Ela Pov.
"Elaaa! Wake up. Kau harus sekolah"
"5 menit lagi Josh"
"Cepat bangun sebelum air di lemari es tumpah ke wajahmu"Seketika aku bangun mendengar ucapan Josh. Yang benar saja, apakah dia tidak tahu kalau aku masih mengantuk. Dasar tidak waras.
"Good girl. Tapi aku juga malas sih kalau harus kebawah mengambil air untuk menyirammu hahaha" Dasar jambul kunti.
"Sialan kau! Kakak macam apa kau ini. Yatuhan mengapa kau berikan aku kakak sekejam ini" ujarku dengan nada yang dibuat buat.
"Memangnya sekarang jam berapa sih" lanjutku.
"Damn you, kau seharusnya berterima kasih karna punya kakak tampan sepertiku, semua wanita disekolahku saja memohon padaku untuk mengencaninya. Sekarang jam 5" Aku hanya bisa memutar bola mataku. Dia tadi bicara apa? Tampan?. Aku mengambil bantalku dan hap.
"Eat that hahaha" Cium tuh bantal. Aku langsung berlari ke kamar mandi, selagi masih ada waktu untuk kabur dari Josh. Satu kosong Josh.
"Awas kau El. Akan kumakan kau!" Teriaknya seraya terdengar suara pintu tertutup.
Oh iya, hampir lupa. Perkenalkan namaku Lailah Ray Madelyn. Kalian bisa memanggilku Ela, El, Lailah, or whatever. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. 'Josh Richards Madelyn', Dia adalah kakakku. Kakak paling menyebalkan yang pernah ada di dunia ini. Aku tinggal di Indonesia, tepatnya di Jakarta bersama kedua orang tuaku.
Karna hari ini hari selasa, mau tak mau aku harus sekolah. 20 menit mandi sudah cukup bukan. Langsung saja kupakai seragam sekolah. Emm apa aku harus menyebutkan pakain dalam apa yang kupakai?. Oke jangan mesum. Tak lupa sepatu sneakers putih kesayanganku. Setelah itu kusampirkan tasku dan menuju kebawah.
"Morning darl, ayo duduk dan sarapan" ucap mom lembut sambil menunjuk kursi kosong.
"Heyoo... Josh is here" Josh datang sambil berpose layaknya orang gila.
"Kau baik baik saja, Josh?" Ucap ayah dengan wajah dibuat buat membuat kami tertawa terbahak bahak, --kami kecuali Josh. Aku mengusap air mataku karna tertawa.
"Okey enough, enough. Ayo sarapan, jangan sampai telat hanya karna Josh gila" Sahutku sambil terkekeh melihat Josh yang mengerucutkan bibirnya.
"Bagaimana sekolahmu El, dua minggu lagi kau wisuda bukan? Kau mau kuliah dimana nanti"
"Cukup baik, dad. Emm entahlah aku ingin ke Oxford? London?" Jawabku bingung, ya sebentar lagi aku akan lulus sekolah yeaaay.
"London? Pilihan yang bagus, tapi tidakkah London itu jauh, El?" Sahut mom seperti khawatir?
"Yeah, memang jauh sih. Tapi aku juga ingin bertemu dengan idolaku mom. Siapa tau jodoh hehe" Jawabku sambil cengengesan.
"Dasar fangirl, yaudah mom dad kita berangkat dulu yaa, udah jam 6" maklumlah, siapa sih yang ga mau ketemu sama One Direction? Apalagi Niall astaga, aku pasti pingsan duluan.
"Yasudah hati hati honey"
*At school
"Kau pulang jam berapa? Nanti aku jemput" Tanya Josh masih dengan fokusnya ke jalanan untuk memberhentikan mobilnya didepan gerbang sekolahku. Josh dan aku beda 2 tahun jadi dia sudah kuliah dan aku masih sekolah. Aku masih berusia 17 tahun dan dia 19 tahun.
