Teknik Informatika

21 5 0
                                    

Langkahku terhenti.

Pintu kelas yang terletak di ujung gedung sudah tampak dimataku. Tak kusangka setelah sekian lama memimpikan untuk bisa masuk ke kelas ini dan sekarang akhirnya terwujud.

Tess

"Loh? Kamu kenapa Nur? Ko nangis? Emang keras banget aku nabraknya tadi?"

Tersadar aku langsung menghapus air mataku dan menjawab pertanyaan Noer tadi.

"Aku tidak nangis ko, oh iya kamu jangan liatin saya seperti itu, saya bukan mahram kamu, bisa jadi zinah mata nanti"

"Ah iya maaf dan makasih udah ingetin yah hehehe, yaudah kita lanjut ke kelas yuk" Noer pun langsung membuang pandangannya dan berjalan.

"Kuy" kataku menyamai langkahnya.

Jujur sejak pagi mengenal Noer aku memang tidak pernah berani bertatap-tatapan dengannya. Saat kami mengobrol juga tidak pernah bertatapan. Kami selalu membuang pandangan agar tidak zinah mata.

Tapi kenapa sekarang dia melihatku dengan tajam? Karena melihatku menangis? Hahaha lucu.

~~~

Ketika di dalam kelas kami berpisah. Noer duduk dengan teman SMA nya sementara aku sibuk mencari bangku kosong.

"Sttt, Nuri !!!"

"Seperti ada yang memanggil?" Akupun langsung menengok ke sumber suara

"Duduk dibelakangku saja, ini kosong"

"Ohh Noer, kirain siapa yang manggil. Emang tidak apa duduk disini?" Aku pun melihat sosok perempuan dibelakang Noer.

Perempuan berkerudung panjang, bahkan panjang kerudungannya melebihi yang kupakai sekarang.

"Ah tidak apa, sini duduk saja, perkenalkan namaku Almira Putri, kamu?" Sapa perempuan itu.

"Terima kasih, namaku Nuri Al-Faith, salam kenal"

Kami pun berjabat tangan.

"Aku manggil kamu uri saja ya? Kalau aku panggil Nur nanti malah si Noer yang nengok hahaha"

"Ah iya tidak apa"

"Oh iya, kamu sudah kenal dengan Noer? Kok bisa? Hahaha" Tanya Almira yang disusul tertawaan.

Noer tiba-tiba menyela pembicaraan kami
"Eh maksudnya apa nih ra? Gak seneng banget kayanya kalau aku punya teman baru"

"Ya tidak kenapa-kenapa hahaha, jadi gimana? Ko bisa?" Almira kembali bertanya hal yang sama padaku.

"Tadi kami se-bus dan ngobrol-ngobrol"

"Oh gitu, hati-hati saja Noer itu cogan sholeh dan banyak yang mengincarnya wkwk"

"Heh, ra ngomong apa sih. Jangan didengerin Nur. Tidak ada yang mengincar saya kok" celetuk Noer.

"Ah iya saya bakal hati-hati wk"

"Jangan dianggep serius ya omongannya si Mira ini, lagi kekurangan cokelat jadi begini dia"

"Tau aja kamu Noer, beliin dong, sekalian beliin teman baru kita ini. Ya? Ya? Ya? Noerrr" bujuk Almira.

Karena merasa tidak enakan aku menolaknya
"Eh tidak usah, Masa baru kenal udah dibeliin cokelat sih"

"Gapapa biar makin akrab" jawab Noer yang kemudian ditimpalkan oleh Almira "Lagi pula Noer orang baik ko ri, dia tidak akan minta imbalan haha"

*Triiingg*

Kami bertiga sibuk membereskan buku, dan Noer kelar membereskan nya duluan.

"Sudah bel istirahat nih, aku beli cokelat buat kalian dulu yah di supermarket depan, kalian mau ke kantin kan? Aku nitip bakso saja, seperti yang biasa ya ra. Nanti aku belikan kalian minum juga. Nuri mau minum apa? Mira?"

Ternyata ia masih ingat janji tadi pagi yah wkwk.

"Iya nanti aku pesanin buat kamu, nanti posisi kita makan dimana aku pap deh biar kamu tidak nyasar wkwkw" Mira

"Aku minuman yogurt aja Noer"

"Aku pokari saja" Mira

"Okesiap bosku, aku duluan" selesai mengatakan itu ia langsung berlari secepat yang ia bisa.

~~~
"Kamu dan Noer sudah sejak SMA bareng yah ra?" Tanyaku membuka percakapan.

"Ah itu sebenarnya aku dengan Noer sudah dari SD barengan terus, sudah 12 tahun aku mengenal dia. Kenapa ri?"

"Ah tidak aku cuma nanya, habis aku lihat kalian dekat sekali"

"Oh I see, kamu cemburu? Kamu suka sama Noer?"

*Blush*

"Enggak kok, Mana ada aku suka sama dia, aku lagi hijrah. Aku tidak mau jatuh cinta ke ikhwan yang salah. Aku hanya ingin jatuh cinta ke imamnya aku nanti"

"Awww, menyentuh banget uriii, tapi wajahmu memerah tau. Yaudah aku dukung deh kamu hijrah. Pasti. Tapi, Noer itu bukan lelaki yang salah, inget loh 12 tahun aku kenal dia, dan baru ini dia mau beliin orang lain cokelat selain untukku. Hehe. Berarti kamu spesial buat dia ri hehe"

"Apaansih ra mana ada muka aku merah. Sudah tidak usah dilanjutin"

Akupun mempercepat langkah dan disusul oleh mira.

"Yah ngambek, yaudah maap ya uri hehe"

"Nuri tidak suka ngambek tau, eh iya ra, yang disebelahnya Noer itu teman SMA kalian juga?"

"Iya, dia namanya Fransisco Saripati panggil aja Ciko"

"Kristen?"

"Yep"

"Teman dari SD juga? Atau..."

"Nope, dia teman kami dari SMP"

Tanpa disadari ternyata Almira malah lurus saja
"Oh gitu, eh ra sini jangan lurus aja katanya mau beli bakso"

"Oh iya, kamu yang pesenin ya ri, aku mau cari tempat buat kita berempat"

"Empat? Siapa aja?"

"Sama Ciko ntar dia nyusul"

"Okok, kamu pake apa aja baksonya? Terus Noer? Ciko bakso juga?"

"Aku pake mie kuning, sayuran sambel 5 sendok. Noer pake bihun, sambel dikit aja, saos kecap jangan lupa, terus sayuran. Kalo Ciko bakso sama sambel 5 sendok aja, yaudah ya uri aku nyari tempat dulu, kalau kamu sudah pesan nanti langsung ketempatnya aja ya, nanti bakso nya dianterin"

Almira pun langsung mencari tempat yang cukup buat kami berempat sementara aku ke tukang bakso.

"Bang beli baksonya bang...."

Selesai memesan aku mendatangi Almira yang sedang duduk sendirian.

"Hai" aku menepuk pelan bahu Almira.

"Uriii"

Almira langsung memelukku.

"Kenapa?"

"Masa kata Noer cokelatnya habiiis"

"Ya ampun muka kamu sampai sedih gini karena cokelat?"

"Ahh uriii, aku tuh suka cokelat riii"

"Iyaiya, nanti pulang kuliah aku kasih cokelat yang ada di rumah ku, mau? Sekalian kamu main"

"Bener ri? Terus gimana sama Noer? Ciko?"

"Kalau mereka mau ikut yah boleh saja"

"Asiiik"

Aku senang melihat Mira gembira seperti itu. Meskipun cokelat itu distock abi untukku, aku ingin berbagi ke temanku yang satu ini.

"Hai"

For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang