Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi
WARNING: AU, OOC, OC, Typo(s)
Catatan: Akio 5 tahun
.
.
.
Kagami membuka matanya dan hal pertama yang dilihatnya adalah sekumpulan rambut biru gelap dan pundaknya yang agak basah. Dia menggerutu dan mendorong Aomine agar memberinya ruang dan tidak menindihnya. Dia semakin menggerutu karena dia bisa merasakan cairan di sisi dalam pahanya akibat kegiatan yang mereka lakukan tadi malam dan kondom mereka yang habis tapi Aomine tetap memaksa untuk melakukannya. Padahal mereka harus datang ke pernikahan salah satu kerabatnya pagi ini dan kalau mereka tidak bangun sekarang pasti mereka akan telat.
“Daiki, bangun.” kata Kagami mengguncang-guncang Aomine untuk membangunkannya.
“Hmm…” Aomine berkomat-kamit tidak jelas dan memutar tubuhnya untuk menjauh dari Kagami.
“Cepat bangun, kita akan terlambat,” lanjut Kagami.
Kagami tidak mendapat jawaban dari Aomine yang kelihatannya benar-benar kembali tidur.
“Aku akan membangunkan Akio dan kau juga harus sudah bangun kalau aku kembali.” ancam Kagami yang akan bangun tapi Aomine menariknya dan menindihinya.
“Daiki!”
“Selamat pagi,” kata Aomine tersenyum seakan-akan dia tidak melihat Kagami yang kapan saja bisa menendangnya keluar kamar.
“Jangan hanya senyum-senyum, cepat bangun!” kata Kagami dan memencet kedua pipi Aomine sampai membuat bibirnya mengerucut.
“Tapi aku mempunyai masalah di sini,” kata Aomine dan menggesek-gesekkan bagian bawahnya pada paha Kagami.
“Urus urusanmu sendiri!” Kagami mengerutkan keningnya. “Kau tidak puas sudah melakukannya tadi malam?”
“Hanya sebentar saja, 10 menit paling lama. Oh aku bertaruh aku bisa membuatmu keluar hanya dalam waktu 5 menit.” kata Aomine sambil menyeringai menyebalkan. “Lagipula kau masih basah ‘kan jadi aku tidak harus mempersiapkanmu lagi.”
Kagami semakin mengerutkan keningnya dan menyikut wajah tampan tapi menyebalkan Aomine. “Menjauh dariku!”
Tidak mendengarkan Kagami, Aomine malah mengunci kedua tangan Kagami di atas kepalanya dan akan mencoba menciumnya.
“Daiki, berhenti!” Kagami menggeleng-gelengkan kepalanya untuk mencegah Aomine untuk menciumnya tapi malah membuat Aomine mendapatkan akses ke lehernya dan menciuminya.
“Ah! S-stop…” kata Kagami lemah. Dia mencoba membebaskan tangannya dari genggaman Aomine dan ketika berhasil, dia langsung menjambak rambut biru gelap Aomine.
“Ow ow ow,” kata Aomine kesakitan dan mencoba melepaskan jambakan Kagami dari rambutnya. “Oke oke, aku berhenti. Kau tidak perlu memakai kekerasan seperti ini. Itu bisa dikategorikan sebagai kekerasan dalam rumah tangga dan aku bisa melaporkanmu.”
“Bodo amat! Cepat bangun atau aku akan benar-benar menendangmu sekarang.” kata Kagami dan menjauhkan wajah Aomine dari wajahnya.
“Oke, kalau kau tidak mau menggunakan pantat, bagaimana kalau mulut?” tanya Aomine yang membuat Kagami mengerutkan keningnya. “Oke kalau mulut tidak mau juga, tangan?”
Kagami hanya mengerutkan keningnya dan menahan diri untuk tidak meniniju muka Aomine.
“Baiklah baiklah aku ba--”
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga
FanfictionAnaknya itu memandang Kagami sebentar dan menguap kemudian memejamkan matanya lagi untuk melanjutkan tidur. "Ya, dia memang mirip denganmu."