Setelah Sofhie menemui Bu Ida selaku wali kelas sementara, sebagai ketua kelas ia harus cepat menyampaikan pesan dari Bu Ida bahwa besok teman-temannya harus sudah mengumpulkan data diri yang telah diberikan kemarin senin.
Karena kejadian kemarin dimana dirinya berani angkat bicara dengan pengampu kelasnya, seluruh murid M-5 serempak memilih Shofie sebagai ketua kelas. Sempat Shofie menolak dengan berbagai alasan, tetap saja tidak ada yang mau menggantikannya. Dengan berat hati ia menerimanya.
"Perhatian-perhatian." Ucap Shofie sambil mengetuk-ngetukan spidol kepapan tulis, meminta waktu sebentar.
Yang tadinya kelas terdengar gaduh, sekarang mulai mereda dan mulai memperhatikan Shofie di depan kelas.
"Tadi Bu Ida bilang, besok hari terakhir buat ngumpulin data yang di kasih kemarin senin. Kalo hari ini ada yang bawa bisa di kumpulin ke gue."
"Okei.... "
"Nee.... "
"Siap boscuuu."
"Elah kirain apaan, lanjut gosipnya."
Ucapan demi ucapan respon anak kelas M-5 yang berbeda-beda. Dan ini lah salah satu hal yang membuat Shofie malas sebenarnya menjadi ketua kelas, jika sudah berbicara di depan pasti ada saja yang memperhatikan dan meremehkannya.
Shofie berjalan menuju bangkunya yang terletak di belakang pojok kanan. Karena menjadi ketua kelas membuat dirinya harus duduk di belakang. Tapi tidak tanpa alasan Shofie duduk dibelakang, dari tempat duduknya ia tetap ditugaskan mengawasi keadaan kelas. Karena Shofie tidak suka duduk di depan, jadi itung-itung itu keuntungannya menjadi ketua kelas.
"Shofie.... " Panggil Loli teman sebangku Shofie sejak awal masuk sekolah.
Mendengar namanya dipanggil Shofie menoleh. "Apa?"
"Tadi kak Galuh nyariin elo." Jelas Loli.
Shofie mendengus kesal, lagi-lagi kak Galuh. Kenapa dia mencarinya, apa gara-gara masalah tadi pagi. Pikiran Shofie kemana-mana. "Apaan lagi coba? Terus kenapa gue yang di cari?" tanya nya heran.
Loli tersenyum geli mengingat apa yang diceritakan Shofie tadi pagi tentang kejadian yang dialami Shofie kemarin. Loli pikir Shofie tidak akan di hukum, ternyata sama saja. "Jadi tadi Kak Galuh dateng sama Kak Nino, mereka nyampein kalau ketua kelas di suruh dateng ke ruang media nanti jam istirahat pertama."
"Tuh kan, males gue jadi ketua kelas. Elo ajadeh yang dateng."
Loli terkekeh, "Ih ogah kan elo yang ketua kelas kenapa jadi gue. Udah lah lagian besok juga hari terakhir jadi ketua kelas. Ntar kan kelas bakal diacak lagi."
"Males ketemu Kak Galuh." Alasan terbesar Shofie menolak datang di pertemuan ketua kelas.
"Ah masa males, Kak Galuh ganteng loh...." Ucapan Loli yang langsung mendapat tatapan tajam dari Shofie.
"Hehehe peace. Demi kelas Shof, Ayolah.... " Loli memohon sambil menggoyang-goyangkan lengan Shofie.
Shofie memutar bola matanya malas. "Iyaiyaa." Ucapnya malas.
"Yeayyy!!" teriak Loli tepat ditelinga Shofie, sontak Shofie menyentil jidatnya.
"Aw...." Rintih Loli sambil mengusap-usap jidatnya, "senyum dong.... " Ucap Loli jail yang tidak kapok mendapat sentilan Shofie.
"Gue sentil lagi nii.... " Ancam Shofie yang sudah siap-siap menyentil dahi Loli.
"Sinii kalo beranii.... Wlee" ejek Loli yang sudah lari ke depan kelas.
"Awas ya lo kalo sampe ketangkep, gue sentilin jidat lo sampe merah. " Shofie mulai mengejar Loli yang terus-menerus menjulurkan lidahnya. Shofie gemas melihat kelakuan Loli seperti anak kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/133059233-288-k617798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Here
Fiksi RemajaTidak akan ada yang tahu bagaimana masa SMA kita yang terjadi dengan waktu yang cepat, tapi memiliki begitu banyak cerita di dalamnya. 🕊🕊🕊