Story by @KageMizukii
Copyright © 2017.
.
.
Tubuh ringkih Hyukjae meringkuk disudut ruang yang gelap tanpa cahaya. Wajahnya ia tenggelamkan di antara kedua lututnya yang tertekuk. Tidak ada hal lain yang mengepung pikirannya selain rasa takut dan was-was.
Risih.Sudah satu minggu lamanya ia berada ditempat ini. Rumah nista tempat ibu kandungnya menjual dirinya. Benar, Ini adalah bangunan megah tempat para pelacur kelas atas bersemanyam.
Dengan alasan terlilit hutang dan ancaman pembunuhan, ibunya tega menjualnya ketempat seperti ini. Tentu tak ada penolakkan, Apa yang bisa Hyukjae lakukan? Ia begitu menyayangi ibunya dan tak mungkin dirinya tega ibunya dibunuh karna hutang.
"Apa yang kau lakukan? Bangunlah dan jangan buat tamu kita menunggu!"
Seorang madam mucikari memasukki ruangan dengan tatapan geram melihat Hyukjae. Dijambaknya dengan segan rambut dark brown milik Hyukjae, membuat satu erangan keluar dan dengan paksa Hyukjae mendongak.
Matanya menatap sendu dan basah akan airmata. Ia berdiri dengan lutut yang sedikit bergetar karna takut.
"Hyukjae lapar..." Keluhan lirih yang tak dapat ditahannya.
Madam paruh baya itu hanya mendengus dan menatap laknat pada Hyukjae. "Kau ingin makan?" Ucapnya penuh penekanan, membuatnya Hyukjae mengangguk dengan polosnya.
"Kita akan segera makan, ayo ikut aku!"
Terpengangah, bagai mendapat sebuah umpan. Bahkan secuil roti pun sudah dirasa cukup bagi Hyukjae. Ia benar-benar merasa lapar, entah makanan apa yang menantinya.CKLEK
Satu dorongan memaksa Hyukjae masuk lebih dalam kesebuah ruangan yang tampak sepi itu. Cukup luas tentu saja, mengingat itu adalah ruang kamar untuk pelanggan VIP. Bukan sekedar kamar tidur dengan cahaya remang, tapi kamar luas dengan dinding bercat putih yang terlengkapi dengan segala pernak-pernik mewah.
Hyukjae menelan ludahnya dengan susah, ia hanya menunduk memperhatikan lantai marmer yang dipijaknya.
"Dia cantik, manis, masih perawan, dan juga seputih kapas. Yang terbaik untuk anda Mr. Aiden"
Madam itu kembali bersuara, bak lintah yang menabur gula diatas kue. Mempermanis dan mempercantik, menjerat tamunya untuk termakan ucapannya. Ia tersenyum dengan manisnya, namun terlihat menjengahkan.
Lee Hyukjae memang cantik, ia juga teramat manis. Terlebih sangat polos. Apa yang ia tahu dari dunia kelam ini?
Cukup dengarkan dan turuti keingan para tamu, itulah yang sering ia dengar dari beberapa pelacur senior ditempat ini yang sedikit kasihan padanya.Tubuh langsingnya terbalut kemeja putih tipis berbahan sutra yang lembut. Kakinya dibiarkan terekspos dengan cantiknya. Kulitnya benar-benar putih tanpa lulur. Bibir tebalnya begitu ranum tanpa pewarna. Leher jenjangnya yang tampak seperti wanita, menggoda siapa saja yang melihatnya. Satu yang disayangkan.
Takdir tak membelanya.
"Anda tidak suka Mr.Aiden? Apa perlu saya tunjukkan yang lain?"
Lagi-lagi madam itu berujar manis, merasa kikuk dengan situasi yang begitu hening. Ia juga merasa gugup, Aiden Lee bukan tamu biasa baginya. Ia adalah sosok luar biasa yang harus dhormati tanpa bisa dicegah. Seleranya cukup berkelas dan rumit. Sudah menjadi buah bibir, dia adalah pelanggan yang sempurna. Dengan kemampuan liarnya dalam seks. Tidak ada yang bisa menolak sentuhannya.
"Tidak perlu, tinggalkan kami."
Suara itu, suara berat dan serak bak pria dewasa yang benar-benar matang. Merubah atmosfer lebih kelam dan membuat Hyukjae semakin takut untuk mengangkat wajahnya. Ia benar-benar sudah pasrah jika harus merelakan keperawanannya diambil dengan cara seperti ini.
"Baiklah Mr.Aiden, Silahkan nikmati malam anda. Pengaman ada di dalam laci disamping ranjang dan ju-"
"Aku tahu."
Suara berat itu memotong ucapan madam dengan dingin dan cepat. Membuat sang madam kalut, dan dengan canggung meninggalkan ruang dengan tak lupa membungkuk hormat. Ia berjalan tergesa dan tidak menoleh, menghilang bersama waktu yang berlalu. Dalam hati ia tersenyum picik, membayangkan pundi uang yang akan diterimanya.
"Angkat wajahmu."
Sebuah suara mengintrupsi. Pria itu duduk dengan gaya arogannya dikursi didepan Hyukjae. Ia pandangi tubuh ramping didepannya tanpa jemu, merasa ingin makan sejak pertama melihat sosok itu.
"Kau tidak mendengarku hm?"
Berat rasanya, namun dengan perlahan Hyukjae benar-benar mengangkat wajahnya. Memperlihatkan wajah cantiknya yang memerah ketakutan. Ia pandangi tembok putih dibelakang pria itu, tak berniat menatap langsung objek hidup yang ada didepannya.
"Kemarilah."
Tangan besar itu terulur meminta dijamu. Hyukjae merasa kikuk dan ragu, namun dengan hati-hati menyerahkan tangannya. Membiarkan tangan lentiknya digenggam. Aneh, pria ini menggenggamnya dengan lembut.
Dalam hitungan detik tubuhnya sudah terseret dan didudukkan diatas paha pria itu. Hyukjae gemetar menahan rintihan, ia gigit bibirnya untuk menahan tangis. "Kau cantik." Pinggangnya disentuh dan didekap dengan erat, ia kaku.
"Kau sangat lembut."
Suara sobekkan kain membuat bahu putih milik Hyukjae terpapar dengan jelas. Benar, kemejanya telah dirobek oleh pria itu dengan mudahnya. Tanpa ragu dikecupnya dengan hati-hati bahu Hyukjae, dan pria itu tersenyum puas.
"Jawab aku, siapa namamu?"
TBC
Jeng!Jeng!
Nambah daftar pr dengan suka rela ceritanya, wkwkwk
Ini ff lama tapi belom sempet dilanjut karna saya musti wamil(?) dulu, kalo kedepannya saya longgar pasti sempetin buat lanjut.
Tergantung respon sih, takutnya banyak yang belom gede entar ketahuan bunda baca yang engga-engga *berasatua
Oke lah! Paii ~
#Kage
KAMU SEDANG MEMBACA
HaeHyuk Suspense Story Collection
FanfictionAll about Lee Donghae x Lee Hyukjae Romance Suspense. You will find something burning in every fiction. Enjoy! Copyright © KageSoma, 2018.