4. Percaya

473 15 0
                                    

"Aku selalu bertanya pada Tuhan, siapakah laki-laki yang akan memiliki hatiku kembali. Dan jawabannya ada di mimpiku."

~Atala Syafa~

~~~

Seorang gadis sedang melihat pantulan dirinya di cermin. Sesekali ia merapikan rambutnya yang baru saja ia tata. Senyum gadis tersebut tak pernah luntur. Ia juga bersenandung ria, sementara tangan kananya sedang memoleskan lip tint ke bibir mungilnya. Setelah selesai, ia segera berjalan keluar rumahnya.

Pintu rumahnya langsung menuju ke arah pantai. Pantai berpasir putih, air laut yang berwarna biru, angin yang berhembus tidak terlalu kencang. Bulan sabit masih setia menghiasi wajahnya.

Sebuah lengan memeluknya dari belakang. Gadis itu semakin mengembangkan senyumnya. Orang tadi menaruh pundaknya diatas bahu si gadis. Mereka berdua menikmati waktu mereka saat ini. Tidak ada seseorang yang bisa menganggu romantisnya mereka berdua. Orang tadi semakin mengeratkan pelukannya.

Air laut membasahi kaki mereka. Mereka masih setia pada posisi ternyaman. Tiba-tiba pria tadi melepaskan pelukannya lalu mengubah posisinya menjadi menghadap si gadis. Wajah mereka cukup dekat, si gadis hanya bisa menutup matanya menanti momen yang akan terjadi selanjutnya. Pria tadi semakin mendekatkan wajahnya. Semakin dekat, hingga nafas si gadis terasa di wajahnya.

Pria tadi berhenti sebentar lalu memegang wajah si gadis lalu mendekatkannya dan...

"ATA BANGUN!!" mata Ata langsung terbelalak kaget.

Saat kepalanya mengarah kedepan, ia mendapati Pak Toto menatap tajam ke arahnya. Beberapa teman sekelasnya juga menatapnya. Ata hanya bisa menunduk.

"Ata keluar kelas, sekarang juga!!" bentak Pak Toto.

"Loh pak?"

"Masih mau ngelawan saya,hah?!"

"Engga pak." jawab Ata pelan.

"Keluar sekarang juga!" suruh Pak Toto selali lagi.

"Iya pak." jawab Ata pelan lalu berjalan keluar kelas.

Ata menutup pintu kelas, lalu berdiri di luar kelas. Ia menggerutu sendiri. Bisa-bisanya dia tidur di jamnya Pak Toto. Guru Fisika paling killer. Sekali ketahuan tidur, atau tidak memperhatikan materi beliau, langsung disuruh keluar. Ata merutuki nasibnya saat ini.

"Goblok lo Ta, goblok. Bisa-bisanya lo tidur di jamnya Pak Toto." Ata menyalahkan dirinya.

"Lo cari mati namanya." ucap Ata pada dirinya sendiri.

"Argh sial!"

~~~

Sekitar 2 jam pelajaran, Ata masih menunggu di luar. Sampai akhirnya bel pergantian pelajaran berbunyi. Ata menghela nafas lega, lalu mengangkat kedua tangannya ke atas kepala.

"Akhirnya Tuhan!"

"Akhirnya apa?!"

Ata terlonjak kaget. Pak Toto sudah keluar dari kelas. Kepala Ata kembali menunduk. Pak Toto hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan muridnya itu.

"Maaf pak." ucap Ata pelan.

"Sebagai permintaan maaf, tulis permintaan maaf, alasan, dan janji kamu sebanyak 1 folio dikumpulkan besok pagi."

Ata mengerjap. 1 folio? yakin?. Telinganya tidak salah tangkap kan? 1 folio, ditulis tangan. Sungguh luar binasa.

"Pak... Pak..., yakin 1 folio? ngga selembar aja?" tanya Ata memastikan.

In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang