***
Seminggu setelah pernikahan dan Niki menjalani perawatan ekstra, akhirnya Niki sedikit bernafas lega. Hari ini Ia bisa menghirup udara segar diluar. Dokter memberinya ijin untuk pulang dan rawat jalan. Dan harus rutin menjalani kemotherapy sesuai anjuran Dokter.
Badan Niki memang rapuh tapi Ia berusaha tidak menunjukkan kelemahannya pada Sisi. Tentunya tak ingin membuat Sisi terus larut dalam kesedihan.
Niki tersenyum saat melihat Sisi tampak sibuk dengan beberapa baju pelanggannya. Sudah hampir 2 tahun ini Sisi menekuni dunia olshop. Dan untuk pelanggan setia, Sisi sudah mengantongi ratusan orang dari berbagai kota.
Sisi di bantu oleh Lani dan 3 orang pegawainya. 1 laki-laki dan 2 wanita. Untuk laki-laki bertugas mengirim barang ke ekspedisi. Sementara 2 wanita lainnya bertugas mencatat pesanan dan melalukan stok opname.
"Perlu bantuan sayang?" suara Niki membuat kepala Sisi menoleh cepat. Ia lantas tersenyum dan beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Niki.
"Kamu kok di sini. Istirahat di kamar aja ya. Kamu kan lagi sakit."
Niki tersenyum dan menggeleng. Bibirnya mengerucut membuat Sisi gemas. "Aku bosan di dalam kamar terus. Aku ingin mencari udara segar."
"Kamu mau jalan-jalan?" tawar Sisi.
"Emangnya kamu gak sibuk?" tanya Niki balik.
Sisi menggeleng lalu meraih lengan Niki dan membawanya keluar dari toko. "Aku ganti baju dulu ya. Kamu tunggu bentar."
Sisi masuk ke dalam rumah sementara Niki duduk di kursi teraa depan. Tak lama Sisi kembali dengan penampilan barunya tak lupa Ia membawakan sweater untuk Niki. "Pake dulu ya."
Dengan sangat telaten Sisi memakaikan sweater biru itu ke tubuh Niki. "Makasih ya sayang." ungkap Niki saat sweater itu sudah melekat di tubuhnya. "Kita mau kemana?"
Sisi tampak berpikir sebentar. Niki saat ini membutuhkan tempat yang nyaman. Seminggu di Rumah Sakit tentunya membuat Ia bosan. "Ke taman Pelangi yuk. Biasanya kalo sore gini sana rame. Adem juga hawanya."
Niki hanya menganggukkan kepalanya, mengikuti kemanapun Sisi membawanya. Setelah menghentikan sebuah taxi, Sisi dengan penuh kesabaran membantu Niki untuk duduk di jok penumpang baru setelah itu Ia mengambil duduk di sebelah Niki.
***
Benar apa yang dikatakan Sisi. Taman Pelangi jika sore seperti ini udaranya segar. Matahari juga tak terlalu terik. Dan suara gemericik air menambah kesan asri taman ini.
Mereka duduk bersebelahan di sebuah bangku beton taman. Sesekali Sisi memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.
"Kamu cantik." puji Niki lirih. Kepala Sisi menoleh. Kedua pipinya bersemu merah. Sangat jelas Sisi bisa mendengar pujian yang Niki lontarkan.
"Makasih." sahut Sisi sambil memamerkan senyum manisnya.
Kedua mata mereka masih beradu. Manik mata coklat dan hazel itu seolah berbicara, saling mengungkapkan isi hati masing-masing. "Si," panggil Niki pelan.
"Ya?" Sisi menyahut dengan cepat.
"Aku ingin berkunjung ke makam Mama dan Papa. Kangen sekali rasanya."
Sisi langsung mengusap punggung tangan Niki. "Sabar ya. Nanti setelah kesehatan kamu membaik, aku bakalan temenin kamu ke sana."
Niki tersenyum lebar. Sungguh bahagia Ia bisa memiliki Istri setulus Sisi. Menerima segala kekurangannya.
***
Seperti hari-hari lainnya, hari ini Sisi sibuk lagi dengan aktifitasnya. Mengurusi olshopnya yang semakin berkembang pesat. Sementara Niki bersiap-siap untuk ke Rumah Sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIKA KAU JADI ISTRIKU [COMPLETED]
Fanfiction21+ [ KONTEN DEWASA. PRIVAT CHAPTER ] Karena hutang yang semakin menumpuk Niki harus merelakan istrinya, Sisi untuk menikah lagi dengan seorang konglomerat. Untuk melunasi semua hutangnya Sisi rela membagi tubuhnya dengan orang yang sama sekali tak...