Light Catcher

1.3K 106 22
                                    

Dipersembahkan untuk kembalinya Uri Ryeong-gu tercinta! Welcome back! 😘


- Donghae Pov -

Aku seorang penangkap cahaya. Orang mengenalku dengan sebuah nama yang agak aneh, yang aku sendiri tak tahu artinya. Pekerjaan ku menangkapi cahaya dan memasukkannya kedalam kotak-kotak keabadian.

Cahaya-cahaya itu berbagai rupa. Ada yang berbentuk wajah manusia, hamparan tanah, tawa anak-anak, geraman binatang, kisah pilu dan perasan air mata. Kotak ku sungguh ajaib. Semua cahaya yang kutangkap diubah menjadi kenangan. Atau memang aku hanya menangkap kenangan? Ada yang bilang, kalau yang kutangkap bukan hanya kenangan tapi juga jiwa. Jika jiwa sudah masuk ke kotak ajaib ku, ia akan terperangkap di dalam nya. Selamanya.

Kemana saja aku selalu membawa kotak ajaib ku. Karena cahaya-cahaya itu bisa muncul kapan saja, dimana saja. Jadi aku harus selalu siap. Cahaya-cahaya itu kadang takut, kadang sombong, kadang malu, kadang nakal. Aku harus pintar untuk menangkapinya.

Sebelum aku menemukan kotak ajaib itu, hidupku jauh berbeda. Aku manusia yang terikat oleh jarum jam. Pekerjaanku duduk dan duduk.  Menulis dan menulis. Aku bahkan masih perjaka waktu itu. Hati dan kemaluanku belum pernah disentuh selama dua puluh tujuh tahun. Aku begitu pemalu sampai-sampai aku pernah kencing dicelana, hanya karena seseorang menyentuh bahuku menanyakan arah jalan.

Hidupku teratur. Aku selalu bisa melihat panjang jalan didepanku. Langit ku walau sering menangis, tetap kelihatan biru. Sama seperti jumlah detik dalam menit, jumlah menit dalam jam, tidak pernah berubah. Membosankan memang. Tetapi aku tidak pernah merasa keberatan.

Kotak ajaib itu mengubah hidupku. Mataku seakan bertambah satu. Dan indera-indera ku bertambah peka. Aku mampu melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain. Yang sering diabaikan, aku mampu merasakan nya. Sejak menemukan kotak ajaib itu, aku tidak lagi terpenjara oleh ruang, oleh raga, oleh waktu. Aku seakan menemukan gairah yang selama ini hilang. Aku bahkan bisa orgasme hanya dengan menangkapi cahaya.

Dan ada sebuah cahaya datang.

Mulanya pada suatu hari, ada seorang lelaki yang begitu cantik. Aku berkenalan dengannya pada sebuah ruang Maya. "Aku ingin kau menangkap cahayaku", katanya. "Kata orang aku punya senyum yang terindah."

Aku pun tergetar oleh rasa penasaran.

"Tetapi aku tidak ingin ada orang lain." jawabku. "Aku takut kilauanmu takut muncul apabila ada orang lain."

Entah kenapa kalimat itu bisa muncul dengan sendirinya dari mulutku. Aku sama sekali tidak berniat menggombal atau merayu. Walaupun tidak bisa melihatnya secara langsung melalui ruang Maya. Aku bisa merasakan ia tersenyum setuju.

Sejujurnya, sebelumnya aku sudah sering menangkapi cahaya yang terpancar dari banyak pelanggan cantik, bahkan paling cantik sejagat kabarnya. Tapi entah kenapa kali ini terasa berbeda. Ada rasa gugup dan takut. Seperti saat ingin berendam dikolam yang dingin. Ada rasa takut  memasukkan kakiku untuk yang pertama kalinya.

Di waktu yang ditentukan, kami bertemu. "Hyukjae." katanya saat berjabat tangan. Ia kelihatan jauh lebih cantik dari avatarnya diruang Maya. Setelah berbasa-basi singkat kami pun menuju sebuah motel. Dari awal menunggunya sampai tiba dikamar motel, aku masih merasa takut. Kakiku belum sepenuhnya menyentuh air dingin itu.

Kami hanya berdua dikamar motel berukuran tiga kali empat meter itu, sesuai kesepakatan awal. "Aku harus bagaimana?"tanyanya.

"Jadilah dirimu sendiri, dan tersenyumlah." kataku agak gugup. Aku bisa merasakan ia juga agak canggung, tetapi perlahan ia mulai menuruti perintahku.

HaeHyuk Suspense Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang