satu

166 20 0
                                    

Sehun pov.

Aku duduk bersandar dikursi, menunggu manusia yang setiap hari selalu membuatku naik darah. Siapa lagi kalau bukan Kai manusia berkulit hitam dan berotak gesrek. Manusia itu memang tak pernah berubah dari dulu, ia selalu membuatku menunggu lama.

Tak lama aku mendengar suara seseorang berlari sangat kencang dan rusuh, lalu..

*DUBRAK!*

Suara seseorang yang terjatuh yang cukup kencang membuatku terkejut lalu menoleh kearah suara itu lalu menghela napasku dan menggelengkan kepalaku.

"Aw.." ringis seseorang yang tersungkur kelantai

"Lo telat 5menit" ujarku sambil nemimpuknya dengan pulpen

"aish! Eh pucet! Bukannya nolongin gua malah nimpuk gua lagi.. Dasar gak berkeprimanusiaan!" omel Kai sambil beranjak dari lantai lalu menghampiriku.

"Emang mau banget gua tolongin?" tanyaku sambil meliriknya

"Ish gua hajar juga lu"

Aku hanya terdiam melihatnya, dia terus celingak celinguk melihat kelas yang sepi.

"Hei, dimana yang lain?" tanya Kai

"Yang lain? Maksudnya?" tanyaku kebingungan

"Yoona dan Krystal? Dimana mereka?"

"Mana gua tau item! Emang gua dempet dia berdua lu tanya gua" omelku

"Astaga pucet, gua cuma nanya gak usah ngegas dong.. Kayanya kalo sama gua ngegas mulu lu" oceh Kai

"Lagian lu ngeselin sih, gua ngeliat muka lu mulu, lama lama enek tau gak"

"Astaga.. Jahad ya mulutnya" ujar Kai sambil menampar bibirku

"Eh apaansih" omelku sambil memegang bibirku

"Lu ngajakin gua ketemu kenapa? Kangen? Apa gimana?" tanyaku lagi

"Najis gua kangen lu, gua kesini cuma mau... Aduh gimana ya?" ujar Kai yang kebingungan sambil menggarukkan kepalanya dan bermundar mandir dihadapanku.

"Mau ngapainsih? Udah belom mikirnya?" tanyaku

"Aduh.. Hun, gimana?" tanya Kai

Aku hanya menatapnya dengan wajah datar, ingin rasanya aku menimpuknya dengan kursi yang sedang kududuki ini. Karna terlalu kesal dengannya yang tak pernah berubah dari kecil.

"Gini aja deh.. Lu keluar dari kelas ini.."

"Iya.."

"Lu naik keatap.."

"Iya.."

"Lu pergi kepaling ujung atap.."

"Iya.. Sampe disono gua ngapain?" tanya Kai yang sudah menyimak dengan serius

"Sampe diujung.. Lu terjun deh biar MATI!" ujarku menekan kata "mati" lalu pergi meninggalkannya

"Eh sialan lu! Gua serius juga, woy Sehun! Eh pucet tungguin gua!" triak Kai lalu menyusulku.

"Hun Hun Hun... Tunggu gua mau ngomong empat mata sama lu" Kai mengejar dan menarik jaketku dan menghentikan langkahku.

"Empat mata? Mata lu kan cuma ada dua" ucapku

"Iya ya.. alah udah duanya lagi mata lu dah"

"Mau ngomong apasih? Dari tadi gak jelas lunya jadi males gua" ocehku

"Sini sini.." Kai lagi lagi menarik jaketku seperti mengangkat leher anak kucing, dan bodohnya aku hanya mengikutinya tanpa protes, Kai mendudukiku disebuah kursi panjang lalu bercelingak celinguk.

"Eh dekil, disini cuma ada kita berdua doang, lu mau ngomong apaansih?" tanyaku

"Sstt.. Jangan kenceng kenceng nanti ada yang denger" Kai membekap mulutku, dan lagi lagi aku hanya terdiam.

"Gini Hun.. Kita kan udah bertemen dari brojol nih ya.. Setiap rahasia gua kan emang selalu aman sama lu.. Gua mau curhat nih Hun.. Tapi lu dengerin gua ya, jangan kabur" oceh Kai panjang lebar dan aku hanya mendehem saja.

"Aduh gimana ya ngomongnya.." aku sudah menatap tajam kearah Kai

"Kalo lu ngomong "aduh gimana ngomongnya" sekali lagi bener membunuh sekarang lu Kai" omelku

"Hehehe.. Iya iya.. Jadi gini Hun, sebenernya gua suka sama Krystal.." bisik Kai

"Hah?" aku hanya menatapnya tak percaya

"Biasa aja dong mukanya"

"L-lu serius?" tanyaku

"Iya.."

"Udah pasti"

"Udah pasti apa?"

"Udah pasti Krystal gak suka sama lu gara gara lu dekil" cibirku lalu pergi meninggalkan Kai

"Eh pucet! Kalo ngomong sembarangan lu! Woy! tungguin gua!" triak Kai namun kuabaikan.

Demi apa si dekil nyimpen perasaan sama si Krystal? Seharusnya dia tau, karna cinta persahabatan bisa rusak, trus kenapa dia bisa suka sama si Kryatal sih? Bego banget nih si item. Gerutu batinku.

MyLove [Oh Sehun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang