Cermin Ajaib

18 0 0
                                    

Cermin adalah permukaan yang licin, ia dapat menciptakan pantulan bayangan benda dengan sempurna. Umumnya, aku pasti pernah melakukan aktifitas bercermin. Entah itu sehabis mandi, atau hanya sekedar berhias, untuk merapikan tampilan wajah atau pakaian yang melekat di tubuh ku. Semakin jernih cermin yang ku gunakan, maka akan semakin jelas aku melihat pantulan bayanganku. Tentu pastinya, aku juga akan lebih senang, bila cermin yang kugunakan itu tampak bersih dan berkilau.

"Cermin seperti apa yang membantu melihat diri ku sebelum pergi meninggalkan dunia ?

Pernahkah aku membersihkan cermin itu ?

Utuh kah bentuk cermin ku ?

Seberapa sering kah aku melihat diriku dicermin itu ?"

Ya itu lah cermin ajaib. Keberadanya bisa dibilang rahasia. Hanya Ia yang memang ingin meggunakanya secara sadar, yang bisa menggunakanya. Sedangkan yang tahu seberapa bersih kilaunya, hanya aku dan kenyata'anku. Bahkan orang lain pun hanya bisa menduga atau berprasangka saja. Akan tetapi, duga'an ataupun prasangka itu bisa menjadi semakin jelas terasa. Sebab memang sifat cermin memiliki sifat yang dapat memantulkan. Kejelasan pantulanya bisa semakin terasa bila cermin ajaib sering dijaga dan dibersihkan kejernihanya.

Cara membersihkanya unik. Sebab tentu harus berhadapan langsung dengan cermin ajaib itu. Dimana tentu saja saat sedang membersihkanya, akan terlihat pantulan dari ia yang sedang membersihkan cermin yang memang ajaib.

"Jadi siapakah yang membersihkan cermin ?

Lalu siapakah yang ada dipantulan cermin ?

Samakah antara keduanya ?

jawabanya itu aku, iya kan ?"

"Tidak salah juga tidak benar. Pembersihnya bukan aku. Sebab aku hanya bergerak dan akan terlihat, bila yang mebersihkanya itu mau membersihkanya. Sebab aku bukanlah yang memiliki cermin, tapi aku hanyalah yang terpantul dicermin. Jadi meski terlihat sama tapi aku itu berbeda. Kembar identik. Hanya saja ia hidup bebas dan nyata. Sedangkan aku tidak hidup, tidak bebas dan tidak nyata tanpa kehidupan darinya"

"Lalu seberapa rupawan dan menawanya diri yang membersihkan cermin itu ?"

"Lihat saja di cerminya," itu jawabnya.

"Jadi mulai saat ini aku perlu berhati - hati. Jangan sampai cermin ku kotor, rusak atau pecah. Sebab meski aku sesungguhnya rupawan bisa saja aku salah melihat diriku yang sekarang atau nanti."

DelusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang