2. Mimpi

711 22 0
                                    

Jam istirahat adalah waktu yang paling disukai setiap siswa. Dimana mereka bisa bebas, tidak lagi mendengar penjelasan guru yang bagi mereka terdengar seperti dongeng pengantar tidur. Banyak siswa yang mulai berhamburan keluar kelas. Entah pergi ke kantin, perpustakaan, lapangan basket, atau pergi ke kelas gebetan. Tapi tidak dengan Ata, dia masih sibuk mencatat rumus peluang di papan tulis.

"Gue mau ke kantin, lo ikut ga?"tanya Luna yang sudah selesai mencatat dari tadi.

Ata menggeleng pelan.

"Gue nitip susu cokelat sama roti aja deh."suruh Ata.

"Ya udah, ntar gue beliin. Gue pergi dulu ya!"pamit Luna.

Ata mengangguk, menatap kepergian Luna lalu melanjutkan aktivitas mencatatnya.

"Sejujurnya, gue ngga tau apa yang gue catet saat ini."ucap Ata pada dirinya sendiri.

Setelah beberapa saat, akhirnya Ata selesai mencatat.

"Akhirnya selesai juga!"ucap Ata melega.

Ata meregangkan tangannya, mencoba menghilangkan rasa pegal setelah mencatat kumpulan rumus yang tidak dimengerti oleh otaknya. Ata terlihat menguap sesekali. Ia merasa mengantuk setelah berkutat dengan buku catatannya.

"Mending gue tidur selagi nunggu Luna."

Ata mengambil tasnya untuk dijadikan bantal. Kemudian ia menenggelamkan wajahnya, mencoba terlelap untuk beberapa saat.

~~

Pantai berpasir putih yang cantik. Angin yang berhembus membuat pohon kelapa seakan melambai-lambai. Seorang gadis berparas cantik berdiri di pinggir pantai dengan mata terpejam.

"Ata!"

"Ata!"

Panggil seseorang. Ata menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pria tengah berlari menghampirinya. Wajah pria tersebut tidak jelas karena jarak Ata dan pria tersebut sangat jauh. Tapi Ata dapat mendengar suara pria tadi memanggil namanya. Ata tersenyum. Senyum paling manis dan tulus yang jarang ia tampakkan ke orang-orang.

Pria tadi memanggil nama Ata berkali-kali dan membuat pemilik nama tersebut semakin mengembangkan senyumnya.

~~

Ata terbangun dari tidurnya. Ia mengerjap beberapa kali. Ia masih kepikiran dengan mimpinya barusan.

"Perasaan mimpi gue kayak nyata banget. Trus, cowok tadi...siapa?"tanya Ata bingung pada dirinya sendiri.

Tanpa Ata sadari, Luna sudah berada di sampingnya sejak tadi.

"Woi!ngomong apaan sih?"

Ata terlonjak kaget. Ia melotot pada Luna.

"Luna! bisa kan kalo ga ngagetin gue?"

Yang dimarahi malah tertawa. Ata menaikkan sebelah alisnya. Temannya ini memang paling bisa membuat tekanan darahnya naik.

"Kok lo malah ketawa sih?"

"Ya abis ekspresi kaget lo tuh lucu banget tau ." ucap Luna sambil menirukan ekspresi Ata yang menurutnya sangat lucu.

"Bodo Lun, bodo!"ucap Ata kesal.

"Oke oke. Lo mikirin apaan sih?"sekarang Luna mulai serius.

Ata nampak berpikir sebentar.

"Gue tadi mimpi..."

"Iya mimpi apa?"

"Gue tadi mimpi, tapi rasanya nyata gitu."

Lunamenatap kesal sahabatnya itu.

"Iya gue tau. Trus lo mimpi apaan?"

"Lah kok lo tau kalo gue abis mimpi?"

Demi Upin Ipin yang ga gede-gede, Luna ingin sekali menceburkan sahabatnya ini ke kali.

"Ta, plis deh ga usah bego bego gitu. Lo baru aja bilang dua kali abis mimpi ke gue."

"Lah iya?kapan?"tanya Ata polos.

Demi apapun Luna ingin sekali mencekik sahabatnya ini.

"Bodo Ta, bodo! boros ngomong sama lo!"

Luna memilih memakan snack yang ia beli tadi daripada harus ngobrol dengan Ata.

"Yeu ngambekan. Baperan amat sih neng."ucap Ata lalu mencolek dagu Luna.

"Plis deh Ta! cantik boleh, bego jangan."

"Iya iya galak amat."

"Jadi gini, tadi gue mimpi, gue lagi ada di pantai. Tiba-tiba ada cowok lari-lari ngehampirin gue sambil teriak manggil nama gue. Wajahnya tuh ga jelas, soalnya jarak gue sama cowok itu jauh."jelas Ata.

"Trus?"

"Trus, di mimpi gue, gue keliatan bahagia banget waktu cowok itu manggil nama gue. Gue bisa liat, gue yang di mimpi senyum. Abis itu udah, gue bangun."jelas Ata lagi.

"Lu ga kenal sama suara cowok itu?"

Ata menggeleng. Ia sama sekali tidak tahu suara pria yang ada di mimpinya tadi.

"Ya udah lupain aja. Lagian cuma mimpi kan."

"Ih Lun. Ini tuh kerasa nyata. Gue mimpi tapi kayak ga mimpi tapi sebenernya gue mimpi."

"Iya iya terserah lo aja. Udah itu titipam lo buruan makan."suruh Luna.

Ata mengangguk. Kemudian membuka roti yang dibelikan Luna. Memikirkan mimpinya barusan membuat perut Ata lapar.

"Ata! lo dicariin sama Bu Susi. Disuruh ke kantor katanya."kata Gea teman sekelas Ata di depan pintu.

"Ya Allah, ini belom kegigit lho."ucap Ata sedih.

"Ya udah buru makan, trus samperin Bu Susi."

"Iya iya."

Ata kasian ya, belum juga kegigit rotinya😂

In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang