part 8

2.8K 193 3
                                    

Kabut hitam juga menemani kota jakarta sore menjelang malam ini. Seakan menemani gadis yang berjuang untuk hidup, berbagai selang telah tertempel di tubuh gadis bule itu. Iqbaal terduduk lesu di ruang tunggu, berdoa dan berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk.
Iqbaal telah tahu semuanya bahwa, cila kecilnya adalah (namakamu) gadis bule yang sekarang sedang sekarat dan dia gagal untuk menjaganya.
Ya... Setelah (namakamu) di temukan pingsan di kebun teh siang tadi (namakamu) langsung di bawa ke jakarta.

Buku diary berwarna biru itu ia simpan kembali, buku yang membuatnya tahu semuanya.

"Mudah-mudahan (namakamu) nggak kenapa-napa pa" ucap jesika yang duduk tak jauh dari iqbaal

"Semoga" balas restu memeluk tubuh istrinya itu. Tak lama kemudian dokter keluar

"Gimana keadaan keponakan saya dok? "Tanya jesika yang menghampiri dokter

"Mari ikut saya keruangan saya" balas dokter ramah

***
"Gimana dok? " tanya jesika lagi

"Sebenarnya saya berat mengucapkan ini" ucap dokter yang bernama reno itu

"Katakan saja dok" ucap restu

"Nona (namakamu) terserang penyakit HIV aids petnyataan dokter reno membuat jesika menangis keras

"Nggak mungkin dok nggak mungkin. Pasti dokter salah periksa" ucap jesika sesekali terisak

"Kamu harus sabar sayang" kata restu menguatkan

"Nggak bisa pa nggak bisa. Kenapa harus (namakamu) yang menderita penyakit itu. Dia masih kecil pa. Mama nggak mau kehilangan orang yang mama sayang untuk kedua kalinya dengan penyakit yang sama"
Sedikit informasi, sarah, ibu kandung (namakamu) meninggal juga karena penyakit mematikan ini.

"Mama nggak boleh berpikiran seperti itu. Kita harus memberitahu jonathan" ucap restu

"Nggak pa. Aku nggak mau adikku menangis" ucap jesika ketika sudah keluar dari ruangan dokter

"Tapi ma. Kamu nggak kasihan sama (namakamu). Bagaimanapun juga dia butuh seorang ayah" ucap restu tegas. Jesika terdiam berfikir

"Biar dia tau sendiri pa. Aku sudah capek nasehatin dia"

***
"(Namakamu), lo nggak papa kan? "Ucap iqbaal yang melihat (namakamu) membuka mata. (Namakamu) tersenyum lemah

"Gue nggak apa-apa kok" jawab iqbaal

"Dasar caper" sahut zidny menatap (namakamu) sinis. (Namakamu) tersenyum menanggapinya

"Zidny cepet minta maaf sama (namakamu) "gertak kiki

"Apaan sih, gue nggak salah" balas zidny kesal, lalu keluar dari ruangan (namakamu)

"Maafin zidny ya (nam...) "kata kiki

"Nggak apa kok kak" balas (namakamu)

"Om sama tante mana kak? "Tanya (namakamu)

"Ke ruang dokter" jawab kiki, (namakamu) tercengang

Gimana kalau om sama tante tau penyakit aku  batinnya

"Gue mau pulang kak" pinta (namakamu)

"Mana boleh sama dokter" ucap kiki

"Ayolah kak. Please.. " (namakamu) merengek

"Tunggu mama sama papa dulu" kata kiki, (namakamu) menghela nafas

"Yakin lo mau pulang? "Tanya iqbaal memastikan

"Sure" balas (namakamu)

***
"Affection not till. I am in fantasy. One thought entirely. I am felling in her inside I am vision"

I Miss U❌idr (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang