بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
"Untuk kesekian kalinya aku merasakan sakit yang tak akan pernah kau mengerti.
Ingin berbagi tapi tak tau dengan siapa...
Ingin mengeluh tapi ku rasa percuma..."(Anonim)
***
"Asya" suara yang sudah lama tak ku dengar dan aku sangat merindukannnya"Usna" mataku seakan berbinar-binar tak percaya bahwa sahabatku ternyata dia sudah kembali
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" ucapnya disambar dengan pelukan hangat
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, usna kapan kamu datang. Aku kangen banget sama kamu." Ucapku sambil membalas pelukannya
"Kemarin" sambil melepaskan pelukannya.
"Kok gak bilang-bilang, kalo aku tau nanti aku jemput kamu." Ucapku dengan nada sedikit kesal dan dia hanya membalas ku dengan cengiran kudanya.
"Oh iya gimana acara lamaranmu?" Tanyaku antusias
"Alhamdulillah lancar sya, insya allah beberapa bulan lagi kami akan menikah." Jawabnya tersipu malu
"Alhamdulillah kenalin aku dong sama calon kamu. Aku juga mau tau" ucapku diiringi nada manja
"Iya insya allah secepatnya aku kenalin."
"Benar ya aku tunggu lho." Dia hanya mengganguk menandakan iya.
"Eh kita ke makan yuk, aku laper." Ucap usna diiringi nada manjanya
"Ih kamu ya, ya udah ayok."
Kami pun beranjak dari tempat itu dan pergi menuju cafe tak jauh dari kampus ini. Setelah sampai kami pun langsung memesan makanan kesukaan kami.
"Aduh aku kebelet lagi sya, aku ke toilet dulu ya." Sambil menyambar tasnya.
Aku hanya menganguk saja dan memainkan polsenku. Tiba -tiba ada suara barinto yang mengagetkanku
"Assalamualaikum" ternyata itu ghaaziy.
"Eh, wa'alaikumussalam." Ya allah mengapa dia selalu datang dimana pun aku berada.
"Kamu sendirian kesini sya?" Tanyanya.
"Iya- eh gak sama temanku." Jawabku gugup.
"Asya maaf ya lama soalnya-, eh mas ghaaziy assalamualaikum." Usna pun datang tapi mengapa sikapnya agak berbeda dia terlihat malu-malu dihadapan ghaaziy.
"Wa'alaikumussalam, kamu temanan sama asya us?" Tanya ghaaziy diiringi senyum manisnya tapi tunggu ada apa dengan mereka kenapa terlihat sangat akrab bahkah mereka sama-sama seperti malu-malu.
"Sebentar deh, kalian udah saling kenal." Tanyaku karena penasaran.
"Iya sya dia calonku." Sambil tersipu malu.
Astagfirullah hal'aazim bagai disambar petir dan dihunus ribuan pedang yang tajam rasanya, hatiku hancur seketika. Cinta yang selama ini aku pendam justru penghancur diriku sendiri. Lelaki yang sering kusebut namanya dalam doa-doaku ternyata sudah memiliki tambatan hati dan perempuan beruntung itu adalah sahabatku sendiri. Hancur iya hancur sekali, ingin pergi dan menangis sekecang mungkin agar aku dapat menumpahkan semua yang aku rasakan. Tapi aku terlalu lemah bahkan sangat lemah. Tenagaku seperti hilang entah kemana.
Ya allah berilah hamba kekuatan menghadapi ujian ini. Sabarkan hati hamba ya allah
"Oh gitu, selamat ya semoga lancar sampai hari-H." Sebisa mungkin aku harus menyembunyikan kekecewaan dam kesedihanku.
"Aamiin, makasih ya sya." Ucap mereka bersamaan menambah hancur hatiku.
Itu merupakan hari yang paling buruk bagiku bahkan aku berharap bahwa itu adalah mimpi buruk dan aku ingin sekali bangun namun sayang ternyata itu memanglah nyata. Entahlah dosa apa aku lakukan sehingga aku merasakan cinta pertama yang sangat tragis. Astagfirullah ampuni hamba ya allah...
Sepulangnya dari cafe itu aku memutuskan untuk kembali ke kostanku, rasanya aku ingin menumpahkan semuanya disana. Aku ingin meratapi hatiku yang sudah menjadi serpihan debu karena kenyataan yang sangat menyakitkan. Betapa malangnya aku, betapa kasihannya aku mengalami kegagalan yang sangat menyakitkan dicinta pertamaku. Tangis ku sudah tak dapat terbendung lagi hancur sudah hancur.
"Ya allah malangnya nasibku ini, dosa apakah aku ini?" Tak hentinya aku mengucapkan itu walau aku sudah menolak kata itu keluar dari mulutku namun aku sudah tak tahan untuk menahannya lagi.
"Tuan, mengapa kamu sangat jahat? Mengapa kamu tega menghancurkan hatiku?" Ucapku sambil menutup semua wajahku dengan tangan.
Allahu akbar allahu akbar
Allahu akbar allahu akbarAstagfirullah, apa yang telah aku perbuat? Mengapa aku jadi menyalahkan allah. Hanya karena sakit hati yang aku perbuat sendiri. Ampuni hamba yang hina ini ya allah, hamba khilaf janganlah engkau masukan hamba dalam golongan orang-orang yang munafik. Aku pun bergegas melakukan kewajibanku sebagai seorang muslim dan memohon ampun atas perkataanku barusan semoga allah mengampuni segala dosa-dosaku.
Disela-sela sujud terakhir aku sudah tak mampu menahan tangisku, aku berdoa semoga allah mengampuniku dan memberiku kekuatan. Karena bagaimana pun aku sudah terlanjur sangat mencintainya tak mudah bagiku melupakanya. Karena dia sudah menjadi pilihanku.
Sambil menadahkan tangan dan tangis yang belum usai aku berdoa.
"Ya allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Ampunilah hamba yang hina ini, yang menjijikan ini karena dengan mudahnya hamba telah menyalahkan engkau ya rabb. karena kehancuran hati hamba, hamba terkena bisikan setan yang mampu menyesatkan hamba.
Ya allah, sudikah kiranya engkau mengampuni hamba ini karena hamba tak dapat bangkit tanpa pertolongan mu ya rabb
Ya allah, ku titipkan dia kepadamu kekasih yang ku cinta, semoga dia selalu dalam perlindungan mu. Berilah ia kesehatan, kesematan, dan kebahagian dimana pun dia berada. Berikanlah segala yang terbaik untuknya. Aamiin ya robbal alamin"Rasanya aku sangat lelah tanpa sadar aku pun tertidur diatas sajadahku. Biarlah kelanjutannya aku serahkan kepada allah baik buruknya aku percayakan semuanya.
***
Selamat membaca maaf bila ada kesalahan dalam pengetikan karena manusia tempatnya salah. Dan maaf juga karena gak bisa kasih cerita yang panjang tapi insya allah akan selalu update. SyukronSalam sayang&manis
dari penulis amatir@fikhanza.khalila
KAMU SEDANG MEMBACA
sabda cinta (Revisi Part)
Romance(TAHAP REVISI PART) Kadang aku ingin kisah ku seperti ketika aku membaca novel, membaca puisi, sampai seperti melihat drama. Kisahnya indah dan mungkin teramat indah menurutku. Tapi nyatanya kenyataan lebih pahit dari sekedar membaca dan menonton it...