Chapter 2. Menyebalkan

4.2K 312 35
                                    

" Biarkan aku tetap menikmati hidup dengan caraku sendiri "

Rion Adrinata

***

Rion berdecak kesal saat dirinya dibawa pergi oleh kakaknya ,gimana gak kesal lagi enak-enakan santai diwarung eh tiba-tiba ia diseret kakaknya dan membawanya pergi ketempat yang menyebalkan bukankah ia sudah bilang kalau dirinya tidak mau ketempat itu lagi .

"Gue udah bilangkan sama lo kalau gue gak mau kesana"

"Gue gak peduli "

Rion kembali berdecak. Kalau sudah begini dia tidak akan bisa kabur memangnya salah kalau dia ingin menikmati hidupnya tanpa campur tangan orang lain bukankah ini hidupnya lalu kenapa mereka yang repot seharusnya dia sendiri yang menentukan bukan orang lain.

Sesampainya ditempat yang Rion benci mau tidak mau dia harus melakukan yang memang seharusnya ia lakukan. Yang perlu dilakukan sekarang hanya masuk lakukan dan keluar hanya itu tapi kenapa rasanya berat bukan karena masuk lakukan tapi untuk mendengar hasilnya baiklah apapun hasilnya pasti baik-baik aja.

"Udah sekarang puas lo" katanya sambil pergi menuju mobil kakaknya.

"Gue ngelakuin ini juga demi lo "
"Karena gue sayang sama dan gue gak mau kehilangan lo "lanjutnya dalam hati.

Hening tidak ada sahutan dari rion. Rion hanya memandang keluar jendela. Setelah tiba di rumah rion langsung turun dari mobil melangkahkan kakinya menuju kedalam rumah tujuannya saat ini hanya kamar dan tidur.

***

Azka membiarkan adiknya turun ia hanya memandangnya dengan tatapan sendu.

"Sampai kapan lo kayak gini terus gak pernah peduli sama diri lo sendiri gue gak mau kehilangan lo karena gue sayang sama lo"katanya dalam hati.

Drrrt Drrrt

Getaran di hp Azka mampu menyadarkan dari lamunannya. Ia mengambil benda pipih itu dari saku celananya dan terdapat notif pesan dari hendra.

Ayah : rion mau melakukannya kan?

Saya : ya dia melakukannya.

Ayah : bagaimana hasilnya?.

Saya : buruk.

Ayah : seberapa buruk?.

Saya : hanya buruk. Kapan ayah dan bunda pulang aku dan rion merindukan kalian.

Ayah : jangan sekarang azka ayah dan bunda masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan disini.

Azka menaruh hpnya ia kesal pada kedua orang tuanya bukankah sesibuk apapun mereka seharusnya sedikit saja meluangkan waktu untuk berkumpul dengan anak-anak mereka. Mungkin penyakit gila kerja mereka semakin kronis yasudahlah mungkin suatu saat mereka akan sadar dengan sendirinya.

Dari pada pusing memikirkan itu mending ia melihat keadaan adiknya sekarang. Azka menatap sendu kearah adiknya yang sedang terlelap begitu tenang. Dia mendengus dan mencibir adiknya itu.

"Dasar batu"

Setelah melihat keadaan adiknya azka melangkahkan kaki kearah kamar dan tujuannya sekarang bukan tidur tapi balkon kamarnya mencari ketenangan. Ia menatap bintang ,dia suka langit malam indah dan menenangkan. Setelah puas menatap bintang azka menuju kasur dan tidur.

***

Sinar matahari menerobos masuk ke celah-celah jendela kamar azka.

"Perasaan baru sebentar gue tidur"

Tok tok tok
Terdengar ketukan pintu dari luar.

"Den azka bangun den udah pagi nanti telat ke sekolahnya loh den"

"Lima menit lagi bi masih ngantuk"

"Kalau pakek cara itu dia gak bakal bangun bik"kata rion sambil memasuki kamar kakaknya itu.

"Eh tuyul bangun lo, kalo gak bangun gue buang gitar kesayangan lo"

"Anjir"

"Sana cepet mandi gue berangkat bareng elo motor gue lagi dibengkel"

Azka berjalan kekamar mandi dan bersiap untuk kesekolah sedangkan rion lebih memilih menunggu di mobil. Tak butuh waktu lama azka keluar rumah dan langsung menuju mobilnya.

"Ayo buruan keburu telat ntar kena hukum sama pak botak"katanya sambil masuk ke mobil.

"Woy yang lama siapa"katanya malas sambil memasuki mobil kakaknya.

Sungguh menyebalkan bukankah yang akan membuat mereka telat adalah azka kenapa seolah-olah dirinya lah yang akan membuat mereka telat yasudahlah untung azka kakaknya kalau nggak mungkin sudah ia tenggelamkan ke laut untuk makanan ikan hiu.

"Menyebalkan"cibirnya sambil memainkan benda pipih yang ia pegang.

Azka menahan tawa saat melihat wajah murung adiknya sungguh lucu seperti anak kecil kehilangan permennya. Jika saja adiknya sedang tidak bad mood mungkin saat ini ia sudah tertawa keras namun untuk saat ini ia lebih memilih menahannya jika kalau tidak bisa-bisa ia bonyok ditangan adiknya sendiri.

***

Koridor sekolah telah sepi seharusnya jika ada siswa yang lewat sini mungkin akan berlari untuk segera ke kelas tapi tidak untuk mereka berdua kakak beradik itu santai lebih dari kata santai seakan tidak tau apa-apa padahal sudah jelas mereka terlambat masuk kelas.

"Gue bolos lo ikut gak?"ajak azka

"Gue ada ulangan"

"Gue yakin lo gak akan di kasih masuk sama tuh guru"

"Crewet"

Rion [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang