1. surat cinta Seorang Santri bagian 5

533 12 0
                                    

"tuhan, kenapa jatuh cinta itu sakit sekali?" jeritnya dalam hati. kemudian ia meninggalkan kantin sekolah itu kecewa.

Di rumah, tekad Ranu Sadewa sudah bulat. Ranu merasa siap tidak diakui sebagai anak oleh orang tuanya, termasuk kehilangan kekasih hatinya. Kini niatnya adalah pergi dan tidak diketahui siapa pun.

"pak, izinkan Ranu pergi! "
" keman? kemah apa piknik! " tanya bapak datar.
" tidak. Aku ingin mencari jati diriku tanpa dikaitkan dengan bapak. "

" kemana? " tanya pak Abdul Syukur masih bersabar, walau pun ada perasaan khawatir anak laki satu-satunya tidak bisa mewarisi dirinya sebagai seorang jenderal. Harapanya selama ini tiba-tiba buyar,bila ranu benar-benar pergi. padahal sebelumnya ia sangat yakin, Ranu akan lolos dalam seleksi masuk Akabri. Sebab postur tubuh, kesehatan, dan kecerdasan otaknya diatas standar syarat masuk Akabri. kini harapan itu tiba-tiba hilang.

"Entah, yang jelas tidak di kota ini. Kota ini terlalu sempit buat ku pak!"

pak Syukur kecewa, tetapi apa boleh buat Ranu benar-benar ingin lepas dari bayangan dirinya. ia kenal betul watak anaknya bila sudah mempunyai kehendak harus tercapai dan tak dapat dibantah siapa pun. ia ingat, ketika ditugaskan di daerah padang, sumatra barat, Ranu Sadewa yang baru berumur tujuh tahun sudah ingin melihat hantu. Hampir tiap malam, ia keluar asrama tidak mau ditemani dan tidak dapat dicegah. ia mendatangi tempat-tempat disekitar asrama yang dianggap orang banyak hantunya. Sudah satu bulan lebih Ranu tidak jera, tanpa peduli hujan dan angin. Akhirnya Ranu terserang demam tinggi, sampai dirawat di rumah sakit. Anehnya ketika sudah sembuh, ia tetap bersikeras melihat hantu.

keinginan konyol itu membuat seisi rumah kalang kabut. Akhirnya bapak mengoordinir para prajurit untuk pura-pura jadi hantu. Kebetulan malam itu hujan turun disertai angin dan petir. Semua prajurit siap membuat beberapa jebakan agar Ranu jera. Sayang, malam itu Ranu tidak keluar rumah, justru ia asyik dengan beberapa buku petualangan.

"Malam ini bapak yakin kau akan berhasil bertemu hantu."

"Malam ini? semalam saya sudah bertemu hantu kok! " jawabnya ringan.

pak Syukur kecewa. sudah berpayah-payah mengerahkan anak buah, hasilnya gagal total." jadi kau tak ingin melihatnya lagi? "

" Tidak, Ternyata hantu itu jelek, tidak lucu seperti di film-film di TV."
"bapak tidak percaya kau melihatnya."
"Tidak percaya ya sudah, pokonya aku sudah melihatnya."

Pak Syukur jengkel dan gemas melihat ulah anak lelakinya itu.
"Ah, bapak percaya kok, Tapi seperti apa sih rupanya? "
" Ia perempuan tua. Rambutnya tak disisir. Ia bertengger di pucuk bringin muka rumah.

belum puas Pak Abdul Syukur mendengar keterangan ranu. istrinya datang berseru-seru. "Pak, ada dua orang prajurit mau bertemu!"

Pak Abdul syukur segera meninggalkan ranu. Di ruang tamu ia melihat dua orang prajurit ketakutan.

Sabuk KiaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang