20.Restoran

832 37 1
                                    

Akhirnya kami sampai di suatu restoran Padang. Ya, jika kami makan diluar, pasti mama atau papa lebih memilih makanan Indonesia daripada makanan western jadi lidahku sangat terbiasa makan pecel lele, nasi uduk, gudeg dan sate Padang. Walau begitu, aku tetap suka french toast, steak, spageti, dan lainnya owh, salad juga.

Kami pun mengantre untuk memesan makanan yang kami pilih, aku memilih ayam pop, rendang, dan telur balado. Aku tidak begitu suka sayur yang ada di restoran Padang. Kami pun berjalan menuju meja untuk kami duduki, akhirnya minuman yang kami pesan datang, aku memilih es teh karena seperti yang kalian tau, apapun makanannya Nadia minumnya es teh.

Kami pun makan dengan khidmat, sesekali mama dan papa membicarakan masalah bisnis dan perusahaan.

"Eh Bramantyo"seseorang menepuk pundak papa, aku menoleh dan...

"Eh lo disini?ngapain?"tanya dia

"Nyuci baju gue"ucap ku ketus karena seseorang mengganggu acara makanku

Dia cuma ketawa gak jelas, lalu aku melanjutkan acara memotong telur balado ku. Kami berenam—karena mama dan papa Brandon ikut bergabung bersama kami—melanjutkan makan sambil para orang tua mengobrol tentang bisnis.

"Eh, gue berasa lagi makan sama calon mertua"ucap dia

"You wish"ucapku karena masih berusaha memotong telur balado yang tidak terpotong itu.

Kemudian tanpa diminta, Brandon memotongkan telur balado ku. Aku cuma ternganga. Setelah itu, dia mengembalikan piringku, dan aku kembali melanjutkan makan tanpa mempedulikan dia.

Aku melirik benda yang melingkar di pergelangan tangan kiriku sudah pukul 13.30, belajar bersama akan dimulai pukul 15.00.

"Ma, pa bisa pulang sekarang? Nadia mau siap-siap buat belajar bareng dirumah Bagus"kataku

Sebelum mama dan papaku menjawab, Brandon tiba-tiba menjawab.

"Gak usah om, tante, biar Brandon aja yang nganter Nadia ke rumah,sekalian nganterin dia ke rumah temen"jawab dia

Dan dibalas anggukan oleh semua orang,kecuali aku tentunya.

Akhirnya aku dan Brandon pamit kepada mereka—mama, papa dan om Tino serta tante Vani—lalu aku berjalan terlebih dahulu.

"Mereka cocok ya"ucap tante Vani yang masih dapat ku dengar. Lalu terdengar gelak tawa dari mereka semua.

Saat sudah sampai di depan mobil Brandon, aku pun masuk lalu memakai seat belt.

"Lo tau rumah gue gak?"tanyaku yang masih sibuk memakai seat belt. Lalu...

"Mbak salah mobil ya?"tanya orang itu, aku mendongak ku melihat bapak-bapak yang sedang kebingungan melihat ku. Dengan malu, aku melepas seat belt, dan meminta maaf kepada bapak tersebut. Rupanya aku salah mobil.

Saat keluar dari mobil itu, aku melihat Brandon yang cuma ketawa gak jelas. Saat sudah yakin itu mobil milik Brandon,aku pun masuk kedalam lalu memasang seat belt dengan malas. Aku melihat Brandon yang berjalan menuju mobil ini dengan tertawa sangat puas.

"Harusnya tadi gue vidioin tu, sumpah ngakak abis"ucap dia yang masih tidak bisa menghentikan tawanya.

"Kalo lo lebih niat ngeratawain gue dari pada nganter gue, mending gue turun!"ancam ku, Lau mengambil ancang-ancang untuk melepas seat belt. Tanganku digenggam, aku menoleh kapadanya, dan dia menggeleng. Saat perjalanan aku cuma diam, dia pun diam.

"Kok gak jalan"tanyaku

Lalu dia menyahut "gue kan gak tau rumah lo"

"Perumahan Jaya Abadi Blok A nomor 15"ucapku sambil menyalakan radio, agar tidak ada suasana canggung. Lalu dia melajukan mobilnya, 15 menit kemudian kami sampai di rumahku. Aku menyuruhnya masuk, dan meminta Bi Ani untuk membuat minum untuknya.

Lalu aku berjalan menuju kamarku, lalu bersiap siap, 45 menit kemudian aku pun keluar dari kamar mengenakan celana 3/4, lalu atasannya aku beri kaos berwarna sky blue bertuliskan "be your self", dan ditutup dengan jaket berwarna navy blue, tak lupa dengan snickers berwarna putih. Lalu aku mengambil tas yang berisi berbagai buku yang akan aku pelajari di rumah Bagus, lalu aku turun ke dapur untuk mengambil yogurt rasa stroberi dan juga roti gandum dengan diolesi Nutella.

Aku pun pergi ke ruang tamu lalu menghampiri Brandon yang sedang bicara dengan kak Nathan. Aku berdehem singkat agar mereka menyadari keberadaanku.

"Wah lo jadi adek durhaka ya, masa gue gak diajak ke restoran Padang"ucap kakakku sebal

Aku hanya bisa tertawa, lalu mengajak Brandon untuk langsung ke rumah Bagus.
Saat mendekati pintu, kak Nathan berbisik "gebetan lo banyak amat, kemarin Bagus sekarang Brandon, besok siapa?"tanya kak Nathan jail, aku hanya bisa menepuk keras lengannya dan dia mengaduh, aku pun langsung pergi ke mobil Brandon.

"Nih , alamat rumah Bagus" aku menunjukkan share licationnya pada Brandon.

Lalu mobil pun berjalan menuju rumah Bagus.

"Kalo kakak gue ada ngomong yang aneh-aneh gak usah ditanggepin, jam nya ngalor ngidulnya dia soalnya"ucapku

Dia hanya terkekeh lalu tersenyum. 25 menit kemudian kami sampai di rumah Bagus, lalu aku mengucapkan terimakasih, lalu dia pun pergi dari pekarangan rumah Bagus, lalu aku masuk kedalam rumahnya yang sudah tampak ramai karena sudah pukul 14.55.

TBC

Aku update lagi guysss, mana vomment nya?

Pengen deh punya kakak kayak Nathan, bisa diajak berantem, bercanda, ada yang bisa di godain. Aku gak punya kakak soal nya:(

Si Brandon cocok katanya jadi ojek aku:v

Yaudah ya, mungkin bakalan update lama, karena udah masuk sekolah.

Semangat kalian

Much love Brandon

Im YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang