fajar yang mulai menyingsing di ufuk timur berhasil membuat semburat merahnya menelisik masuk kedalam kamar ini.
Mataku yang belum terbiasa menerima pancaran sinar sang fajar ini membuat aku mengerjab kerjabkan mata.
Sudah pagi lagi? Bukankah baru saja aku tidur?
Mataku kembali berpendar.
Kini terlihat jelas.
Kamar beraksen maskulin dengan segala perabotannya yang berwarna serba hitam dan putih terlihat lebih mendominasi.
Aku tahu, pasti ini kamar om. Om apapun itu namanya karena aku sudah lupa dengan nama om yang kini masih tertidur di sampingku.
Eh sebentar..
What? Tidur? Satu ranjang dengan ku?
Serta merta mataku beralih menatapnya yang sudah terbangun Rrr..
Mata emasnya menatapku dengan seksama.
Dan kini aku berhasil blushing.
Pipiku kembali terasa panas, dengan keadaan tubuhku yang mendadak salah tingkah.
"Kenapa memandang kael seperti itu!" seruku hendak bangkit dari ranjang.
Namun, cekalan tangannya yang sangat erat di lenganku membuat aku kembali terhempas ke ranjang.
"Apa lagi?" tanyaku memaksa.
Namun ia hanya tersenyum dengan wajah yang sexy!
Ya aku sadar akan hal itu!
Om yang tidak ku ketahui namanya ini memang sangat hot uncle!
Apalagi saat malam tadi?
O_o
"Kenapa kau blushing?" tanyanya dengan suara serak.
Khas khas orang bangun! Aku tahu itu
"Tidak!" seruku dengan menggelengkan kepala.
Namun bukan lah bandot tua, jika ia tidak kembali bertanya.
"Mana mungkin tidak, aku tahu kau sedang memikirkan sesuatu kan!" tuduhnya.
Itu membuat harga diri occeana tergores!
"Mana mungkin aku mempunyai fikiran itu! Ah sudahlah berbicara dengan om tidak akan ada faedahnya!" jeritku. Tanganku sudah berhasil mendorong dadanya agar segera menyingkir.
Sementara aku segera bangkit, dan orang itu tertawa.
"Aku tahu itu koala!" cicitnya yang berhasil menghentikan langkahku.
"Semerdeka mu saja om!" sontak tawanya kembali meledak-ledak di pagi ini.
..
Tok.. Tok.. Tok..
Entah sudah keberapa kalinya, diluar sana seseorang dengan semangat mengetuk-ketuk pintu toilet.
"Ada apa lagi sih om!" jeritku dari dalam sini.
Aku tahu! Ya aku tahu.
Astaga!
"Are you okay?" tanyanya. Aku tahu, didalam suaranya aku mendapatkan sesuatu yang menenangkan.
Seperti rasa cemas, ehh?
"Bukakan pintunya." pintanya.
Yatuhan! Mana mungkin!!
"Are you crazy! Aku tidak akan membukakannya!" jeritku.
Demi apapun, di dalam sini tidak ada pakaian atau handuk yang bisa aku kenakan!
KAMU SEDANG MEMBACA
POSSESSIVE UNCLE (Marry Me uncle?) [3] END
عاطفية|| END || Tersedia di DREAME -------------------------------------------- -------------------------------------------- 18++ Seseorang berjalan dengan tergesa-gesa demi mengejar sesuatu menuju lorong demi lorong apartemennya. Kaki jenjangnya terlih...