6. Permulaan (Ajun)

407 16 0
                                    

Setelah 20 menit terjebak macet, akhirnya mereka sampai di lingkungan perumahan Ata. Hujan juga sudah reda.

"Itu rumah gue." Ata menunjuk sebuah rumah tingkat 2. Rumahnya terlihat asri karena terdapat banyak tumbuhan disana.

Mobil Ajun berhenti tepat di gerbang rumah Ata. Ata melepaskan seatbeltnya.

"Makasih ya udah nganterin gue." ucap Ata.

"Sama-sama." balas Ajun tak lupa dengan senyum manisnya hingga membuat Ata menjerit dalam hatinya.

"Ya Gusti ganteng banget!" jerit Ata dalam hati.

"Mau mampir dulu?" tawar Ata, tapi Ajun menggeleng.

"Ngga usah. Kapan-kapan aja gue mampirnya." jawabnya.

"Ya udah, kalo gitu gue masuk dulu ya." pamit Ata.

Ketika hendak keluar dari mobil, Ajun meraih tangan Ata, membuat Ata kembali menoleh padanya. Ata memandang Ajun dengan tatapan bertanya 'apaan'.

"Boleh minta nomer lo?" satu pertanyaan membuat Ata berpikir keras.

"Nomer apa nih? nomer rekening? NISN? nomer KK? apaan?" tanya Ata dalam hati.

Ajun yang melihatnya tertawa. Ia merasa tahu betul apa yang sedang dipikirkan gadis tersebut.

"Nomer HP lo Ta. Ya ampun." ucapnya diselingi dengan kekehannya.

"Oh nomer HP toh. Boleh, nih catet sendiri." Ata menyerahkan ponselnya kepada Ajun. Dengan cepat, Ajun menekan tombol di ponselnya lalu menyimpan nomor tersebut di kontaknya. Setelah selesai, ia mengembalikan ponsel Ata.

"Nanti gue chat ya." ucapnya dengan senyumnya yang menenangkan jiwa.

Ata mengangguk, lalu segera keluar dari mobil.

"Ata!" panggil Ajun. Ata berbalik.

"Good night ya!" ucapnya lalu segera meninggalkan rumah Ata.

Ata mematung di tempat. Ucapan Ajun tadi membuat pipi Ata memerah bagai tomat yang sudah masak. Tapi dengan cepat Ata menggeleng.

"Ngga Ta. Jangan baper dulu." ucapnya meyakinkan dirinya sendiri.

Ia segera melangkah masuk ke rumahnya.

"Mama! Mama!" panggil Ata.

Mama Ata yang sedang berada di dapur segera keluar dan menyambut puteri kesayangannya.

"Kamu kok baru pulang? trus pulangnya gimana?" tanya Mama.

"Kan tadi ujan Ma. Ata tuh udah nunggu angkot lama banget. Mama sama Bang Ando, Ata telpon ngga di jawab." jelas Ata.

"Maaf ya, Hp Mama tadi ketinggalan dirumah. Mama pergi ke rumah Oma tadi. Trus, kamu pulangnya gimana?"

"Untung aja ada kakak kelas baik hati yang mau nebengin Ata."

"Syukurlah kalau gitu. Ya udah cepet mandi trus makan ya." suruh Mama.

"Siap Bos!" hormat Ata.

Mamanya tertawa melihat kelakuan anak perempuannya itu. Ata segera pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas. Pintu kamar Ata terdapat papan pengumuman kecil yang bertuliskan 'Kamar Ata. Dilarang masuk sebelum dapet ijin.' Kamar Ata tidak terlalu luas. Dengan cat warna putih dan beberapa wall sticker tertempel apik. Banyak storage di kamar Ata. Semuanya tertata rapi.

Ata menaruh tasnya di kasur lalu segera mengambil handuk dan mandi.

~~~

Selang beberapa menit, Ata sudah selesai. Lengkap dengan kaos polos yang oversized dan celana pendeknya. Rambutnya ia cepol ke atas supaya tidak mengganggu. Ata turun ke bawah dan mendapati abangnya yang baru saja pulang kuliah.

In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang