TRS 5

70 9 7
                                    

Enjoy bacanya :)***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Enjoy bacanya :)
***

Pagi ini, suasana riuh kelas terpampang jelas di depan Amel. Ada beberapa anak cowok yang duduk di deretan belakang mencuri-curi pandang ke arahnya, segerombolan cewek yang berkerumun di meja depan juga beberapa kali kepergok Amel sedang meliriknya. Amel yakin cewek itu sedang menghinanya secara diam-diam.


Ini pasti gara-gara ulah Revan yang menggandeng tangannya, Revan yang memaksanya mengantarkan pulang, dan sikap-sikap Revan lainnya yang mengundang rasa penasaran fans-fansnya itu. Sungguh menyebalkan.

"Mel lo gak papa kan?" Amanda merangkul bahu Amel, mengusapnya perlahan. Amanda sendiri juga tidak bisa untuk pura-pura tidak tahu, kalau sahabatnya ini menjadi topik hangat untuk ajang gosip murid-murid di sini. Bahkan sampai ke telinga adik kelas.

Amel menoleh ke Amanda lalu tersenyum manis. Sekeruh apapun pikirannya saat ini, dia tidak akan membebani Amanda lebih banyak lagi. "Gak papa kok Man. Lo tenang aja! gue kan udah pernah ngalamin yang lebih buruk dari ini" katanya tersenyum sekali lagi.

Amanda balas tersenyum. Dirinya juga bingung atas sikap Revan kepada Amel, bahkan dilakukan secara terang-terangan di depan semua murid-murid SMA Garuda. Ini jelas sangat merugikan Amel. Gadis itu dibicarakan oleh seluruh penjuru sekolah. Bahkan ketika gadis itu pergi ke toilet sekalipun. Seandainya saja Amanda memiliki cukup keberanian, tentu dia akan mendatangi Revan. Menyiramnya dengan air dingin kemudian memakinya agar menjauhi sahabatnya itu. Tapi tidak, Amanda belum siap kembali berurusan dengan yang namanya Revan Anggardian.

"Omagedolll!! Malah ngelamun! Udah gak usah di tanggepin. Gue yang diomongin kok lu yang sad sad manjah sih" Amel terkekeh.

Kringgg

"Yah masuk, mana pelajaran pertama Matematika lagi" Amanda sedikit memajukan bibirnya, merasa malas jika jam pertama Matematika. Pagi-pagi sudah diajak berhitung saja.

"Buat enjoy aja Mandaku" Amel menatap Amanda sambil menaik turunkan alisnya itu. Lalu keduanya tertawa bersama. Sahabat yang serasi.

Tapi mampukah akan begini seterusnya?

***

"Bu saya udah kebelet"

"Kamu tidak bisa lari lagi Revan!" tangan Bu Suci meraih pergelangan tangan Revan saat Revan akan berlari melewatinya.

Semua murid termasuk teman gengnya ini tertawa keras melihat kelakuan Revan yang mengerjai Bu Suci selaku guru Fisika di kelasnya dengan melempari Bu Suci dengan penghapus yang sudah dirinya potong kecil-kecil.

Bu Suci melotot marah ke arah Revan, jari telunjukknya mengacung ke arah sudut kelas, menyuruh Revan berdiri di sana.

'Cuih, dia pikir gue takut sama dia' Batin Revan sambil bersungut-sungut tak terima.

TREASURE [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang