"Kantin kampus ini ada dimana ya?" Aku masih terpaku. Begitu juga Angela. Cowok di hadapan kami ini tinggi sekali... Dia masih kelihatan muda walaupun dari penampilannya, dia seperti bukan mahasiswa. Akhirnya Angela buka suara. "Maaf... Kakak ini siapa ya?" Cowok itu tersenyum. "Saya Revan, anaknya Bu Lela." "ANAKNYA MPOK LELA??" Aku spontan kaget. Suara toa Angela baru aja nyerang telingaku. "Ish! Angela! Teriaknya jangan di telinga gue dong!" Kak Revan tertawa melihat tingkah kami. Aku akhirnya memberanikan diri untuk bertanya. "Kakak ini beneran anaknya Mpok Lela?" "Iya dek. Memangnya kenapa?" "Ohhh nggak kenapa-napa kak... Kita cuma kaget aja. Mpok Lela soalnya sering ceritain tentang anaknya dan selalu bangga-banggain anaknya." Mpok Lela emang sering cerita soal anak semata wayangnya yang kerja di luar negeri sebagai koki masak sebuah restoran bintang lima. "Hahahahaha ternyata ibu saya sering bercerita tentang saya ya..." "Sering banget kak! Biasanya nyeritain soal kakak tuh sambil bikin sambel ulekan!" Seperti biasa, Angela bersemangat banget kalau udah lagi menceritakan sesuatu. Kita bertiga jadi kenalan dan banyak ngobrol. "Oh iya kak, emangnya Mpok Lela nggak tau kalau kakak dateng kesini?" "Nggak Ngel... Kakak sengaja rahasiain. Mau kasih surprise hehehe." "Waaaah surprise apa nih kak?" Kak Revan mengeluarkan hpnya dan menunjukkan sebuah foto. Di foto itu ada Kak Revan bersama seorang wanita cantik dan... "Kakak baru aja lamar cewek ini???" "Hehehe iya. Ibu selama ini berharap kakak secepatnya lamar pacar kakak tapi kakak merasa kakak masih belum siap waktu itu. Sekarang kakak sudah siap dan akhirnya kakak lamar dia. Untung dia jawab iya." "Selamat ya Kak Revan!" Aku dan Angela langsung menyalami Kak Revan. "Makasih ya adek-adek... Ya udah, sekarang kakak ke kantin dulu ya. Mau kasih surprise ke Ibu." "Ok deh kak, kapan-kapan kita ngobrol lagi ya kak!" "Iya adek-adek... Pasti hehehe." Kak Revan melambaikan tangan ke arah kami dan pergi menuju kantin kampus.
"Kalau diliat-liat... Anaknya Mpok Lela cakep banget ya Kar. Sayang udah tunangan..." Kata Angela setelah Kak Revan udah nggak keliatan lagi. "Emangnya kalaupun Kak Revan masih single... Dia mau sama kamu?" Angela langsung cemberut. "Ihhhh jahat banget sih lo Kar! Kan berharap boleh lah... Abis dia keliatan kayak tipe aku bangeeeet!" Aku hanya bisa tersenyum. "Setiap cowok ganteng juga kayaknya tipe lo deh Ngel." "Eitssss! Enak aja! Nggak semua cowok ganteng itu tipe gue!" Aku tertawa. Tiba-tiba Angela nunjuk-nunjuk sesuatu. "Ehh ehh Kar! Tuh! Ituuuu!" Aku langsung melihat ke arah Angela menunjuk.
Ada seorang cowok tinggi, rambut pendek, dan brewok tipis sedang berjalan ke arah kami. "Kar, kayaknya itu dia deh yang disebut-sebut anak baru. Abisnya gue nggak pernah liat dia. Lo tau sendiri gue udah ketemu sama semua anak kampus disini." Ada benarnya sih. Angela itu gaul dan supel banget. Dia kenal sama semua mahasiswa di kampus kami. Bisa dibilang, nggak mungkin mahasiswa di kampus kami nggak kenal Angela. "Gila lah Kar... Cakep banget! Macho banget pula gayanya."
Aku udah nggak fokus sama omongan Angela. Entah kenapa, hatiku mulai berdebar. Aneh. Perasaan ini belum pernah aku rasakan sebelumnya. Rasanya... Rasanya seperti jantungku mau lepas dariku saking kencangnya debaran ini...
Nggak mungkin kan aku... Suka sama cowok itu? Tau dia itu siapa aja nggak. Masa iya aku langsung suka hanya karena melihat dia?
Tapi... Namanya cinta, tanpa harus tau siapa orang itu kita bisa langsung menyukai dia.
Ih apa sih Kar... Sadar! Kok jadi ngelantur gini ngomongnya? Pake acara ngomongin suka sukaan. Mungkin cuma karena aku nggak pernah liat cowok seganteng dia makanya sekarang aku jadi berdebar begini.
"KARINA ALNAIRA! LO NGGAK DENGERIN GUE DARI TADI???" Teriakan Angela langsung membawaku kembali ke realita. "IHHH KARINA KOK LO NYEBELIN SIIIIH. GUE UDAH NGOMONG PANJANG LEBAR TERNYATA LO NGGAK DENGERIN GUE!" Aku langsung menutup mulut Angela dengan tanganku. "Angela! Suara lo kenceng banget sih! Malu tau!" Angela berusaha ngomel lagi tapi tiba-tiba diam. Cowok itu sudah berada dekat kami. Aku langsung melepas tanganku dari Angela.
Cowok itu berjalan melewati kami. Entah kenapa, aku tidak bisa berhenti menatapnya. Anehnya lagi, cowok itu juga melakukan hal yang sama. Kami saling bertatapan. Mata kami seakan tidak mau berhenti menatap satu sama lain. Ingin sekali aku mengalihkan tatapanku tapi tidak bisa. Seolah-olah mataku terkunci dengan matanya.
Perasaan itu. Debaran itu. Debaran itu kembali lagi... Bahkan debaran itu semakin kencang.
Ada apa ini?
Mata kami terus bertatapan sampai dia sudah jauh dari pandangan. Bahkan setelah dia sudah tidak terlihat lagi, aku masih melihat ke arah dia berjalan.
"Wah wah wah... Ada yang jatuh cinta pada pandangan pertama niiiih~" Aku menengok ke Angela. "Apa sih Ngel...? Orang nggak kok." "Masa? Kalau emang nggak, kenapa kalian tadi saling tatap-tatapan dan nggak lepas-lepas pula tatapannya? Sampe orangnya udah ilang pun kamu masih liatin." Pipiku panas. Sepertinya pipiku memerah. "Tuh kaaaaan. Pipi lo aja memerah! Lo suka kan sama dia??? Cieeee Karina!" "Ihhhh apa sih lo Ngel! Lo tau sendiri, gue aja nggak tau dia itu siapa." "Yaaa emangnya kalau suka sama orang harus langsung tau gitu dia siapa? Kita tertarik sama orang juga belum tentu kita tau nama dia siapa. Kayak kenalan sama orang baru. Kita tertarik buat kenalan mereka, baru deh kita tau dia itu siapa." Aku hanya terdiam. Apa mungkin aku beneran tertarik dengan cowok tadi? "Gue akuin sih Kar, emang cowok tadi itu ganteng bangeeeet. Wajar lah kalau emang lo tertarik sama dia. Lagian... Dia juga keliatannya tertarik sama lo tuh." "Hah? Nggak salah? Mulai ngawur deh lo ngomongnya." Tiba-tiba Angela mencubit pipiku. "Yeeee! Gue nggak ngawur tau!" "Aduh aduh! Sakit!!" Angela tertawa receh dan melepas cubitannya. "Hehehe sorry bestieee. Tapi beneran deh, dari tatapannya itu kebaca banget tadi. Gue tau tatapan macam cowok itu tuh artinya apa. Ketebak banget deh pokoknya!" "Masa sih..." "Hmmm gini nih. Please lah Kar, gue ngerti banget soal beginian. Yakin deh sama gue." "Hahaha iya, secara lo kan sering banget ngalamin hal-hal ini." "Rese lo Kar!"
•••
Rendy's POV
Si Karina sama Angela kemana sih? Mereka berdua kok cepet banget ya perginya. Apa mungkin mereka udah ke kelas ya?
Tiba-tiba gue merasa gue nabrak sesuatu. "Ehh sorry sorry. Gue nggak sengaja."
Lha? Sejak kapan benda bisa ngomong?
Gue nengok dan gue ngeliat seorang cowok lagi benerin letak tasnya. "Oh iya iya, selaw. Gue juga minta maaf ya, tadi nggak ngeliat lo." Cowok itu senyum. "Eh iya, gue Rendy." Gue ngulurin tangan gue buat ajak dia kenalan. Dia jabat tangan gue. "Adrian. Adrian Baskoro." "Lo anak baru? Gue nggak pernah liat lo sebelumnya." "Sebenernya gue bukan anak baru tapi gue emang baru di kampus ini." Bukan anak baru tapi emang baru di kampus ini? Kok gue bingung ya...? "Maksudnya...?" Dia ketawa. "Gue salah satu mahasiswa sini yang ambil program 2 tahun di luar negeri terus 2 tahun lagi disini." "Ohhh." Tiba-tiba gue menyadari sesuatu. "Bentaaaar. Berarti lo itu anak semester 5 dong?" Dia ngangguk. "Waaaah! Senior! Maaf maaf! Udah nggak sopan aja nih gue hahahahaha." "Hahahaha santai aja bro! Emang lo semester berapa?" "Semester 3." "Yaelah cuma beda setahun hahahaha. Santai aja sama gue." Akhirnya kita berdua banyak ngobrol. Saking asiknya, gue lupa buat cari Karina sama Angela.
Gue ketemu sama mereka nanti deh pas istirahat.
---
Tadaaaaaaaaaa!! Mimin update lagi 😂
Stay tune ya, karena mimin bakalan update lagi tapi nanti. Harus di charge dulu hp mimin hehehe.
Semoga kalian suka ya! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Only A Wish
FanfictionKau tak tahu... Berapa hari harus ku lewati dengan hati yang hancur. Di saat kau ada di depan mataku... Dimana kau begitu dekat denganku.. Aku hanya bisa memandangmu Tanpa dapat menarikmu dalam pelukanku... Kau tak pernah tahu.. Bahwa rasa sayangku...