✅ JKJI - 4

11.1K 888 22
                                    

Masukkan ke reading list kalian.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar setelah membaca.

Keberhasilan cerita ini ada di tangan kalian 😊

***

Sejauh ini hubungan Niki dan Sisi baik-baik saja walaupun tak ada hubungan badan di antara mereka. Baik Niki ataupun Sisi lebih memilih bungkam dan tak membahas soal kejadian beberapa waktu yang lalu.

Tapi hati wanita mana yang tidak sakit saat suami sendiri tidak mau menyentuhnya? Sisi tidak tau apa salahnya hingga Niki tidak mau melakukan hal itu dengannya.

Apa Niki tidak mencintainya?

Sisi hanya bisa menebak-nebak saja tanpa berani menanyakan langsung ke Niki. Walaupun begitu, Sisi tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri. Mempersiapkan semua kebutuhan Niki.

"Kalian berantem?" tanya Lani tiba-tiba. Sisi sempat menoleh sesaat dan hanya bungkam. "Pernikahan kalian masih seumur jagung, Si. Banyak rintangannya. Yang udah nikah puluhan tahun aja bisa cerai apalagi yang masih dalam hitungan bulan? Inget. Komunikasi itu penting. Selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin."

Sisi tersenyum tipis mendengar nasehat Lani. Ingin sekali Ia menceritakan masalahnya tapi Sisi takut. Takut jika Lani marah dan malah berdampak pada hubungannya dengan Niki.

Sisi memilih diam. Suatu saat nanti Ia akan menanyakannya pada Niki.

***

Kondisi Niki semakin hari semakin menurun. Ia memang rutin menjalani kemo sesuai anjuran Dokter tapi di sisi lain Niki berpikir bagaimana caranya mengembalikan uang Digo. Ingin Niki mencari kerja tapi fisiknya tidak mendukungnya untuk melakukan hal itu.

Hari ini adalah hari dimana Niki harus menepati janjinya. Kalau tidak, Niki bisa kehilangan Sisi.

Di sisi lain, Sisi juga tengah bingung. Biaya pengobatan Niki tidaklah murah. Apa yang Ia miliki sekarang tak akan cukup untuk menutup semua biaya Rumah Sakit.

"Si, ada yang pengen aku omongin sama kamu," ucap Niki lirih dengan tubuh terbaring lemah di atas ranjang Rumah Sakit.

Sisi mendekat dan duduk di kursi sebelah ranjang. Tangannya menggenggam erat jemari Niki yang terasa dingin. "Mau ngomongin soal apa, Nik?"

"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Selama ini kamu pasti mikir yang enggak-enggak soal hubungan kita. Apalagi saat malam itu," Niki menghentikan sejenak ucapannya. "Aku gak bisa karena ada alasannya, Si. Aku gak mau apa yang aku alami ini berdampak sama anak kita kelak."

Sisi menggelengkan kepalanya pelan. "Kenapa kamu mikir kayak gitu? Penyakit itu datangnya dari Allah."

"Ya aku tau. Tapi apa kamu gak ingat? Kedua orang tuaku meninggal karena penyakit ini dan aku gak mau penyakit ini akan merenggut anak kita juga."

Sisi menundukkan wajahnya dengan airmata yang menggantung di kedua bola matanya.

"Hal kedua yang perlu kamu tau, aku mempunyai hutang besar sama teman lamaku."

Sisi seketika mengangkat kepalanya dan menatap Niki bingung. "Maksudnya hutang apa, Nik?"

"Selama ini aku meminjam uang untuk biaya pengobatanku---"

"Kenapa kamu gak ngomong sama aku soal ini?" potong Sisi.

Niki menggeleng pelan. "Aku gak mau ngerepotin orang lain."

"Oke," ucap Sisi tiba-tiba. Ia lalu melepaskan tangannya dari genggaman tangan Niki dan berdiri dari kursinya. "Jadi selama ini kamu nganggep aku orang lain? Aku istri kamu, Nik."

JIKA KAU JADI ISTRIKU [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang