tertawa

37 5 2
                                    

Hari ini sungguh melelahkan bagi Shofie. Hari pertama masuk saja sudah banyak kejadian yang tak terduga, apalagi besok. Tiba-tiba ia teringat kejadian di kantin, wajah Galuh yang kepedasan karena ulahnya. 

"Hahaha...." Tidak tahan membayangkannya, Shofie tertawa sendiri.

Yang tadinya susana dalam mobil hening tidak ada pembicaraan,hanya ada suara musik yang sengaja dinyalakan dari tadi. Tiba-tiba terdengar tawa Shofie membuat Aluna tidak konsen menyetir. Aluna menoleh sebentar melihat bangku penumpang disebelahnya. Memastikan apakah anaknya ngelindur tertawa saat tidur atau tidak, tapi ternyata dugaannya salah. Shofia jelas-jelas tidak tidur dan tertawa sendiri. Dengan ragu dia memanggil. "Shof... Shofie??" 

"Haha... a-pa ma-ah? hahaha...." Jawab Shofie sambil menahan tawanya tapi tidak bisa dia masih saja tertawa.

"Kamu kenapa ketawa sendiri? jangan bikin mamah takut ih." Tanya Aluna bergidik ngeri.

"Hahahaha...."  Bayangan wajah Galuh terus terngiang-ngiang di benaknya. Menjadikan Shofie tidak berhenti tertawa, malah semakin keras.

Aluna langsung menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan langsung memejamkan mata, mulutnya mulai berkomat-kamit membaca doa. Melihat Aluna berlaku aneh, Shofie langsung berhenti tertawa.

"Mah? kenapa?" Shofie menyentuh bahu Aluna.

Takut-takut Aluna membuka matanya perlahan dan mulutnya masih saja mengucap doa. Sontak Shofie langsung kembali tertawa. Dan saat itu pula Aluna semakin kencang membacakan doa.

"Mah... aku ngga kesurupan." Jelas Shofie yang masih geli melihat tingkah Aluna yang ketakutan.

Aluna masih menatapnya tidak percaya, dia mengira Shofie berbohong. Shofie yang mengetahui Aluna tidak meresponnya ia langsung menggenggam tangan Aluna. "Mah.. ini beneran Shofie. Shofie yang waktu itu pernah nyuci piring tapi sabunnya pakai sabun mandi." Mendengar perkataan Shofie,  Aluna langsung percaya dan memeluk Shofie. Karena tidak mungkin ada makhluk gaib yang  merasuki anaknya mampu berkata hal konyol seperti itu.

"Mah... udahan meluknya sesek." Perlahan Aluna melepaskan pelukannya dan menatap anaknya dengan penuh tanda tanya meminta penjelasan.

"Iya-iya Shofie tadi ketawa sendiri, soalnya tadi di sekolah ada pengampu kelas Shofie namanya kak Galuh. Dia tu nyebelin banget, sukanya nyuruh-nyuruh. Yauda waktu dia nyuruh Shofie beli bakso, Shofie tuangin lima sendok sambel biar tau rasa. Pas udah aku kasih baksonya, dia nanyain mana minumannya. Terus Shofie beliin deh, eh pas balik tiba-tiba ada orang yang ngambil paksa gelas di tanganku. Ternyata kak Galuh yang ambil. Dan langsung diminum brutal sampe air nya tumpah-tumpah ke bajunya. hahaha... pokoknya ya mah lucu liat wajahnya yang kepedesan, sambil melet-melet terus minum lagi. Hahaha...." Jelas Shofie panjang lebar. Dan Aluna hanya menggelengkan kepalanya mengetahui kejahilan anaknya.

"Besok gaboleh gitu lagi." Ucap Aluna memperingatkan.

Shofie pun langsung membela dirinya "Dia itu nyebelin mah.... Nyuruh-nyuruh Shofie mulu." 

"Kemaren diberita ada yang mau meninggal gara-gara kepedasan. Kamu mau tanggung jawab kalo dia meninggal gara-gara kamu kasih sambel kebanyakan?" 

"Serem ah mah. Masa ada yang sampai begitu?" Tanya Shofie tidak percaya.

"Di bilangin kok ngga percaya, yaudah." 

Shofie langsung diam memikirkan jika hal itu benar-benar terjadi pada Galuh dan dirinya. Tidak lucu masuk berita Galuh meninggal gara-gara makan sambel kebanyakan, dan pembunuhnya adalah dirinya.

"Iya deh mah ngga bakal ngulangin lagi, maaf ya...." 

"Kok minta maaf ke mamah, ya ke pengampu kelasmu. Siapa namanya Galih? apa Galuh?" 

Right HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang