Cokelat

17 6 0
                                    

"Hai"

Spontan aku dan Mira menoleh ke belakang, dan ternyata itu Ciko.

"Gw, gabung disini gapapa kan ra? Ri?"

"Hm" Mira pun langsung sibuk mengetik sesuatu di ponselnya

"Ah iya gapapa ko cik" sahutku, jujur kami belum kenalan, tapi ia sudah berani menyapaku itu adalah hal ter-dabest bagiku. Karena menyapa orang yang dikira sombong itu hal yang luar biasa.

"Oh iya kita belum kenalan, namaku Fransisco Saripati,..." Ia memberi jeda sejenak untuk duduk dihadapanku dan melanjutkannya "gw anak tunggal, rumah disekitar sini, kalau mau mampir pintu rumah gw terbuka lebar buat lo ri, dan gw single"

Sejenak Ciko cengengesan tidak jelas.

"Gajelas kamu cik, mau deketin uri ceritanya? Ga, aku izinin hehe" Mira pun menyaut meskipun ia masih sibuk mengetik.

Senyuman tidak jelas Ciko pun menghilang.

"Berisik lo ra, gak intro ke lo ya. Diem aja lo, jadi gini ri, meskipun lo ngomongnya aku-kamu ke gw, gw bakalan tetep ngomong gw-lo. Ini udah kebiasaan. Susah sih ya kalo kebiasaan. Jadi maklum ya ri"

"Iya salam kenal ya cik, Aku bakal maklumin kamu kok"

"Sip"

Ciko pun tersenyum, kini bukan cengengesan yang ia keluarkan.

"Kamu ganteng Cik kalo lagi senyum"

ALLAHUMA, TADI AKU NGOMONG APAAAA!!!!! BISAAN BANGET TUH KECEPLOSANNYA, EMANG IYA SIH. TAPI KAN INI BARU KENALAN. MALUU. WAKTU ITU SAMA NOER SEKARANG SAMA CIKO.

"WHAT!!!!" Mira pun melempar ponselnya yang kemudian ia pungut kembali.

"Kamu sadar gak sih ri, tadi tuh ngomong apa? Bhahahaha" Mira pun tertawa lepas.

"Aku emang gabisa jaga omongan ra..." sekilas kulihat wajah Ciko memerah.

"Dari kecil aku memang dibilang orang yang ceplas-ceplos gini ra" akupun memasang wajah se-innocent mungkin.

"HAII, CALON SUAMI SOLEH UNTUK ISTRI SOLEHAH SUDAH SAMPAI"

"Ewoh" Ciko menunjukan ekspresi datarnya ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Noer barusan.

"Cokelat habis. Ini minuman dan snacks saja buat kalian. Buat sahabat lama, sahabat hampir lama, dan sahabat baruku. Semoga akan dan tetap setia menjadi sahabatku" ia menaruh kantong belanjaan tepat didepan Mira.

"Baksonya mana nih?" Tanya Noer

"Mas, mbak, baksonya" abang bakso

"Terima kasih Pak" kami berempat yang sudah kelaparan lantas menyerbu bakso tersebut.

Bakso, minuman dan juga snacks yang dibeli Noer itu telah ludes. Selepas itu kami kembali ke kelas dan melanjutkan pelajaran.

~~~
Jam menunjukan pukul 14:00
"Hmm, Noer, Cik kalian mau tidak main ke rumahku hari ini. Soalnya Mira berencana main ke rumahku sekarang. Gimana?"

Butuh keberanian yang kuat untuk diriku mengajak seseorang datang ke rumah, Dan lagi hampir tidak pernah ada tamuku di rumah.

"Gimana ya ri, aku..."

"Gausah sok nolak Noer, gw tau lo mau kan? Ok, ri. Gw mau. Naek mobil gw aja ya. Daripada ngongkos, mahal. Kalo gw kan gratis, ya gak ra?"

"Hahaha, iya, emang lo gratisan Cik bhahahah"

"Batu lo ra, awas aja lo duduk di kursi depan samping gw, itu buat Noer kalo bisa sih Nuri saja"

"Apa-apaan lo, sejak kapan aku duduk di samping lo, ewoh. Nuri harus dibelakang, kamu bukan mahramnya Nuri, bodoh"

Aku dan Noer hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.

°°°
"Wow, besar ya ri" ucap Mira dari dalam mobil saat memasuki area rumahku.

"Biasa aja" jawabku

"Kok biasa aja?" Noer

"Buat apa besar kalau yang ada didalam kesepian"

"Mulai sekarang kita bakal nemenin lo kok ri, tenang aja"

"Makasih yah"

Mobil pun berhenti.

"Assalamualaikum" kataku saat membuka pintu rumah.

"Assalamualaikum"

"Assalamualaikum"

"Permisi"

"Kalian mau apa?"

"Gausah repot-repot ri" Noer

"Aku mengajak kalian kesini karena aku ingin kalian merepotkanku. Katanya aku sahabat baru kalian? Artinya kalian boleh merepotkanku kan?"

"Nah, denger tuh Noer. Aku mau cokelat uriii..." Mira

"Gw mau yang ada aja deh" Ciko

"Yaudah ikut ke dapur yuk semuanya"

~~~
"Uriii ini cokelat banyak bangettttt, aku mau ini, itu, yang ini, yang itu. Ahhh semuanya aku mauu uahahah. Surga dunia ini riiiii" Mira

"Aku minta jus alpukat ya ri" Noer

"Silahkan ambil yang kalian mau"

"Memangnya lo gak diomelin ri, kalo si Almira ngambil sebanyak yang dia mau?" Ciko

"Heh ko gw?" Mira

"Siapa lagi? Yakali Noer ngambil jus alpukat seember, lo lah"

"Gak akan, di rumah ini setiap hari banyak makanan terbuang karena tidak semua dimakan. Mereka sibuk. Justru Bibi (pembantu) merasa senang jika ada tamu yang membawa makanannya pulang ke rumah"

"Oh gitu" Ciko

"Tapi ini cokelat kok bisa banyak banget gini sih ri?" Mira

"Iya, itu distock abi untukku. Aku juga suka cokelat soalnya"

"Kamu juga suka cokelat? Tapi kenapa ngizinin si maniak cokelat ini ngambil cokelat kamu? Hati-hati aja nanti langsung ludes ri" Noer

"Aku memang suka cokelat, tapi apalah arti cokelat? Aku lebih suka seperangkat alat sholat"

"Uhuk" Mira pun langsung meminum jus yang sedang dipegang Noer sedari tadi.

"Tuh Noer, denger" Mira

"Jus nya saja belum ku minum, tapi kenapa sudah kau minum duluan ra?" Noer

"Keselek" Mira

"Yaudah yuk, kita ke ruang tv" kata ku sambil keluar dari dapur.

"Itu dimana?" Ciko

"Diatas"

For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang