4.

11.7K 599 18
                                    

Ini hari minggu, pagi ini keadaan Risa semakin kritis kakakku itu benar-benar membutuhkan ginjal dan aku takut ia tidak bisa bertahan

Aku memasuki sebuah rumah tingkat tiga yang berjauhan dengan rumah yang lain, itu markas RedDevils sengaja berjauhan agar jika saat kami berkumpul para tetangga tidak terganggu oleh keberisikan kami.

Aku sudah menghubungi Arga menyuruh semua anggota kumpul, RedDevils memang terkenal namun kami baru memiliki 135 anggota, 5 anggota inti termasuk aku dan sisanya anggota biasa namun skill mereka bisa dikatakan tinggi. Ya anggota kami memang sedikit tidak seperti gangster yang lain yang bisa 200 lebih, karna kami benar-benar ketat dalam menyeleksi anggota, takutnya ada mata-mata dari gangster lain.

Semuanya berkumpul dilantai tiga, lantai tiga memang dibangun khusus untuk berkumpul beramai-ramai jadi satu lantai itu plong dan sangat luas supaya bisa menampung 135 orang.

“Ada yang gabisa dateng? ” tanyaku pada Rio

Rio mengangguk “Dua orang, Alex izin jagain ibunya dirumah sakit, Azril dirumah jagain adiknya yang masih kecil. ”

Aku mengangguk paham, sebenarnya aku tidak masalah jika yang datang hanya sebagian karna aku tau mereka pasti memiliki kesibukan yang lain tapi mengingat aku jarang sekali meminta berkumpul ramai-ramai jadi mereka semua datang ya kecuali dua orang tadi

Ah dan juga kami memiliki 12 anggota perempuan ditambah aku jadi 13

“So gua mutusin buat lengser, ”

Hening

Para anggota lain terdiam, mereka semua menatapku meminta penjelasan

“Gua gabisa jelasin kenapa, mungkin 2 hari setelah ini kalian bakal tau. Dan kandidat yang gua pilih Rio, mengingat dia wakil sekaligus tangan kanan gua. Kalo ada yang gasetuju angkat tangan dan bilang alesannya apa, ”

“…”

Suasana hening sekali, aku menatap mereka bingung,

“Kenapa harus diganti? Emangnya lo mau kemana? ” Rio bertanya padaku, yang dibalas iya an dan anggukan anggota lain

“Gue bakal pergi, ” jawab ku lirih

“Ini pasti ada hubungannya dengan penyakit lo? ” itu suara Bima, laki-laki bongsor si pemegang sabuk hitam karate

Aku tersenyum miris, mereka mengetahui tentangku lebih dari apapun

“Lisa, ”

Aku menoleh, Kevin memanggilku dengan suara beratnya membuat yang lain mengalihkan perhatian nya ke arah Kevin. Penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh si pendiam itu

"Don't go,

Aku tercekat, diam tidak bisa membalas. Perkataan Kevin membuatku membuang muka, mengalihkan pandangan

Aku juga tidak mau pergi tapi waktuku hanya sampai disini, hanya sampai di tahun ini.

❤️

Aku duduk dibangku taman sendirian, menikmati waktu sendiri dipagi hari ini. Jam masih menunjukkan pukul 9 pagi.

Aku terkekeh saat kembali mengingat kejadian langkah dimarkas, ya bagaimana tidak setelah Kevin mengatakan aku tidak boleh pergi ruangan itu dipenuhi oleh isakkan.

Mereka semua menangis, semuanya kecuali Rio bahkan Kevin si pendiam dan Regal yang jarang mengekspresikan dirinya tadi menangis.

Mereka memisahkan diri dari yang lain tidak mau ada yang melihat jika mereka menangis.

Namun aku melihat dua orang laki-laki itu berdiri disudut ruangan, agak berjauhan dan menyenderkan punggung mereka di dinding.

Alone [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang