangatnya mentariAnifah Rizki
KAMU SEDANG MEMBACA
Debu-debu yang tak ingin pulang
PoésieTak berharga, tak berarti, tak terlihat, tak terjamah, tak dipedulikan, tak ternilai, tapi terasa jika dirinya ada, hanya sekadar pembuktian walau jalanan tempatnya berpangkuan tak pernah hiraukan. Pun tak peduli, ia ada untuk mereka yang menggapnya...