"Nanti akan aku kirimi pesan, da-ah Josh aku mau masuk dulu"
"Baiklah. Da-ah lil sis hati hati have a nice day"
"You too" Kemudian Josh melajukan mobilnya.
"El!" Suara Fey yang mambahana memanggilku.
"Hey Fey, kau membuat telingaku pecah, dimana yang lain?"
"Hehe maaf El, mereka belum datang. Ayo ke kantin" Fey menggandengku ke kantin.
Fey Pov.
"Boleh aku bergabung?" Andrew?
"Sure" Sepertinya akan ada pertunjukan yang menyenangkan. Biar kuceritakan, semua lelaki disekolah ini selalu berusaha mendekati Ela, tetapi Ela tak pernah menganggap itu adalah hal yang penting. Semua lelaki disini berusaha mengencani Ela, tapi tak ada satupun yang Ela terima. Sadis sekali nasib mereka.
Bagaimana tidak, Ela sangat. Sangat. Sangatlah cantik. Bukannya berlebihan tapi memang itulah adanya. Ela adalah wanita idaman. Dia sangat pintar. Dia selalu mendapatkan peringkat pertama disemua mata pelajaran.
Dia gadis yang amat baik. Penolong. Tidak pernah membeda bedakan teman. Dia sangat populer. Dia selalu mengerti keadaan temannya.
"Ada apa, Andrew?" Ela memandangku dengan ekspresi yang, entahlah.
"Ehm eum tidak, apa kau hari ini ada acara?" Tanya Andrew. Aku sudah tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Kurasa aku... em" Lihatlah wajahnya, hahaha. Aku berdiri kemudian menarik lengan Ela.
"Permisi, sepertinya kami harus pergi, Andrew" Sesampainya ditaman belakang sekolah, aku tertawa terbahak bahak. Wajahnya benar benar konyol.
"Don't laugh. Jangan menertawakanku aku tahu aku konyol, thanks btw" ucapnya seraya memamerkan deretan giginya.
"For what baby?"
"Oh c'mon Fey. Fine, thank you for help me. Terima kasih karna telah menyelamatkanku tadi"
"Baiklah baiklah. Ayo kita ke kelas. Mungkin yang lain menunggu kita di kelas"
*Istirahat
"Kalau saja kalian tahu bagaimna ekspresinya tadi pasti kalian akan tetawa hahaha" Dasar Fey kenapa harus diceritakan sih.
"C'mon El, jangan cemberut begitu. Tidakkah kau memiliki keinginanan untuk punya pacar, eh?" Sahut Elo sambil cengengesan. Lagi lagi dan lagi mereka tertawa.
"Pacar? Yang benar saja bahkan aku tak tahu suka dengan siapa" Ucapku lirih. Aku dulu pernah punya pacar. Tapi kemudian kami putus karena aku memergokinya sedang asyiknya bercumbu dengan wanita lain. Aku benar benar hancur waktu itu. Aku sangat menyayanginya, dia lelaki yang sangat baik, tampan, pintar, dan perhatian. Tapi aku sadar 'dont judge people by the cover'. Teman temanku selalu memberiku support. Mereka selalu bilang "Dia akan menyesal karena telah membuang berlian hanya untuk jalang, sudahlah jangan menangis lagi" Menyesal bagaimana?. Dan sejak saat itulah aku selalu menutup hatiku untuk siapapun.
"Ooouch cup cup sayang, jangan sedih gitu dong kan masih ada Cody. Jangan pikirkan perkataan kadal darat itu" Ucap Cody menunjuk Elo sambil memasang ekspresi yang... eww.
"Sialan kau"
"Damn you Co, aku tak mau pacaran dengan orang gila sepertimu hahaha" Jawabku
"Kau benar El, kau jangan mau dengan Cody. Dia sudah stress akut karna sudah lama menjomblo" Sahut Aliyaa.
"Agree!" Ana pun tak mau kalah, haha.
"Setuju apanya kau? Ana sialan"
"Sudah sudah. Cepat habiskan makanan kalian. Sebentar lagi bel masuk"