-6-

61 36 4
                                    

Niall Pov.

"Kau mengantuk, El? Jika kau mengantuk tidurlah"
"Tidak. Lalu nanti siapa yang akan menemanimu menyetir?" Oh lihatlah. Dia perhatian sekali. Aku tersenyum ke arahnya.

30 menit dan kami sudah sampai dirumahnya. Kulirik jam tanganku, sekarang sudah hampir jam 11malam. Kami keluar mobil dan aku berjalan mendekat ke arahnya.

"Emm Niall?"
"Yeah"
"Thank you"
"Yourwellcome, babe" aku mencubit pelan pipinya yang merona.

"Baiklah, sampai jumpa Niall. Hati hati, good night" ucapnya seraya memasuki halaman rumahnya.

"El!"
"Yeah?"
"Emm c-can I have your number?"
"Uh?"
"A-aku tahu kau mendengarku"
"Boleh aku pinjam ponselmu, Niall?"
"Sure" ucapku seraya memberikan ponselku padanya.

"Sudah. Aku sudah menyimpan nomerku di ponselmu"
"Thanks, em El?"
"Yeah, kau besok ada acara?"
"Sepertinya tidak ada. Kenapa?"
"Kau mau hang out denganku besok?"
"No"

Kenapa hatiku bagai tersayat, sakit.

"Tentu aku tidak bisa menolaknya, Niall" ucapnya sambil memamerkan deretan gigi rapinya. Sial, aku tertipu rupanya.

"Aku akan menjemputmu jam 9"
"I'll be waiting for you"
"Baiklah, aku pulang dulu. Have a nice dream, El. Da-ah"
"Da-ah, Niall. Be carefull"

Aku melambaikan tanganku padanya kemudian melajukan mobilku dengan perasaan yang tak bisa kujelaskan lagi. Aku sangat senang sekali.

Ela Pov.

Entah ini mimpi atau bukan. Aku sangat senang Niall mengajakku hang out besok. AAA!. Aku ingin teriak sekarang juga. Aku melompat lompat diatas tempat tidurku. Okey okey, enough. Sekarang sudah hampir jam 11 malam. Sebaiknya aku berganti baju dan langsung tidur. Waktunya berlayar ke pulau kapuk.

Kriiing

Bunyi jam wakerku membangunkanku. Argh aku masih mengantuk. Dengan gerakan yang amat amat lambat aku mematikan jam wakerku. Aku duduk di tepi kasur, mencoba men-stabilkan cahaya yang ditangkap mataku.

Ting
Ting

From unknown number.

?: Good morning, El. Kau sudah bangun? :)
?: Save this number. Kau tidak lupa untuk nanti kan? See you later. Niallxx

Niall?. Yatuhan aku hampir melupakan hang out ku dengannya. Untung saja dia mengingatkanku, kalau tidak aku pasti suah lupa.

Me: Morning too, Niall. Aku takkan lupa;)

Send.

Aaaaaa. Aku akan bersiap siap. 10 menit mandi dipagi hari sudah cukup. Disini dingin sekali. Aku akan pakai baju apa?.

Ya. Aku akan pakai baju apa?!

Aku mengobrak abrik seluruh lemariku. Okey okey, yang simple saja El. Tak perlu repot repot. Okey, kaos maroon berlengan panjang, jeans hitam, sepatu kets putih, dan tas kecil berwarna hitam. Tak lupa aku merapikan rambutku agar tak berantakan, dengan balutan make up tipis. Semoga saja hari ini akan sangat menyenangkan.

Jam 8. 1 jam lagi.

Tingtong... tingtong

"Biar saya bukakan, miss"
"Tak apa, biar aku saja"
"Baiklah"

Niall?

Niall?! Tapi sekarang masih jam 8.

"Morning El. Aku tahu ini masih jam 8 tapi bukankah lebih cepat lebih baik. Aku takut terkena macet" Apa dia bisa membaca pikiran orang lain, bahkan aku belum bertanya.

"Masuklah dulu. Aku akan mengambil tasku" dia menganggukkan kepalanya.
"Mau minum apa?" Lanjutku.

"Tak perlu. Kita cari makan diluar saja" ucapnya sambil tersenyum. Bisakah dia tidak bisa tersenyum. Dia membuat jantungku berdetak tak beraturan pagi pagi begini.

