7. Aku juga suka kamu, Dizo

65 3 0
                                    

***
Nucca P.O.V

Aku gak nyangka Dizo bisa mengatakan itu, apa aku salah denger ya? Ah, iya kali. Mana mungkin Dizo suka sama aku.
Dia kan anak orang kaya terpandang, gak mungkin tipenya kayak aku, gak mungkin dia suka aku. Mungkin tadi dia hanya iseng. Aaahhhh kok aku jadi gelisah gini ya, iya sih jujur aku juga suka sama dia. Dizooooo iya aku juga sukaa samaa kamuuuu!!!

"Nucca tunggu!"

"Hah? Kayak suara Dizo, ah gak mungkin. Jangan-jangan dia denger lagi." Nucca bener-bener gelisah sekarang, dia takut Dizo mendengar teriakannya tadi.

Nucca tetap melanjutkan langkahnya, bahkan lebih cepat.

"Tunggu Nucca! Diam, aku bilang diam disana!" Dizo sedikit meninggikan suaranya sehingga membuat Nucca menjadi diam ditempatnya.

Dizo mempercepat jalannya mendekati Nucca.

"Huuffft.. Kenapa kamu gak berhenti? Kenapa langkahmu semakin cepat?" Dizo mulai mengatur nafasnya.

"Kan aku sudah berhenti sekarang. Ada apa?"

"Aku sudah dengar semua, bahkan aku sudah tersaring jelas"

"Apanya? Orang dari tadi aku diam. Salah mungkin kamu"

"Ah mana mungkin, sudahlah Nucca, kenapa kamu tidak jujur saja? Toh, kita saling suka. Apalagi sekarang?"

Nucca tetap diam

"Hei lihat aku!"

Nucca tetap saja menunduk kebawah, berat sekali bagi Nucca untuk menatap Dizo. Akan tetapi, Dizo malah menolehkan wajah Nucca kehadapannya.

"Apalagi Nucca? Kau bilang kau juga suka aku, aku pun begitu. Apa yang salah?"

"Tidak Dizo!"

"Apanya yang tidak?, apa aku salah mengatakannya? Iya?"

"Bukan itu"

"Lalu? Apa aku bukan tipe kamu? Apa aku kurang sayang kurang perhatian? Atau ada pria lain juga yang kau suka?"

"Bukan! Bukan itu."

"Lalu apa?"

"Dizo! Aku anak orang miskin, bahkan aku tidak punya apa-apa. Aku hanyalah bahan ejekan banyak orang. Aku gak sepantasnya dapatkan yang seperti ini. Kamu orang kaya, orang tuamu tak akan suka dengan aku Dizo! Dizo, aku anak orang miskin, orang miskiiinnnn!!!" Nucca seditik berteriak dan perlahan air mata itu menetes membasahi pipi Nucca.

"Nucca lihat aku, aku tak mempermasalahkan itu! Dengar, AKU TAK MEMPERMASALAHKAN ITU! Aku menyukaimu apa adanya kamu. Apa kau tak melihatnya dariku? Nucca aku tulus. Dan orang lain tak akan lagi berani mengejekmu. Aku janjikan itu, aku akan menjagamu kapanpun itu selama aku mampu. Untuk orang tuaku, aku akan meyakinkan mereka. Kalau perlu kita berdua akan meyakinkan mereka semua bahwa kita pantas untuk bersama"

Nucca masih diam dan terpaku disana, Nucca menangis terisak-isak mendengar semua ucapan Dizo.

"Dizo maafkan aku, aku sudah membentakmu tadi. Dizo aku juga suka sama kamu, tapi apa kata orang kalau kita bersatu"

Dizo meraih tubuh Nucca kedalam pelukannya. Dan menyakinkan Nucca bahwa semua bisa mereka lalui bersama.

"Ini hubungan kita sayang, jangan pernah dengar orang-orang yang ingin menghancurkan kita. Aku juga minta maaf tadi membentakmu, abis kamu ngeraguin aku." Dizo mengelus lembut rambut Nucca sambil memejamkan matanya, seakan penuh kasih sayang.

Dizo membisik pelan ke telinga Nucca. "Dengar.. Aku serius. Aku sayang kamu Nucca"

"Aku juga sayang sama kamu. Aku gak ngeraguin kamu, aku percaya sama kamu." Kini Nucca semakin larut dalam pelukan Dizo, Nucca merasa nyaman dalam dekapan Dizo. Dia merasa Dizo adalah orang ketiga sebagai penguat dalam menjalani hidupnya setelah Ibu dan adiknya.

WHY ME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang