"Aduduh pelan-pelan dong bun" ringis Divan pada bunda. Terlihat bunda mendengus.
"Lagian kamu kenapa bisa gini sih Divan?" tanya bunda yang masih mengobati lebam di tangan Divan.
"Tanya aja sama tuh monster" ucapnya menunjuk gue dengan dagunya. Kurang ajar bidadari secantik gue dibilang monster.
"Eh siapa suruh lu nyiram gue! Hahaha rasain tuh"
"Heh gue juga nyiram lo karena lo gak mau bangun-bangun dasar kebo"
"Apa lo bilang!" seenaknya aja dia bilang gue kebo.
"Udah-udah kalian ini udah pada gede tapi kelakuannya masih kayak anak tk aja" lerai bunda.
"Cepat habisin sarapan kalian itu pak Budi udah tungguin" pak Budi itu supir dirumah ini.
"Iya bun"
Kami berdua pamit pada bunda setelah menyelesaikan sarapan kami tapi tidak dengan ayah. yaiyalah kan ayah masih di luar negeri karena pekerjaan Hehe.
"Kita pamit ya bun Assalamualaikum " ucap kami setelah mencium tangan bunda.
"Iya waalaikumsalam baik-baik disekolah ya nak"
"Hehehe kalo Vava sih tetep baik bun. Tapi, gak tau nih kalo si Divan"
"Maksud lo APA!"
Gue langsung berlari ke mobil untuk menghindari amukan Divan dan sudah ada pak Budi yang senantiasa nungguin daritadi.
"Assalamualaikum pak udah nunggu lama ya" salam gue sebelum masuk ke mobil.
"Waalaikumsalam gak kok non" ucap pak Budi.
"Assalamualaikum pak Bud" salam Divan dibelakang gue. Et dah cepet banget dia jalannya.
"waalaikumsalam den Divan"
"Apa?" tanyanya yang langsung masuk mobil karena gue masih natap dia dari tadi.
Gue lalu cepat-cepat masuk ke dalam mobil dan mobil pun melaju menuju ke sekolah gue SMA Prawira. [ini author ngarang kalo ada ya syukur]
Ok kalau misalnya ada yang belum tau gue siapa. Kenalin nama gue Devana Alicha Wijaya anak yang cantik, manis dan imutnya mana tahan, pinter, super baik, and rajin menabung pastinya.
"Oi dev earphone gue mana?" kata Divan membongkar-bongkar tasnya.
"Lah mana gue tau emangnya gue emaknye apa"
"Ah lu mah, kan lu yang minjem"
"Eh enak aje, kapan gue minjemnya!"
"Dimana sih bocah!" tuduhnya masih kekeuh. ishhh dasar Divan dia gak tau apa gue lagi kenalan sama pembaca.
Oh iya, orang yang disamping gue ini namanya Divano Alucha Wijaya. Yak memang dia itu adalah kembaran gue tapi cuman lewat tujuh menit kok. Karena dia keluar duluan jadi dia deh kakaknya.
Dan asal kalian tau yah dia itu sebenernya orang paling jail dan super ngeselin bagi gue [bukan super bubur ato super Dede yak]. Ya kadang gue juga suka jadi partner keisengannya sih Hehe.
Apalagi dia itu suka tebar pesona sama yang namanya kaum hawa.
Yah gue akuin kalo dia itu emang ganteng, dan itu nurun dari bokap gue."Dev Dev" ucap Divan menyenggol bahu gue.
"Apaan sih Van"
"Lo mau tau gak earphone gue dimana"
"Dimana emangnya" tanya gue.
"Gue baru inget kalo ternyata
earphone gue dipake sama Leo Hehe" ucapnya sambil menyengir memperlihatkan gigi putihnya. Gue langsung menepuk jidat gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran RESE [blum revisi harap maklum hehe]
Teen FictionAda satu hal yang mau gue kasih tau ke kalian.... Sebenarnya nih ya, punya seorang kakak laki-laki itu gak se-me-nye-nang-kan yang kalian pikirin sodara-sodara. Pengen punya kakak laki-laki biar bisa dilindungin? Cuih, gue kali yang dibully. Penge...