"Baiklah, sudah siap?. Ayo"

Niall Pov.

"Baiklah, sudah siap?. Ayo" aku menggandeng tangannya lembut. Nyaman. Itulah yang kurasakan saat aku didekatnya. Kubukakan pintu mobil untuknya.

Dia terlihat cantik seperti biasanya. Aku suka style nya. Aku mengemudikan mobil menuju nandos. Aku belum sarapan. Kalian tahukan bagaimana aku kalau perutku sudah meraung raung. Tak butuh waktu lama kami sampai di Nandos.

Nandos hari ini agak sepi jadi aku bisa sedikit leluasa tanpa harus menghawatirkan paparazi. Menggandeng tangannya sekarang mungkin menjadi hal favoritku. Kami mengambil tempat duduk dekat jendela. Aku memandangi sambil tersenyum senyum sendiri.

"Kau kenapa?"

"Tidak"

Kami memesan makanan lumayan banyak. Lebih tepatnya aku, hehe. Tapi dia juga pesan lebih dari dua. Biasanya perempuan akan makan sedikit saja, bukan?.

"Kau pesan cukup banyak"
"Hehe aku juga lapar. Aku makan dengan porsi yang cukup banyak. So, jangan ilfeel oke?" Ucapnya memamerkan deretan giginya.

Aku terkekeh. Makan dengan porsi cukup banyak-- bagi wanita. Tapi dia tidak gendut atau apa?.

"Memangnya beratmu berapa?"
"45 kilogram?"
"Keren. Kau tak perlu cemas, aku malah suka wanita tanpa diet. Itu natural" jawabku sambil mengelus pipinya yang merona. Aku menyukai bagaimana caranya berbicara.

Setelah kami selesai makan. Aku membawanya ke London eye. Kami bersenang senang, sampai kami lupa waktu. Well, sekarang sudah jam 3 sore. Jadi aku mengantarnya pulang.

"Mampirlah dulu, Niall. Aku tahu kau lelah. Tak perlu sungkan, anggap saja rumah sendiri"
"Baiklah"

Kami duduk diruang keluarga. Melihat lihat hasil jepretan saat kami di London Eye. Kami sama sama tertawa melihat bagaimana ekspresi kami tadi. Diluar sedang hujan. So, aku punya alasan untuk tetap berlama lama disini. Entah sudah berapa lama jantungku berdetak tak normal berada didekatnya.

Kami menonton televisi sampai akhirnya Ela tertidur dipundakku. Aku mencoba memposisikan kepalanya agar berada didadaku. Aku mengelus rambut cokelat gelapnya yang super halus sampai akhirnya aku ikut tertidur bersamanya.

Ela Pov.

Kukerjapkan mataku berkali kali. Aku tertidur?. Jam berapa sekarang?. Kutoleh ke kiri dan kanan, ternyata kami tertidur. Hehe. Dia sangat lucu saat tertidur seperti itu. Kurogoh ponsel disaku celanaku, dan klik. Dapat, hehe maaf Niall kalau aku tak sopan. kau lucu sih.

Kulangkahkan kakiku menuju dapur, aku sangat lapar.

"Anda sudah bangun, miss?. Makan malam sudah siap"

"Eh, baiklah. Terima kasih" Sebaiknya kubangunkan Niall terlebih dahulu.

Kuguncangkan pelan bahunya. Dia nyenyak sekali sepertinya. Kucoba sekali lagi membangunkannya. Setiap sentuhan, selalu kurasakan sensasi menggelitik diperutku. Setiap aku melihatnya, selalu jantungku berdetak berkali kali lebih cepat. okey, cukup. Cukup.

"Niall wake up. Ini sudah hampir malam. Ayo cepat bangun. Kita makan malam dulu"

"5 menit lagi, mom" Aku terkekeh geli melihatnya. Hehe.

"Tapi aku bukan bukan ibumu Niall, haha" Kemudia dia membuka matanya. Oh lihatlah wajah polosnya saat bangun tidur.

Niall Pov.

  "Tapi aku bukan bukan ibumu Niall, haha" Hah?. Aku membuka mataku perlahan. What a view. 

One Thing - Niall HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang