بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dari kejauhan terlihat seorang perempuan mengenakan hijab berwarna peach yang senada dengan bajunya nampak tergesa-gesa. Dia selalu melihat kearah jam tangannya dan mengumpat dalam hati.
"Bodoh bodoh, kenapa aku bisa telat sih?!" Itu yang selalu dia ucapkan selama perjalanan menuju kelas.
Sampai akhirnya, dia sampai ditempat yang dia tuju. Dengan meneguk savilanya dan mengucapkan bismillah dia memberanikan diri untuk mengetuk pintu berwarna coklat tersebut.
Tuk..tuk
"Masuk." Suara bariton yang membuat gadis itu kaku seketika. Dengan langkah pelan tapi pasti dia melangkahkan kaki sambil membaca bismillah disetiap langkahnya.
"Assalamualikum pak." Senyumnya dengan manis tapi didalam hati dia sangat ketakutan.
"Wa'alaikumsalam, kenapa kamu telat asya?" Dengan eksperesi yang terlihat garang.
Ya perempuan itu bernama asyafia imani, dia merupakan mahasiswa di universitas negri dijakarta. Perempuan yang kerap dipanggil asya ini sering sekali mendapat hukuman karena telat datang di jam kuliahnya.
"He..he.. saya tadi ketiduran pak, karena semalem saya harus menyelesaikan provosal yang pak eko minta."
"Oh, alasan tidak diterima. Sekarang kamu saya hukum, bersihkan toilet sampai bersih."
"Masya allah, pak gak ada tugas yang lebih ringan lagi?" Tanya dengan eksperesi memelas.
"Ada, kamu lari lapangan 100 kali. Mau?" Tawarnya.
"Innalillahi, kalau lari lapangan saya gak bisa pak. Soalnya saya gak bawa sunblok nanti kalau kulit saya terpapar sinar matahari gimana? Bisa retak rambut nanti." Ucapnya dengan memelasnya. Dan teman temannya hanya mengertawakan.
"Emang kamu tembok bisa retak rambut? Kalo retak rambut kan kamu bisa pake nodrop."
"Ya ampun, bapak itu mah buat bocor bocor." Katanya sambil menepuk jidat.
"Ya terserah saya lah mulut mulut saya kenapa kamu yang repot?" Sambil mengoyangkan kumis lebatnya itu.
"Iya pak maaf, terus saya jadi dihukum?" Tanyanya semoga saja tidak jadi.
"Emm, jadi gak ya?" Ucapnya yang menurutnya agak sok imut.
Bagaimana tidak dia melihat ke arah atas seperti berfikir ala ala anak kecil dan mengetuk ngetuk dagunya."Gak jadi pak? Alhamdulillah. Makasih ya allah doa hamba terkabul." Ucapnya yang awalnya ingin sujud syukur.
"Eh, siapa bilang gak jadi di hukum. Kamu sekarang pergi ke toilet atau ke-"
Ucapnya ku potong, aku sudah tau kelanjutannya "iya pak, saya pergi ke toilet sekarang. Assalamualaikum." Ucapku sambil berlari menuju toilet. Dan semua temanku hanya menertawakan saja.
Mungkin ini sudah biasa menurutnya karena hampir setiap hari dia seperti ini.
Orang tuanya tinggal dibandung sedangkan dia harus tinggal di jakarta sendirian. Tidak ada sanak saudara yang tinggal disini. Jadi dia harus ngekost, nasib anak kost kostsan kalo lama nunggu uang bulan ya harus pinter pinter menghemat uang.
KAMU SEDANG MEMBACA
sabda cinta (Revisi Part)
Romance(TAHAP REVISI PART) Kadang aku ingin kisah ku seperti ketika aku membaca novel, membaca puisi, sampai seperti melihat drama. Kisahnya indah dan mungkin teramat indah menurutku. Tapi nyatanya kenyataan lebih pahit dari sekedar membaca dan menonton it...