part 7

2.8K 185 4
                                    

Desir angin menerpa gadis cantik itu, seakan tau fikirannya. Sebuah kehidupan yang tak sesuai dengan khayalan yang berjalan hingga poros bumi ini berhenti berputar. Mata gadis itu tak lepas dari kebun teh yang ada di depannya.
Fikirannya menerawang 11 tahun silam, saat ia masih berumur 5 tahun, saat ia tinggal di bandung dan sering berkunjung ke sini.

"Gue kangen lo fahri... "Batinnya

"Woy... " gadis itu terlonjak kaget menatap sinis iqbaal, orang yang mengagetinya

"Apaan sih lo, ngagetin aja" omel gadis itu, (namakamu)

"Lagian lo ngelamun aja, ngelamunin apa sih lo? "Tanya iqbaal

"Kepo banget" ucap (namakamu), iqbaal menatap (namakamu) yang masih kesal itu

"Dari tingkah lo aja gue udah tau lo cila gue dulu, tapi gue harus cari bukti" ucap iqbaal dalam hati

"Nanti kita balapan sampai ke puncak gimana" ucap iqbaal memecahkan keheningan

"Gue nggak bisa" tolak (namakamu)

"Kanapa?? "Tanya iqbaal

"Gue mau santai-santai di sini, bukan mau balapan" jawab (namakamu) sekenanya

"Loozer" ledek iqbaal dengan cepat (namakamu) menoleh, menatap iqbaal dengan marah

"Oke kita balapan, dan gue pastiin lo bakal kalah" ucap (namakamu) ngga nyante

"Woles men permen" ucap iqbaal santai sembari memegang bahu (namakamu) dan dengan cepat (namakamu) menepisnya. Kemudian ia mulai berjalan menyusul teman-temannya

"Woy... (Nam..) jangan curang lo" seru iqbaal, (namakamu) menoleh ke belakang dan memeletkan lidahnya ke arah iqbaal, iqbaal mendengus

"ANAK-ANAK BERHENTI DULU. BAPAK BELUM MEMBERI ARAHAN" ucap pak toni dengan menggunakan toak, anak-anak pun berhenti

"JAUH-JAUH HARI BAPAK SUDAH MENYIAPKAN KELOMPOK BUAT KALIAN. IQBAAL, NASIM, (NAMAKAMU) KALIAN SATU KELOMPOK. ZIDNY, FAUZAN, NANDOS, AMEL KALIAN SEKELOMPOK. NAMIRA, MAURA, DIANTI, RAFTO. DLL... KALIAN HARUS SALING MENJAGA HINGGA SAMPAI KEATAS PUNCAK. DAN KALIAN BEBAS MAU TIDUR BARENG SIAPAPUN SYARATNYA HARU SEJENIS"

"yah... Pak nggak seru dong" celetuk rafto yang mendapat pelototan dari para kaum hawa, rafto nyengir

"Sekarang kita lanjut mendaki sampai atas langsung buat tenda" ucap pak toni tak menghiraukan celetukan rafto

"Kita satu kelompok" bisik iqbaal pada (namakamu). (Namakamu) hanya diam

"TUGAS KALIAN MEMBUAT MAKALAH TENTANG SEPUTAR DAUN TEH DAN DI PRESENTASIKAN DI SEKOLAH. INGAT ANAK-ANAK WAKTU KALIAN HANYA DUA HRI DI SINI" ucap pak toni lagi dengan masih menggunakan toaknya

"Iya pak" balas anak-anak. Mereka semupun berjalan ke arah puncak atas, (namakamu) dan iqbaal masih di bawah, mereka sudah ketinggalan lumayan jauh sama teman-temannya

"Sekarang kita mulai" ucap iqbaal dengan tengilnya

"Oke. Whatever" (namakamu) memincingkan matanya

Satu... Dua... Ti...
"Eh, lo curang (nam..) "teriak iqbaal kesal, pasalnya (namakamu) lari duluan sebelum hitungan ketiga, iqbaal pun menyusul (namakamu).
Zidny tersenyum licik ke arah (namakamu), sepertinya ia akan merencanakan sesuatu. Nandos yang merupakan musuh zidny juga melihat iqbaal, cowok pujaanya yang memperhatikan (namakamu) sedari tadi, kemudian ia menatap zidny dengan senyum licik.

(Namakamu) berhenti sejenak untuk mengatur nafasnya yang tak beraturan, ia menyeka keringatnya yang bercucuran lalu ia menatap ke bawah dan terkaget, ia tak sadar bahwa ia berada di pertengahan bukit yang dihiasi dengan deretan pohon teh, di lihatnya ke sekelilingnya dan hanya ia sendiri yang berada di sini. Kemudian ia melihat ke atas, teman-temannya sudah sampai di atas dan memasang tenda.

Uhuk... Uhuk... "Sial gue kalah" umpatnya

Drett... Drett... Ipond-nya bergetar dan dengan cepat ia mengangkat televon dari dokter

Hallo dok, ada apa?  Tanyanya

Kamu ada di mana? 

Di bandung dok. Ada apa? Balas (namakamu)

Ada hal penting yang harus saya beritahukan tentang penyakit anda

Hal penting apa dok?

Em.. Penyakit kamu itu menular

Menular dok? Maksudnya?

Penyakit HIV aids itu menular melalui hubungan intim, pernafasan, dan jika anda berpelukan ataupun berciuman

Trus saya harus apa dok?

Anda harus menjahui apa yang saya katakan tadi. Apa lagi yang harus di tanyakan. Jika tidak saya akan memutuskan televon ini

Tidak dok. Terima kasih

Televon pun terputus. (Namakamu) terduduk di tengah-tengah pohon teh, ia takut jikalau ia di kucilkan sama teman-temannya, di usir oleh om dan tantenya, dan ia takut jika ketemu orang tuanya, orang tuanya akan benci kepadanya. Fikiran-fikiran buruk terus terbayang di benaknya. Ia menangis hingga suara halus itu menghentikan tangisannya

"(Namakamu) "seru nasim, pemilik suara halus nan lembut itu. Dengan cepat (namakamu) menghapus air matanya dan berbalik menghadap nasim

"Eh...iya sim, ada apa? "Tanya (namakamu)

"Lo kok di sini, teman-teman sudah sampai. Ayo kita ke atas" ajak nasim, (namakamu) mengangguk saja. Sepertinya nasim tak tahu tentang (namakamu) yang habis menangis

***
"Kurang ajar si (namakamu), gue harus kasih pelajaran" ucap zidny dalam hati ketika melihat nasim, cowok pujaanya merangkul bahu (namakamu) dengan mesra. Begitupun dengan iqbaal yang entah mengapa merasa kesal dengan sahabatnya itu

"(Nam...) lo cantik banget sih" puji nasim sembari memperhatikan lekukan wajah (namakamu) yang mulus itu

"Baru sadar" balas (namakamu) yang membuat nasim tertawa

"Gue sadarnya udah dari dulu kok"

"Ekhem... "(Namakamu) dan nasim menoleh ke sumber suara

"Iqbaal "gumam (namakamu)

"Hay bro" sapa nasim

"Mending sekarang kita ngerjain tugas dari pada pacaran" ucap iqbaal cuek, (namakamu) mengerutkan keningnya

"Maksud lo apaan sih? "Tanya (namakamu)

"Gpp" balas iqbaal lalu pergi di ikuti nasim. (Namakamu) hanya diam, kemudian ia berbalik arah meletakkan tasnya di tenda dan mulai meneliti teh sendiri.

"Uhuk... Uhuk... Apa gue harus menjauhi semuanya? "Gumam (namakamu), air matanya kembali menetes jika mengingat hal itu. (Namakamu) mendongak menatap langit siang yang gelap ini. Suara guntur bersahutan yang sebentar lagi akan mengeluarkan anak buahnya yang berupa rintikan air. Dan benar saja, pasuka air itu turun dengan derasnya. Dengan segera (namakamu) mencari tempat berteduh, bajunya sudah basah kuyup dan ia hanya menemukan tempat berteduh berupa pohon besar yang rindang

"I be afraid rain and I am hate rain" gumamnya, bibirnya mulai membiru dan badanya pun menggigil, tak lama kemudian tubuhnya ambruk.

Bersambung......

Nb: tentang penyakit HIV aids itu gue ngarang yak. Kagak tau gue tentang seluk beluk penyakit itu

Typo w kagak bertanggung jawab😊

Jan lupa voment dan follow😀

Sukron 🙏 yang telah meread 😉semoga bahagia 😘

I Miss U❌idr (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang