"Bukan bertepuk sebelah tangan, tapi Kak Randy yang gak tahu isi hati kamu! Dasar ikhwan gak pekaaan! Mau sampai kapan sih pekanya! " Wulan berkoar-koar ber-orasi di depanku. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya, yang suka siapa yang ribut siapa.
" Entar aku sampaikan bahwa kamu rindu dengannya" Aku tertawa puas mengejek Wulan, toh aku masih punya nomor whatsapp kak Randy. Masih tersimpan rapi, bahkan aku takkan pernah berniat menghapusnya. Aku akan menghapusnya jika sudah sampai pada waktunya. Entah kapan? Aku malah lebih takut 'ajal' duluan yang ku temui.
"Jangan jual namaku lagi dong! " Wulan menggerutu. Aku meringis pelan saat ia mencubit tanganku. Jadi? Percakapan ink terjadi di kelas XII jurusan ilmu-ilmu sosial, di posisi bangku paling depan tepat berhadapan dengan posisi duduk guru. Dan hari ini adalah laisure time karena H-2 ujian syafahi. Jika kalian bertanya-tanya apa itu ujian syafahi, buat kamu yang bersekolah di pondok pasti tahu. Ujian syafahi adalah ujian lisan lebih mengedepankan hapalan. Ada 4 mata pelajaran yang menggunakan metode ini di pondok kami, al-qur'an, muthola'ah, Kba, dan mahfudzat. Yang jika kalian maju di panggil berdasarkan nomor urut absen akan membuat lutut dan hati kalian bergetar.
Aku melayangkan pandanganku ke jalan Raya. Hiruk pikuk lalu lalang mobil lewat, di susul para kendaraan yang beradu cepat. Aku mengantuk, jauh sebelum Wulan berucap.
"Radit, Radit! " mendengarkan kata itu, mataku langsung tegak walau tanpa tongkat. Radit yang membuat refleks mata ngantuk menjadi terjaga.
"Apa'an sih kamu? Bentar-bentar Kak Randy, bentar-bentar Radit. Ada apa sih? "
Aku menggerutu dengan wajah cemberut kayak ikan gembung. Dan kembali mengistirahatkan mataku yang sayu. Sayu akibat kemarin malam rela berdagang, eh bukan. Bergadang demi menunggu story instagram Kak Randy. Aku bahkan sudah hapal, kapan beliau update status jika seharian tidak membuat story. Biasanya, tiap pukul 02.15 atau 01.45 Dini hari. Kalau di Medan kan beda satu jam sama waktu di kalsel. Huuh, begitu jauh jarak Medan-kalsel. Kapan kesana?"Aku ngeliat Radit pergi ke Mesjid tadi, buat sholat dhuha! " Wulan dengan matanya yang berbinar-binar. Dasar tidak jelas!
Aku manyun, males menanggapi wulan jika ini masalah Radit. Aku ingat pertemuanku dengan Radit, saat rapat osis gabungan putra-putri. Aku ingat bagaimana wajah dan ekspresi kami saat bertemu pandang. Aku benci itu, benci moment itu.
"Kak Randy apa kabar put? " Wulan kembali mengoceh gak jelas, malah menambah ke bad mood an diriku. Namun, aku tetap memasang wajah happiness.
"Alhamdulillah baik selalu" aku menutup mataku dengan posisi menyingkirkan wajahku pada meja. Belum sempat larut dalam pulau mimpi, Wulan kembali berujar.
"Kemarin kak Randy ngeliat story aku, tentang dirimu laah! " kata-kata Wulan itu ibarat motivasi agar gak ngantuk. Mataku kembali tegak, dan duduk dengan posisi yang baik.
"Benarkah? Aku juga kemarin mem-follow seluruh akhwat yang di ikuti Kak randy. Dan aku juga membuka beranda mereka satu-persatu" Aku menyeringai, mengingat moment saat aku tahu kak Randy memang punya hobby nge-like postingan akhwat. Dan aku hanya menjadi salah satunya.
Wulan bergidik ngeri mendengar kata-kataku. Mungkin aku terlihat seperti fans yang obsesif. Bahkan aku diandaikannya menjadi orang yang memiliki gangguan kejiwaan.
"Ngeri kamu put, kalau kak Randy tahu, takutlah ia padamu. Belum lagi hobby mu menyimpan semua fotonya. Kamu malah lebih terlihat seperti penguntit ulung put!!" Wulan menyampaikan dengan gaya lebaynya.
Iya , penguntit yang bahkan tak tahu kabar idolanya. Tak pernah bertegur sapa bahkan. Anggap saja stalker yang di abaikan oleh dunia. Sampai kan salam hangatku, untuk Kak Randy. Bilang bahwa Wulan merindukannya.
"Gak lah, biasa aja. Ini masih tahap rendah. Oh ya, bahkan aku sudah tahu tanggal lahirnya " Aku melirik Wulan dengan wajah speechless nya.
"Berapaa? "
" 22 Oktober 1996"
Wulan memasang wajah mengingat-ngingat. Dan mengeluarkan suara yang berisikan angka.
" 21 tahun!" iya, betul sekali tebakanmu, 21 tahun. Dan aku baru menginjak 17 tahun. Sudah lama aku ingin mencari seseorang yang jauh lebih tua dariku. Tapi bukan om-om, atau kakek-kakek. Untukku jadikan targetku!!
NB : Maafkan chapter ini sangat pendek. Karena inspirator saya sibuk dengan skripsi dan dunianya😥 . Karya ini takkan pernah ada jika tidak ada inspirator saya. Terima Kasih sudah menyempatkan waktu senggangnya untuk membaca kisah saya. Tinggalkan like dan komentarnya ya! Salam hangat dari kalsel😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhwatiy (Finish)
SpiritualDi angkat dari kisah nyata seorang akhwat stalker luar biasa. Yang terinspirasi dari seseorang di dunia Maya. Yang di persembahkan untuk para 'akhwat' yang bekerja tetap sebagai stalker 'ikhwan'. Sebagian chapter terinspirasi dari orang-orang yan...