Kring...
Kring...
Kelas yang tadinya tampak hening berubah menjadi riuh dan gaduh sebab jam pelajaran telah berganti menjadi waktu untuk memberi makan cacing-cacing di dalam perut manusia yang kelaparan.
Seorang gadis kuncir satu bersama dengan gadis berbando pink keluar dari kelas yang bertuliskan XI IPA-2.
"Ishhh baru masuk udah dapat tugas aja" gerutu gadis yang memakai bando pink.
"Lo kan tau kalo bu Astrid emang selalu ngasih tugas" ujar gadis kuncir satu.
"Iya sih... Tapi kan ini baru hari pertama dan tugasnya itu Bahasa Inggris! Itutuh pelajaran kenapa susah banget sih! Mana cara nulis, cara ngomongnya sama artinya juga beda-beda, ribet tau gak sih"
Gadis kuncir satu disebelahnya menghela nafas "Elah... Semua pelajaran juga lo bilang susah"
"Yee.. Lo mah enak dev pinter, emangnya lo makan apaan sih otak lo bisa encer gitu"
"Makan nasi lah... Emangnya gue cairan apa bisa encer gitu"
"Maksud gue tuh-"
"Udah lah perut gue udah minta diisi nih" ujar gadis itu memotong ucapan sahabatnya yang bawel lalu menyeret tangannya menuju kantin.
Kantin itu terlihat tampak gaduh oleh teriakkan-teriakkan manusia yang kelaparan.
Dua gadis yang baru saja sampai terlihat kelimpungan mencari tempat untuk mereka dudukki yang nyaris terisi penuh.
"Deva Nasha!" teriak gadis cantik berkacamata di tengah barisan tempat duduk kantin itu.
Gadis itu melambai-lambaikan tangannya menyuruh kedua gadis tadi menuju ketempatnya lalu, dua gadis tadi mendekat dan duduk didepan gadis berkacamata dan disebelahnya ada gadis berambut pendek.
"Hoi Ka Yu pa kabar lu" tanya Deva gadis kuncir satu.
"Lo kalo manggil kita jangan nyambung gitu dong mangnye kita kayu apa?" sewot Ayu gadis berambut pendek, Deva terkekeh pelan.
"Gue sama Ayu mah baek-baek aja Dev" jawab gadis bernama Ika yang memakai kacamata dan diangguki oleh Ayu.
"Eh... Kalian udah pada mesen belom" ujar Nasha gadis berbando pink yang dijawab gelengan oleh sahabatnya.
"Mau pada mesen apa nih, kalo gue mau mesen mie ayamnya mang Ujang"
"Yaudah samain aja deh" jawab Deva yang diangguki oleh Ayu dan Ika.
"OK" Nasha melihat di sekeliling warung mang Ujang masih banyak manusia yang berkerumunan disana.
Dia lalu berjalan mendekati warung mang Ujang. Orang-orang disana seperti manusia yang tidak pernah diberi makan setahun, saling mendorong satu sama lain. Baru saja Nasha mendapatkan gilirannya ia terjungkal kebelakang akibat terdorong oleh seorang gadis yang tak tau malu menyerobot barisan Nasha. Karena kesal, Nasha menarik nafas sebelum mengeluarkan suara cetarnya."MANG UJANG MIE AYAMNYA EMPAT ES TEHNYA EMPAT SATUNYA JANGAN TERLALU MANIS KARENA NASHA UDAH MANIS" teriak Nasha tepat di telinga gadis yang menyerobot antriannya tadi. Gadis tadi ingin marah tapi di urungkannya karena melihat Nasha yang menatapnya tajam terlihat seram. Gadis yang sepertinya baru kelas X itu meninggalkan warung mang Ujang dengan wajah cemberut dan langkah kaki yang dihentak-hentakkan, melihat itu Nasha tersenyum puas. Sementara itu, teman-temannya yang melihat sudah terbahak-bahak dengan tingkah Nasha.
"Siap, tunggu ya neng" ucap mang Ujang yang dibalas ajuan jempol dari Nasha.
Nasha duduk kembali di bangkunya dan melihat teman-temannya yang masih terbahak-bahak.
"Kenapa?" tanya Nasha.
"Duh Sha kasian tuh anak, pasti pecah deh gendang telinganya karena teriakkan lo" ujar Ayu mengusap air mata yang keluar akibat tertawa tadi.
"Bener tuh bener" ucap Deva dan Ika masih terbahak-bahak.
"Biarin aja lagian gak tau malu banget sih main nyerobot antrian gue, baru jadi kelas X aja udah belagu"
"Neng Nasha! Ini pesenannya" teriak mang Ujang memanggil nama Nasha.
"Eh.. Biar gue sama Ayu aja deh yang ambil, entar kalo ada yang nyerobot lagi lo bisa meledak" ujar Deva tertawa pelan dengan Ayu membuat Nasha mengerucutkan bibir seperti bebek.
Saat Deva dan Ayu pergi, Divan dkk masuk ke kantin dengan lelaki yang terlihat seperti anak baru. Melihat itu Nasha memanggil Divan dkk yang terlihat tidak mendapatkan bangku kosong. Bersamaan saat mereka mendudukki bangku yang kosong, Deva dan Ayu datang dengan membawa makanan yang telah dipesan oleh Nasha sebelumnya.
"Wah kebetulan gue lagi laper banget, lo pengertian banget sih dek" dengan seenaknya Divan mengambil mie ayam milik Deva saat Deva baru duduk manis.
"Main nyerobot aja lu, ini punya gue tau... Lo kalo mau pesen aja sendiri" ujar Deva mengambil mangkok mie ayamnya kembali dan mulai menyantapnya.
"Elah... Pelit banget sih lu!" Deva tetap melanjutkan makannya tanpa mempedulikan ocehan dari Divan, tanpa ia sadari ada seseorang yang tengah memperhatikannya sedari tadi.
"Ehm, bicara-bicara yang disamping lo itu siapa Van" ujar Nasha menatap seseorang disamping Divan yang tampak baru membuat Deva menghentikan acara makannya beralih untuk melihat siapa yang dimaksud Nasha sehingga pandangan mereka bertemu.
"Bicara-bicara? Anti mainstream sekali itu kata-kata" sahut Ika yang dibalas kekehan oleh Nasha.
"Oh iya gue lupa, kenalin nih kakel baru kita namanya Zaki" Zaki yang masih saling tatap dengan Deva tidak menyadari bahwa namanya dipanggil dari tadi. Deva yang menyadari lebih dulu langsung memutuskan kontak mata antara mereka berdua dan mengalihkan pandangannya ke arah mangkok mie ayam yang masih tersisa sedikit. Zaki tersenyum sebelum mengalihkan pandangannya ke teman-temannya yang baru.
"Ehm yah, kenalin nama gue Zaki Ghaeza Putra" ucap Zaki mengulurkan tangannya di hadapan Deva, membuat Deva meliriknya sekilas dan senyuman masih terukir di wajah tampan lelaki yang notabenya kakel baru di sekolahnya itu.
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Wiuu... Wiuu...
*author numpang lewat
Gaje gak sih ini cerita 😂
Karena jujur aku belom dapat pencerahan sama sekali akan lanjutan dari cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembaran RESE [blum revisi harap maklum hehe]
Подростковая литератураAda satu hal yang mau gue kasih tau ke kalian.... Sebenarnya nih ya, punya seorang kakak laki-laki itu gak se-me-nye-nang-kan yang kalian pikirin sodara-sodara. Pengen punya kakak laki-laki biar bisa dilindungin? Cuih, gue kali yang dibully. Penge...