.
“People said you're a damn trouble, I said, you’re a miracle.”
--
Orang-orang memanggilnya dengan sebutan Si Pembuat masalah.Aku sendiri tidak tahu kenapa, darimana, dan apa makna dari julukan yang kerap kali mereka lontarkan hingga menjadi bahan cibiran orang sekitar.
Sebagai penghuni baru, aku lebih memilih untuk menarik diri dari hal-hal seperti itu. Tidak penting. Terlepas dari rumor benar atau tidaknya, aku tidak mau ambil pusing mengurusi hal-hal seperti itu. Tentu saja, selain karena aku tidak mengenal siapa pemuda itu, aku sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung apa yang mereka katakan tentang pemuda itu.
”Semalam dia mabuk parah dan memukuli pengendara sepeda motor yang hampir menabraknya."
“Pagi tadi dia membuat keributan di kedai pak Han.”
“Kemarin malam aku melihatnya membawa perempuan masuk kedalam rumahnya.”
“Si pembuat masalah itu oh Tuhan dia benar-benar membuatku ingin muntah saja tiap kali mencium aroma alkohol dari tubuhnya”
Hal pertama yang selalu menangkap perhatianku kala aku berada diluar rumah. Desis berisik dari beberapa tetangga yang tidak sengaja terbawa angin dan ikut menyentuh sepasang telingaku.
Malam ini aku cukup lelah dan kedinginan, aku mendapati empat orang wanita paruh baya yang masih sedang asyik membicarakan aib tetangga didepan rumah. Aku tidak habis pikir, kenapa didunia ini masih ada beberapa orang yang sangat bersemangat membicarakan keburukan orang lain,kendati udara malam ini begitu menusuk kulit.
Setelah terlebih dahulu menyapa dengan senyum hangat dan mengucap Selamat Malam aku melangkahkan kaki memasuki pintu rumah.
Pukul sembilan malam ,setelah melepas sepatu yang melekat pada kedua kaki, aku melempar tas sembarangan. Melangkahkan kaki menuju dapur berniat merebus air. Tenggorokanku kering dan kurasa udara yang dingin cocok untuk secangkir coklat panas sebelum tidur.
Sambil menunggu,kaki lelahku berjalan gontai menuju sofa ruang tengah. Mencapainya sudah payah, aku merebahkan diri. menarik nafas dalam dan rasa tenang mulai menggarayai. Sangat nyaman, hingga akupun melupakan sesuatu dan tertidur pulas.
Aku terbangun karena suara letupan ringan dan hawa panas yang menggerayai tubuhku. Awalnya aku hanya menggeliat pelan, belum berniat membuka mata karena rasa kantuk yang masih terus menghinggapi. Namun kesadaranku ditampar begitu saja setelah Indra penciumanku menangkap aroma sesuatu yang terbakar pendengaranku menangkap beberapa suara yang berasal dari luar.
“Yampun bagaimana dengan nona yang didalam itu.”
Samar-samar aku mendengarnya suara sirine yang menggema dan beberapa orang yang berteriak memanggil namaku. Secepat kilat aku membuka mata, rasa kantukku menguap begitu saja mendapati seluruh isi rumah sudah dilalap api yang mengobar panas.
Jantungku mencelos keluar, tubuhku tidak bisa bergerak, Otakku bahkan tidak bisa kugunakan untuk berpikir, aku diserang rasa takut dan khawatir yang luar biasa.
Tolong Selamatkan Aku.
Seolah napasku tercekat didalam kerongkongan, aku tidak bisa berteriak. Mengucapkan sepatah kata saja tidak bisa. Dadaku terasa sesak dan aku tidak bisa lagi menghirup oksigen. Kedua mataku kembali memberat, hampir saja aku kehilangan kesadaran jika tidak mendengar suara debuman keras berasal dari pintu yang didobrak paksa.
Seorang pria melangkah gusar, mengedarkan pandangannya ke segala arah, menemukanku yang terduduk tak berdaya diatas sofa. Ia menghampiriku.
Menerobos kepulan asap hitam yang menyesakkan. Meraih tubuhku lalu membalutnya dengan mantel abu-abu yang Ia lepas dari tubuhnya.
Aku merasakan tubuhku direngkuhnya, aroma mint bercampur aroma asap memenuhi indra penciumanku. Dalam kesadaranku yang mulai menguap samar-samar aku mendengar Ia berbicara.
“Dengarkan aku, orang bilang aku pembuat masalah. Sepertinya memang benar karena aku baru saja menghancurkan pintu depanmu dan melibatkan diri dengan semua ini. Namaku Kim Taehyung, kalau kita berdua bisa keluar dengan selamat dari tempat ini, kau harus berjanji untuk mentraktirku minum.”
Fin
..
..Yeah akhirnya 😁 aku nulis juga , dapat ide ini tadi saat sedang makan bareng temen. Sehabis main dari rumah seorang temen. Pulangnya aku perlu sesuatu, dan ya mintalah bantuan lagi sama temen yang lain (?) lagi untuk nitip sesuatu, ketemu deh di suatu tempat. Udah minta tolong, minta traktir pula 😁 untuk temenku baik 😂 alhasil diajak melipir lah ketempat makan. Kami mesen seblak level sedang, nah selagi nunggu makanan siap gitu ga sengaja liat tukang masaknya lagi ngidupin api dan yaa.. ide absurd itu bisa langsung berkelebat gitu aja ,sampai dirumah langsung eksekusi deh 😁😁
Hehe jadi curhat panjang lebar gini. Maaf maafBtw vote comment amat sangat dibutuhkan
Sekali lagi, aku sangat menerima kritik dan saran yang membangun dari kalian.
TERIMA KASIH 😊
SAMPAI JUMPA DI FLASH FICTION SELANJUTNYA
.
Aythea's_
KAMU SEDANG MEMBACA
[CHALLENGE] 25 DAYS OF FLASH FICTION
FanficDifferent things in twenty five ending