Motor sport hitam berhenti di depan rumah bercat biru muda. Deva turun dari motor dan memberikan helm milik Zaki. Divan sudah terlebih dulu sampai rumah untuk itu mereka langsung saja ke dalam.
Setelah mengucapkan salam, Divan dan Reno di lihatnya berada di ruang tamu. Tanpa berbicara apapun lagi Deva langsung melesat ke kamarnya di lantai dua. Pelan-pelan dia menutup pintu agar tidak memancing perhatian.
Asal kalian tau perasaan Deva saat ini. Degup jantungnya susah sekali di kontrol selama perjalanan tadi. Bahkan sampai sekarang. Dia sangat berharap agar Zaki tidak mendengar sedikitpun suara jantungnya. Deva merogoh handphone nya dari dalam tas lalu membuka aplikasi whatsapp dan mengetikkan sesuatu ke Nasha.
Nasha Paling Cantik. Itulah namanya di dalam kontak Deva karena Nasha sendiri yang menulis serta mengancam Deva agar tak menggantinya.
Nashaaaaaaaa!!!
P
P
P
Buset buk selow selow jan nyepam
Ada apaan
Parah parah parah Nasha!
Hah! Knawhy?
Aaa susah gue bilangnya!
Kalau di sini gak srek jadinyaAda apaan sih sebenarnya? Jangan bikin gue pemasaran DEVA!
Eh maksudnya penasaran
Lo datang kesini deh gue takut
turun ke bawah iii malu tauEmang di rumah lo ada apaan sampe lo takut gitu?
Itu
Ada
Kak
Zaki:(
WHAT!
Ciyus lo?
Beneran lah ngapain gue boong
OK gue otw
Setelah itu Nasha tidak online lagi membuat Deva agak tenang karena mau curhat. Deva berjalan ke arah lemarinya melihat-lihat baju yang nyaman dan tidak terlihat jelek agar gak malu-maluin. Dia memutuskan memakai kaos panjang hitam bergaris putih dan dipadukan dengan jeans hitam. Rambutnya ia sisir karena berantakan sewaktu menaiki motor tadi. Ah mengingat itu dia jadi malu sendiri. Deva menguncir rapi rambutnya.
Nasha masih belum juga datang. Tidak ada yang bisa dia kerjakan karena biasanya jika bosan dia akan masuk ke kamar Divan melalui pintu pembatas kamar mereka dan memainkan permainan apa saja yang ada di kamar kembarannya itu. Tapi sekarang ada Zaki dan Reno di sana, tidak mungkin dia asal nyeleweng masuk.
"Assalamualaikum" suara cempreng itu Deva kenal. Dia segera berlari untuk membukakan Nasha pintu.
"Siapa Va" Tanya bunda saat Deva melewati dapur yang dekat dengan ruang tamu juga pintu depan.
"Nasha kayaknya bun"
Benar saja ketika di buka terpampang Nasha yang merentangkan tangannya ke depan Deva. Deva menyentil kening Nasha pelan.
"Apaan sih lo ayok masuk"
"Deva mah gitu. Nasha cantik baru datang bukannya di peluk malah di sentil" kata Nasha mengusap keningnya. Deva tertawa dan menyuruh Nasha ke kamarnya sementara dia akan mengambil beberapa snack untuk mereka makan saat bercerita nanti. Tapi yang namanya Nasha yang keras kepala tetap mengikutinya ke dapur.
Deva syok begitupun Nasha, saat melihat seseorang berada didekat kulkas dapur dengan gelas di tangannya. Tapi bedanya Nasha senang sedangkan Deva tidak.
"Wah emang bener ada kak Zaki disini! Lo emang gak bohong Dev!" Deva segera menutup mulut ember Nasha yang berbicara sangat keras. Dan terkekeh kaku saat ditatap Zaki dengan pandangan bertanya.
Nasha menggigit jari Deva yang langsung dengan cepat membuat Deva melepaskan tangannya. Deva meniup-niup jarinya yang terdapat bekas gigitan ganas Nasha.
Deva meringis lalu menatap Nasha kesal. "Apa-apaan sih lo Sha! Aduh sakit banget. Gue kena rabies deh ini" Nasha berdecih kemudian menyapa Zaki yang masih diam memerhatikan. Dua garis bibir Zaki melengkung melihat Deva yang mengibas-ngibaskan tangannya.
"Gue pamit ke atas ya" kata Zaki. Deva membuang muka saat tak sengaja bertatap mata dengan Zaki. Deva menutup wajahnya, malu karena hampir saja Nasha mengatakan bahwa dia membicarakannya.
Deva sempat menoyor kepala Nasha sebelum dia berjalan untuk mengambil beberapa snack di kulkas untuk mereka nikmati. Nasha menunjukkan kresek putih di hadapan Deva. "Apa?" Nasha mengeluarkan salah satunya. "Yogurt!" Deva mengangkat jempolnya.
Nasha memutar drakor di laptop Deva. Beruntung kamar Deva kedap suara jadi obrolan mereka tidak akan didengar. Deva mengambil satu buah kripik kentang dan mencocolnya dengan yogurt. Kebiasaan aneh Deva dan Nasha.
"Jadi..." Deva menghadap Nasha yang menatapnya tak sabar. Kenapa jadi Dia yang semangat? Deva menarik nafas lalu menghembuskannya. Dia bingung mau menjelaskan dari mana. Perasaan berdebar tadi masih ada.
"Eummm... Itu..."
°°°
BAAA!!!
Sekian lama gak update² ini cerita :v
Inipun antara yakin dan enggak wkwk.p
.s: berharap gitu ada yang nungguin cerita ini 😂😂😂
#yuutha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran RESE [blum revisi harap maklum hehe]
Teen FictionAda satu hal yang mau gue kasih tau ke kalian.... Sebenarnya nih ya, punya seorang kakak laki-laki itu gak se-me-nye-nang-kan yang kalian pikirin sodara-sodara. Pengen punya kakak laki-laki biar bisa dilindungin? Cuih, gue kali yang dibully. Penge...