Dikamar aku benar-benar gelisah, sudah hampir tiga jam mereka belum pulang, apa keadaan Risa se parah itu? Apa ginjalnya sudah rusak parah
Menghela nafasku, aku mengambil handphone ku dan menghubungi dokter rumah sakit, om Adi
Telfon dari ku tidak kunjung diangkat, apa om Adi masih menangani Risa? Namun di panggilan ketiga telfon ku diangkat
“Lisa, ada apa? ”
Aku bingung ingin menjawab apa, rasa canggung tiba-tiba menyeruak begitu saja
“Gimana keadaan… Risa? ” aku bertanya canggung
Diam sebentar hingga aku mendengar helaan nafas dari sebrang sana, apa separah itu?
“Risa udah boleh pulang besok pagi, tapi dia sangat butuh donor ginjal. Ginjalnya itu sudah rusak, rusak parah. Satu-satunya cara ya dia harus mendapatkan dua donor ginjal sekaligus. ”
Aku terdiam, jadi separah itu
“Risa bisa bertahan sampai kapan? ”
“…”
Om Adi tidak menjawab, itu membuatku takut. Otakku berpikiran negatif sekarang
“Om? ”
Aku tidak ingin apa yang sedang aku pikirkan menjadi kenya—
“2 minggu, ”
“…”
“…”
Kami berdua terdiam dengan sambungan yang masih menyala, pikiranku berkecamuk memikirkan berbagai cara agar Risa bisa dengan cepat mendapat 2 ginjal yang cocok dengannya
Aku menghela nafasku, satu-satunya cara hanya itu
“Om nanti Lisa ke rumah sakit ya ada yang mau Lisa omongin dan jangan kasih tau mama, papa dan Risa soal penyakit Lisa. Cukup om, Lisa dan Tuhan yang tau. ”
Disebrang sana om ku berdeham pelan, sepertinya dia ingin protes namun dia tau itu akan percuma. Aku dan keras kepala ku tidak bisa dibantah
“Yaudah dateng aja, sekarang Lisa tidur inget jangan lupa minum obat, senggaknya Lisa berjuang sembuh demi Om dan Mona, tenang om gak bakal cerita kok. ”
Aku kembali terdiam,
Obat ya?
Aku sudah menyerah dengan segala pengobatan dan obat-obatan dari tiga bulan yang lalu, karna aku merasa itu percuma. Aku tidak akan sembuh.
'Obatnya bahkan masih utuh, ' gumamku
“Iya, ”
Dan aku memutuskan sambungan telfon, mengabaikan perkataan pamanku tadi aku kembali menaruh handphone ku diatas naskah menchargernya lalu merebahkan tubuhku diatas kasur
Aku sudah putus asa
Dan merasa lelah
Lelah dengan semuanya, dengan kesakitan yang aku rasakan seorang diri dan rasa sepi yang selalu aku rasakan.
Aku sudah memutuskan untuk menyerah
🌹
Sabtu pagi hari ini saat aku turun kebawah mereka sudah pulang dan sedang sarapan, kakak perempuanku itu belum memakan sarapannya seperti biasa setiap sarapan di sabtu dan minggu pagi ia akan menungguku dahulu agar bisa makan bersama tidak seperti kedua orangtuaku.
“Pagi Lisa, ”
Risa menyapaku saat aku duduk dikursi makan, kami berhadapan
“Pagi, ” aku balas menyapanya dan memulai sarapanku
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone [END]✓
Teen FictionAkan aku ceritakan pada kalian tentang aku si perempuan penyakitan yang hanya ingin kasih sayang kedua orang tua ku. ©AyuWayuni