Disclaimer © Fujimaki Tadatoshi
WARNING: AU, OOC, OC, Typo(s)
Catatan: Akio 16 tahun
.
.
.
"Selamat pagi,"
"Pagi, Akio."
Akio mengucek-ucek matanya saat memasuki dapur dan melihat kedua orang tuanya sudah berada di dapur dengan Kagami yang memasak dan Aomine yang sedang membaca koran pagi. Sudah seminggu sejak rencananya yang ingin belajar memasak dan dia masih ingin melaksanakan rencananya itu meskipun saat dia tanya ke ayahnya kelihatannya ayahnya itu tidak tertarik lagi untuk belajar memasak.
"Papa membuat apa?" tanya Akio dan menghampiri Kagami.
"Waffle," jawab Kagami. "Bahan makanan sedang habis dan aku belum membelinya lagi jadi sarapannya hanya waffle untuk sementara."
"Aku mau membantu Papa,"
"Ini sudah hampir selesai sih," kata Kagami. "Ya sudah Akio tunggu waffle-nya sampai matang nanti kalau sudah matang angkat, pindahkan ke piring lalu ambil adonan dan masukkan lagi, oke?"
"Kedengarannya gampang, siap Papa." balas Akio.
Kagami tersenyum dan mengelus rambut Akio kemudian berganti menggoreng beberapa telur untuk sekalian menghabiskannya.
"Kalian jadi mau belajar memasak?"
"Iya."
"Tidak."
Kagami mengerutkan keningnya mendengar jawaban berbeda dari dua pria yang sedang bersamanya itu.
"Gimana sih Touchan katanya mau memasak?" kata Akio protes.
"Aku tidak pernah setuju," balas Aomine tidak peduli.
"Tsk," Akio mendecih kemudian menghampiri ayahnya.
Kagami mengamati ketika Akio membisiki sesuatu ke Aomine dan kemudian mereka berdua terlibat perbincangan serius masih dengan berbisik-bisik. Kagami kemudian kembali menggoreng telurnya dan berjanji pada dirinya sendiri kalau dia akan segera mengambil tindakan yang diperlukan kalau mereka melakukan rencana yang tidak-tidak.
"Akio, waffle-nya akan gosong kalau kau tinggal terlalu lama."
"Ah maaf," Akio kemudian segera kembali untuk mengawasi waffle-nya. "Jadi kita mau belajar memasak, Papa."
"Baiklah," kata Kagami dan mengangkat telurnya yang sudah matang. "Kalian mau memulai kapan?"
"Sekarang," jawab Akio. "Mumpung kita semua libur."
"Ya lebih cepat lebih baik." tambah Aomine.
"Oke, tapi kita harus membeli bahan-bahan dulu. Aku akan mengajari kalian sesuatu yang gampang dulu." balas Kagami dan membagi telurnya ke tiga piring yang sudah disiapkannya.
"Oke."
.
Mereka akhirnya bersama-sama ke supermarket setelah sarapan untuk membeli bahan-bahan makanan yang akan mereka masak nanti. Kagami sudah memutuskan untuk mengajari mereka masakan yang agak gampang dahulu untuk pemanasan. Sebenarnya Kagami senang sekali suami dan anaknya ingin belajar memasak. Bukannya dia sudah tidak ingin memasakkan mereka lagi tapi dia senang juga kalau hobinya ini bisa menular. Dan lagipula kalau mereka bisa memasak Kagami tidak akan merasa khawatir lagi apa yang akan dimakan oleh Aomine dan Akio kalau dia sedang ada kerjaan sampai pulang larut dan belum memasak makan malam. Meskipun kelihatannya Aomine agak tidak tertarik tadi tapi akhirnya dia mau juga setelah melakukan perjanjian dengan Akio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga
FanfictionAnaknya itu memandang Kagami sebentar dan menguap kemudian memejamkan matanya lagi untuk melanjutkan tidur. "Ya, dia memang mirip denganmu."