Part 5

428 39 18
                                    

Posisi aku dan Zayn masih sama, Zayn terus memelukku dengan semakin erat. Sekarang, aku mulai merasa sesak. Ayolah, tubuh Zayn lebih besar dari tubuhku, aku bisa mati karenanya jika ia memelukku seperti ini terus. Bahkan ini sudah hampir lima belas menit Zayn memelukku, tapi ia masih belum juga melepaskan pelukannya.

"Zayn..?

"Hmm.." Ia masih tetap memelukku erat

"Apakah kau ingin membunuhku?" Tanyaku, pertanyaanku berhasil membuat Zayn melepaskan pelukannya. Akhirnya, aku pun bisa bernafas lega kembali.

"Hey apa maksudmu? Mengapa kau bertanya seperti itu?" Ia berbalik bertanya padaku dengan wajah yang terlihat bingung dan aneh.

"Kau bisa membunuhku jika kau terus memelukku seperti tadi." Jawabku sinis padanya, ia terkekeh kecil dan kemudian merangkul pundakku lembut.

"Aku hanya sangat merindukanmu, apa itu salah hm?" Tanyanya kembali seraya mencubit hidungku gemas. Aku lantas segera mengusap hidungku, bukan karena sakit. Tapi Zayn mulai bersikap menyebalkan.

"Zayn kau ini.." Ucapku mengerucutkan bibirku. Zayn kembali terkekeh, ia sangat senang menggodaku.

"Ok, I'm sorry.."

Aku memutar bola mataku, Zayn tetap sama seperti dulu. Ia selalu bersikap menyebalkan dan senang menggodaku. Aku tidak bisa menceritakan sosok Zayn secara rinci, yang kutahu Zayn adalah pelindungku. Ia selalu menjagaku dan melindungiku dari bahaya yang terkadang mengancamku, ia tidak segan mengahabisi orang yang berani menyakitiku. Ia selalu meluangkan waktunya untukku, saat aku butuh teman untuk bicara, ia selalu menemaniku dan mengatakan bahwa ia siap mendengarkan semua hal yang ingin ku ceritakan. Aku pun berani bicara ketika bersama Zayn, mungkin hanya Zayn yang selalu mendengarkan semua keluh kesahku. Hanya padanya aku berani bicara tentang apa yang kurasakan, aku masih belum berani bicara pada orang lain, termasuk Lily. Aku berani bicara pada Zayn, karena aku sudah mengenalnya sejak kecil. Zayn pun sudah terbiasa denganku, dan ia juga sangat mengerti diriku. Usianya 5 tahun lebih tua dariku, aku sangat beruntung karena bisa mengenalnya. Aku merindukannya, karena aku tidak bertemu dengannya selama 3 tahun lebih ini. Ia pergi ke London untuk menyelesaikan kuliahnya.

"Sel..?" Ucapannya membuyarkan semua lamunanku.

"Eumm ya.." Jawabku sedikit gugup.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanyanya menatap wajahku.

"Kau berhutang penjelasan padaku, Zayn!"

"Penjelasan apa?" Tanyanya bingung.

"Kau harus menjelaskan bagaimana kau bisa berada di sini!" Ucapku dengan menatap wajahnya.

"Baiklah aku akan menjelaskannya.
Aku sudah menyelesaikan semua kuliahku di London beberapa bulan yang lalu, dan aku lulus dengan nilai terbaik di sana. Aku kembali ke Texas satu bulan yang lalu, dan aku sengaja tidak memberitahumu. Aku juga sengaja menjadi dosen di kampus ini, agar aku bisa bertemu denganmu." Ucapnya memberiku penjelasan.

"Kau kembali ke Texas satu bulan yang lalu, dan kau tidak memberitahuku. Lalu bagaimana bisa kau menjadi dosen, sedangkan kau adalah seorang CEO di perusahaan milik ayahmu?" Tanyaku panjang, aku masih tidak mengerti.

"Ini adalah kejutan dariku, aku sengaja tidak memberitahumu dulu. Dan untuk masalah aku menjadi dosen di kampus ini, dan untuk masalah perusahaan milik ayahku, itu mudah untukku."

Aku menata Zayn sinis, ia begitu menyebalkan. Ia pulang ke Texas tanpa memberitahuku, menyebalkan!
Ya, aku tahu memang Zayn mudah melakukan hal apapun. Selain Zayn tampan, ia juga dikenal sebagai anak dari Billionaire. Tetapi Zayn selalu menyembunyikan hal itu dari publil, ia berkata bahwa ia ingin dikenal karena usahanya sendiri. Bukan atas nama ayahnya ataupun keluarganya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang